Upacara
Tepuk Tepung Tawar
Upacara Tepung tawar,upacara ini biasanya dilakukan untuk menyatakan
syukur pada saat-saat seseorang yang berasal dari Suku Melayu mengalami hal-hal
sebagai berikut:
1)Sembuh dari
sakit.
2)Lulus dari
ujian atau sekolah.
3)Sebelum
atau setelah acara pernikahan.
4)Setelah
wisuda atau lulus jadi sarjana.
5)Selamat
dari kecelakaan
Dari penjelasan yang saya dapatkan dari situs di internet dalam adat
Istiadat Melayu, Tepung Tawar artinya untuk menghapuskan atau membuang segala
penyakit. Sumber lain menyebutkan tepung tawar dilakukan sebagai perlambangan
mencurahkan rasa kegembiraan dan sebagai rasa syukur atas keberhasilan, hajat,
acara atau niat yang akan atau yang telah dapat dilaksanakan, baik terhadap
benda bergerak (manusia) maupun benda mati (yang tidak bergerak).
Adapun peralatan atau kelengkapan tepung tawar yang digunakan oleh
masyarakat Melayu secara garis besar terdiri dari tiga bagian pokok, yaitu:
- Ramuan
Penabur
- Ramuan
Rinjisan
- Pedupaan
(perasapan)
RAMUAN
PENABUR
Di atas wadah terletak sepiring beras putih, sepiring beras kuning,
sepiring bertih dan sepiring tepung beras, sebagai pelambang sebagai berikut :
- Beras putih
= kesuburan dan pembasuh diri dari yang kotor.
- Beras
Kuning = kemuliaan, kesungguhan dan keagungan.
- Bertih =
perkembangan, perlambang rezeki yang tumbuh dari bumi dan dari langit.
-Bunga Rampai
= Melambangkan wanginya persahabatan, manisnya persaudaraan, dan harumnya
keakraban.
- Tepung
beras = kebersihan hati.
- Arti
keseluruhan dari bahan-bahan di atas adalah kebahagiaan.
RAMUAN
RINJISAN
Sebuah mangkuk putih (kalau dulu tempurung kelapa puan) berisi air biasa,
segenggam beras putih dan sebuah jeruk purut yang telah di iris-iris.
Tempat/wadah tepung tawar disebut ampar artinya bumi.Di dalam mangkuk tersebut
juga diletakkan sebuah ikatan daun-daunan yang terdiri dari 7 macam daun, yaitu
:
- Daun
Kalinjuhang/jenjuang (tumbuhan berdaun panjang lebar berwarna merah).
Melambangkan penolak bala dan menjauhkan dari hantu, setan serta iblis yang
mengganggu masyarakat serta pembangkit semangat juang yang tinggi.
- Tangkai
pohon pepulut/setawar (tumbuh-tumbuhan berdaun tebal bercabang). Ini
melambangkan sebagai penawar (obat) segala yang berbisa, bisa laut, bisa bumi
dan membuang segala sesuatu yang jahat.Daun ini juga bermakna memulihkan
sesuatu yang rusak atau yang sakit.
- Daun
Gandarusa (tumbuhan berdaun tipis berbentuk lonjong).Daun ini bermakna,
berjuang untuk menahan sesuatu penyakit yang akan datang masuk ke suatu daerah.
Daun ini juga merupakan daun penangkal musuh dari luar, penangkal dari dalam,
penangkal sihir dan serapah, penangkal segala kejahatan yang dibawa setan lalu.
- Daun
ribu-ribu (Tumbuhan melata berdaun kecil bercanggah).Fungsinya sebagai pengikat
diantara daun-daun tersebut, maknanya untuk mengikat segala penyakit yang
datang dan penguat kesatuan dan kebersamaan serta penguat semangat.
- Daun
Keduduk/Senduduk. Maknanya segala penyakit yang datang didudukkan atau
ditaklukkan dan dilumpuhkan.
- Daun
sedingin, Daun ini bermakna akan memberikan kesejukan,ketengan dan kesehatan.
- Pohon
sembau dengan akarnya.Pohon yang memiliki akar yang liat dan sukar dicabut,
mengingatkan kita pada kekuatan dan keteguhan.
Maka ketujuh macam tumbuhan tersebut diatas melambangkan suatu seruan
atau do’a tanpa suara untuk kesempurnaan orang yang ditepung tawari.
Ketujuh daun tersebut diikat dengan akar atau benang jadi satu berkas
kecil sebagai rinjisan. Adapun arti dari bahan-bahan di atas adalah sebagai
berikut :
- Mangkuk
putih berisi air putih bermakna kejernihan.Kadang ada juga yang menggunakan air
mawar, yang terbuat dari aneka daun-daunan yang beraroma wangi seperti pandan,
serai wangi, jeruk purut yang direbus dan airnya dijadikan air pecung.
