Makna
Berkapur Sirih Bagi Orang Melayu
Tradisi makan
sirih merupakan warisan budaya masa silam, lebih dari 3000 tahun yang lampau
atau dizaman Neolitik, hingga saat ini. Budaya makan sirih hidup di Asia
Tenggara.
Pada mayarakat
Puak Melayu, selain untuk dimakan sirih sebagai lambang adat resam dan adat
istiadat Melayu yang telah menjadi suatu kepastian di dalam beberapa upacara
adat kaum di rantau-rantau Melayu. Dari Upacara Pernikahan hingga Pengobatan
tradisi.
Sirih junjung
dihias cantik sebagai sebahagian barang hantaran pengantin dan juga sirih
penyeri kepada pengantin perempuan. Selain itu di dalam upacara resmi kebesaran
istana dan kerajaan juga, sirih junjung memainkan peranan penting, sirih
menjadi penyeri majelis dan mengepalai sesuatu perarakan yang diadakan.
Sirih untuk
dimakan didalam adat resam puak Melayu diletakkan di dalam tempat yang disebut
Tepak Sirih. Tepak terbuat dari kayu berukir, dalam suasana adat tepak
dibungkus kain berhias. Ada pula tepak yang berukir terbuat dari logam
tertentu. Di beberapa rantau Melayu, Cerana juga difungsikan untuk meletakkan
sirih dan pelengkapnya.
Dalam kehidupan
orang melayu dikenal sebagai sebuah tradisi yang disebut dengan berkapur sirih,
yaitu tradisi makan sirih yang diramu dengan kapur dan pinang. Tradisi makan
sirih merupakan warisan budaya masa silam, lebih dari 300 tahun yang lampau
hingga sat ini.
Budaya makan
sirih hidup di Asia Tenggara. Pendukung budaya ini terdiri dari berbagai
golongan, meliputi masyarakat kelas bawah, pembesar negara, serta kalangan
istana.
Tepak sirih
digunakan sebagai perangkat yang tidak boleh dilupakan dalam acara-upacara
resmi adat. Oleh karena tepak sirih merupakan simbol yang memiliki arti
penting, maka pemakaiannya tidak boleh sembarangan.
Di dalam tepak
sirih terdapat beberapa perlengkapan yang lainnya seperti Cembul yang berjumlah
empat atau lima yang digunakan untuk tempat menyimpan pinang, gambir, kapur,
tembakau, dan bunga cengkeh. Bekas sirih yang digunakan untuk menyimpan sirih.
Kacip, yang merupakan alat yang berfungsi sebagai pisau untuk memotong dan
menghiris buah pinang atau obat-obat tradisional yang terdiri dari
tumbuh-tumbuhan.
Gobek, adalah
tempat penumbuk sirih yang telah dilengkapi dengan kapur, gambir, pinang, dan
cengkeh. Ketur, adalah tempat berludah. Orang yang memakan sirih pasti akan
sering mengeluarkan ludah yang berwarna merah pekat.
Didalam tradisi
makan sirih sering disebut dengan ramuan berkapur sirih, yang biasanya
dilengkapi dengan sirih, pinang, gambir, tembakau dan kapur. Semua ramuan atau
bahan yang digunakan dalam berkapur sirih memiliki makna dan falsafah
tersendiri, yang mana sirih memiliki lambang sifat rendah hati, memberi, serta
selalu memuliakan orang.
Makna ini
ditafsirkan dari cara tumbuh sirih yang memanjat pada para-para,batang pohon
sakat, atau batang pohon api-api yang digemarinya, tanpa merusakkan batang atau
apapun tempat ia hidup.
Kapur yang
memberi lambang hati yang putih bersih dan serta tulus, tetapi jika keadaan
memaksa, ia akan berubah menjadi lebih agresif dan marah.
Gambir memiliki
rasa pahit melambangkan kecekalan atau keteguhan hati. Makna diperoleh dari
warna daun gambir kekuning kuningan. Dimaknai bahwa sebelum mencapai sesuatu,
kita harus sabar melakukan proses untuk mencapainya.
Pinang
melambangkan keturunan orang yang baik budi pekerti, jujur,serta memiliki
derajat tinggi. Bersedia melakukan suatu pekerjaan dengan hati terbuka dan
bersungguh sungguh. Makna ini ditarik dari sifat pohon pinang yang tinggi lurus
keatas serta mempunyai buah yang lebat dalam setandan.
Tembakau
melambangkan hati yang tabah dan bersedia berkorban dalam segala hal. Ini
karena daun tembakau memiliki rasa yang pahit dan memabukkan bila diiris halus
sebagai tembakau,dan tahan lama disimpan.
Dalam buku Butir
Butir Adat Budaya Melayu Pesisir Sumatera Timur dituliskan: Sirih - Pohon yang
bersifat memanjat yang perlu akan sandaran tetapi tidak merusak tempatnya
menyandar. Rasa daunnya pedas berarti berani. Sirih juga jadi penawar. Dapatlah
sirih ini diartikan : dengan sadar merendahkan diri dan sengaja memuliakan
orang lain, sedangkan dia sendiri sebenarnya adalah seorang pemberani dan
penawar.
Kapur -didapat
setelah kerang/batu kapur dibakar dan diairi. Rupanya putih bersih, sifatnya
hangat dan medecupkan (membakar). Rasanya payau. Dapatlah kapur itu diartikan:
Menyatakan hati putih bersih terhadap sesuatu yang dihadapi, tapi jika perlu
dapat pula marah dan melukai, tahan dilebur untuk tujuan yang baik.
Gambir atau kacu
diperoleh setelah melalui beberapa usaha dalam perebusan dan penyaringan daun
gambir. Rupanya agak kekuning-kuningan, sifatnya "penyamak" rasanya
sepat (kelat) dan agak kepahitan. Dapatlah gambir ini diartikan: Menyatakan
keuletan (keliatan) dan penguatkan sesuatu.
Pinang tumbuhnya
lurus keatas dan berbuah banyak dan setandan. Rupa pinang yang dikupas agak
bulat, sifatnya keras dan "penyamak", rasanya kelat. Jika dibelah
nampak hatinya (pulurnya) yang agak keputihan. Dapatlah pinang itu diartikan:
Menyatakan turunan orang baik baik (tinggi dan lurus) yang bersedia dibelah
untuk berbuat membersihkan sesuatu dengan hati yang terbuka dan dengan segala
kesunguhan.
Tembakau. Daun
tembakau diiris-iris dan dikeringkan untuk tahan lama disimpan dan setiap waktu
dapat dipergunakan, Rasanya pahit dan sifatnya memabukkan. Dapatlah tembakau
ini diartikan: Menyatakan tahan segala-galanya dan jika perlu bersedia
berkorban. Dengan pendek kata: serba judi, buruk atau baik, guna membuang yang
jahat.
Menurut penulis,
jika sirih disorongkan orang kepada kita, maka dapatlah diartikan sebagai
berikut: Orang-orang yang menyorongkan sirih itu seolah-olah berkata; “Wahai
Tuan, dengan kesungguhan dan kerendahan hati, saya menghormati Tuan, yang moga
moga membawa kebaikan. Tetapi janganlah Tuan anggap rendah atas diri saya
disebabkan perbuatan saya ini, oleh sebab jika perlu, saya dapat mempertahankan
derajad saya kalau Tuan langgar. Terserahlah kepada Tuan utk memilih ‘hendak
buruk’ atau ‘hendak baik’ untuk saya ‘serba jadi’ “.Memakan sirih sekapur yg
disorongkan orang berarti perdamaian dan persahabatan.
No comments:
Post a Comment