- Beras atau
bedak beras. Dibuat dari tepung beras yang diadun bersama larutan wewangian
alami dari tumbuh-tumbuhan yang mempunyai makna sebagai pendingin, peneduh
kalbu, dan kesuburan.
- Limau purut
yang diiris tipis, yang mempunyai makna sebagai pemberi kekuatan dan kesabaran
sekaligus membersihkan. Secara keseluruhan diartikan sebagai Keselamatan dan
Kebahagiaan.
Ketiga peralatan ini diaduk menjadi satu dalam satu wadah dan direnjis
dengan menggunakan gabungan alat penepuk yang terdiri dari dedaunan tersebut.
PERDUPAAN
Perdupaan dengan kemenyan atau setanggi yang dibakar dapat diartikan
dengan pemujaan atau doa kepada Yang Maha Kuasa agar permintaan dimaksud dapat
restu atau terkanul hendaknya. Perdupaan ini sangat jarang dilakukan pada
upacara tepung tawar yang ada sekarang ini.
URUTAN
PENEPUNG TAWARAN
Urutan yang menepung tawari adalah dimulai dari ibu bapaknya (serentak)
dan kemudian diteruskan oleh ahli keluarga yang tertua dan terdekat sampai
jumlah yang telah ditentukan semula dengan ketentuan mula-mula yang menepung
tawari adalah kaum laki-laki, kemudian baru giliran kaum wanita.
Anak beru ataupun seseorang yang ditugasi untuk itu, mendatangi dan
menjemput orang yang harus menepung tawari itu serta mempersilahkan beliau
sambil mengiringkannya pula dari belakang ke tempat upacara tepung tawar.
Selesai
melakukan tepung tawar, beliau diantar pula ke tempat duduknya semula dan oleh
anak beru atau orang yang ditugaskan untuk itu memberikan kepada beliau sebuah
“bunga telor berkat”
CARA
MELAKUKAN TEPUNG TAWAR
Orang yang hendak ditepung tawari mula-mula menerima ataupun mengambil
sedikit (sejumput) beras putih, beras kuning, bertih dan bunga rampai, lalu
menaburkannya ke atas hariban atau keliling badan orang yang ditepung tawari,
kadang-kadang disertai dengan ucapan ‘selamat’, “murah rezeki”’ “sehat”’ dan
sebagainya.
Kemudian diambilnya berkas ikatan daun kalinjuhang dan daun lainnya,
dicecahkan ke mangkuk puith yang berisi air dan beras putih serta irisan limau
purut lalu dirinjis-rinjiskannya di atas kedua belah telapaktangan orang yang
ditepungtawari. Selalu juga disertai dengan kata ‘selamat’. Kemudian barulah
diambil sedikit tepung beras tadi dan dioleskan (dilekatkan) ke tapak tangan
yang ditanuri.
Semua acara di atas dilakukan dengan khidmat. Orangtua ada juga merinjis-rinjiskan
berkas ikatan tersebut ke atas ubun-ubun (kepala) anaknya ataupun keluarga
termuda. Ini sebenarnya bersifat kemanja-manjaan saja , bukan kelaziman.
Jika yang ditepung tawari lebih tua atau lebih tinggi kedudukannya di
dalam keluarga ataupun masyarakat dari orang yang ditepung tawari, maka orang
yang ditepung tawari telebih dahulu harus minta terima kasih dan memberi hormat
dengan cara mengangkat kedua belah tangannya sewaktu hendak di tepung tawari.
Yang menepung tawari membalas pula dengan mengangkat kedua belah tangannya
juga, sebagai menerima tanda terima kasih atau penghormatan itu.
Sebaliknya yang akan terjadi, jika yang menepungtawari lebih muda, maka
dialah terlebih dahulu yang harus memberi hormat.
Dalam Upacara ini, penepung tawar terlebih dahulu merenjiskan atau
memercikkan air seikat daun-daun tadi kepada orang yang ditepung tawari.
Selanjutnya mereka menaburkan beras kunyit ke atas orang yang ditepung tawari.
Dari penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan makna dari upacara tepuk
tepung tawar bagi masyarakat Melayu adalah memohon keselamatan dan kebahagiaan
kepada Yang Maha Kuasa baik di dunia maupun di akhirat..
Tepung Tawar ini merupakan salah satu upacara Suku Melayu yang sudah
puluhan kali saya saksikan secara langsung.Tepung Tawar sama sekali tidak dapat
dipisahkan dari kehidupan masyarakat suku Melayu.
No comments:
Post a Comment