Monday, September 30, 2013

PUISI- GURU PENGISI KERTAS PUTIH

GURU PENGISI KERTAS PUTIH
Tanpa dia, ibarat mendayung di danau yang kering
Tanpa dia, ibarat mencari butiran kaca di dasar laut…
Tanpa dia, hal yang mungkin mudah terasa sulit…
Keberadaannya  memang sering, namun sulit untuk kita hargai…
Hargai pengorbanannya…
Hargai perjuangannya…
Serta menghargai apa yang telah ia beri…

                                                                  Dialah yang mengajarkan…
                                                                  Untuk menggoreskan  garis-garis kecil
                                                                  Diatas kertas putih….

Tanpa dia, kita hanyalah secarik kertas putih tanpa makna..
Haruskah kita menghitung, berapa banyak jasanya…
Tapi sayangnya, ia tak membutuhkan itu…
Seperti ranting pohon yang siap kehilangan daunnya…
Seperti itulah dia…
                                                                  Saat kita satu persatu pergi…
                                                                  Ia siap dengan kebanggaannya…
Dia akan melihat kita…
Memperhatikan kita…
Jadi apakah kita….
Akan ada senyum kecil di bibirnya….
Hati kecilnya mungkin bicara….
“ lihatlah… itu anakku…”
                                                                  Akan ada secercah cahaya yang menghias hatinya…
                                                                  Seperti meminum mata air, dikala kehausan….
Begitulah rasa bangganya…
Tapi, bagaimana dengan kita…
Mungkin, saat kita di minta untuk memilih…
Dirinya, atau segenggam berlian…
Butuh waktu lama untuk kita memilihnya…
Tapi bila dirinya, harus memilih…
Dia akan memilih, semua pengabdiannya untuk siswanya…
                                                                Jasa seorang guru, seperti jumlah bintang dilangit…
                                                                Jasa seorang guru, seperti banyaknya udara dibumi…
                                                                Tapi, itulah dia.. dengan segala ketulusannya…
                                                                Membuat kertas-kertas putih itu menjadi penuh makna…

Dialah tinta abadi pengisi kekosongan…

PUISI- AKHIR DARI PENGABDIAN

Akhir dari Pengabdian
Mentari terlihat begitu bersahabat…
Sinarnyapun seakan-akan malu menyapa tubuhnya…
Di tengah embun pagi, yang mendinginkan tubuhnya..
Ditemani Sepasang sepatu usang menemani langkahnya….
Adakah yang mengerti keinginannya…
Namun berapa banyakkah  yang mengerti maksudnya
Semua seolah-olah lewat dan mengabaikannya
                                                                  Ditengah hempitan sejuta masalah..
                                                                  Dibalik tubuhnya yang renta…..
                                                                  Sepatu usang tetap setia menemani
                                                                  langkah-langkah kecilnya….
                                                                  Demi tujuannya… demi harapannya…
Terkadang ia tertunduk lesu…
Ingin rasanya memejamkan mata ini… walau sekejap…
Tapi, baru sebentar ia tertunduk…

                                                                  Bagaimana dengan tanggung jawabku…
                                                                  Bagaimana  dengan anak didikku…
                                                                  Hanya itu, hanya itu-itu saja yang ia pikirkan…
Terkadang rasa letihnya pun ia abaikan…
Terkadang rasa sakitnya pun ia lupakan…
Mungkin… saat dia berfikir untuk menutup mata…
Tertidur dalam ketenangan…
                                                        Dalam ketenangan pula membawanya dalam sebuah harapan..
                                                        Melihat, seluruh anak didiknya dapat menjadi kebanggaan
                                                        Meraih mimpi yang dicita-citakan…
                                                        Meski tubuhnya telah menyentuh tanah
Tapi, pengabdiannya tetap hidup…
Ia tak mengharap apapun…
Harta bahkan emas….
Itulah akhir dari pengabdiannya…
                                                                  Siapa lagi, dia…

                                                                  Dia adalah pahlawan tanpa tanda jasa…

KALIMAT EFEKTIF

                 1.      Menjelaskan pengertian kalimat efektif?
Kalimat efektif adalah kalimat yang mewakili pikiran atau gagasan pembicara atau penulis, serta dapat diterima maksud/arti serta tujuannya seperti yang dimaksud oleh penulis/pembicara. Kalimat efektif dapat dikatakan efektif jika kalimat tersebut berhasil menyampaikan pesan, pikiran, gagasan, perasaan, pemberitahuan kalimat secara benar dan jelas sesuai dengan maksud si pembicara atau penulis.

2.      Menyebutkan dan menguraikan ciri-ciri kalimat efektif?
Ciri-ciri kalimat efektif, sebagai berikut:
A.    Kesepadanan Struktur Bahasa
Kesepadanan ialah keseimbangan antara pikiran (gagasan) dan struktur bahasa yang digunakan. Kesepadanan kalimat dibangun melalui kesatuan gagasan yang kompak dan kepaduan pikiran yang baik. Kesatuan menunjuk bahwa dalam satu kalimat hendaknya hanya ada satu ide pokok. Satu ide pokok tidak diartikan sebagai ide tunggal, tetapi ide yang dapat dikembangkan ke dalam beberapa ide penjelas.

Beberapa ciri kesepadanan
1)      Kalimat itu mempunyai subjek dan predikat dengan jelas. Ketidakjelasan subjek atau predikat suatu kalimat tentu saja membuat kalimat itu tidak efektif. Kejelasan subjek dan predikat suatu kalimat dapat dilakukan dengan menghindarkan pemakaian kata depan di, dalam, bagi, untuk, pada, sebagai, tentang, mengenai, menurut, dan sebagainya di depan subjek.
Contoh:
A.    Bagi semua mahasiswa perguruan tinggi harus membayar uang kuliah (Tidak efektif).
Semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah (Efektif).

2)      Tidak terdapat subjek yang ganda.
Contoh:
A.    Penyusunan laporan ini saya dibantu oleh para dosen (Tidak efektif).
Dalam penyusunan laporan itu, saya dibantu oleh para dosen (Efektif).

3)      Kalimat penghubung intrakalimat tidak dipakai pada kalimat tunggal.
Contoh:
A.    Kami datang terlambat. Sehingga kami tidak dapat mengikuti acara pertama (Tidak efektif).
Kami datang agak terlambat. Oleh karena itu, kami tidak dapat mengikuti acara pertama (Efektif).

4)      Predikat kalimat tidak didahului oleh kata yang.
Contoh-contoh Kesepadanan:
A.    Kepada setiap pengendara mobil di Surabaya harus memiliki surat izin mengemudi = subyeknya tidak jelas (Tidak efektif).
Setiap pengendara mobil di Surabaya harus memiliki surat izin mengemudi (Efektif).

B.     Tentang kelangkaan pupuk mendapat keterangan para petani. à unsur S-P-O tidak berkaitan erat (Tidak efektif).
Para petani mendapat keterangan tentang kelangkaan pupuk (Efektif).



B.     Kecermatan dalam Pemilihan dan Penggunaan Kata
Dalam membuat kalimat efektif jangan sampai menjadi kalimat yang ambigu (menimbulkan tafsiran ganda) dan tepat dalam pilihan kata.

Contoh:
1)      Mahasiswi perguruan tinggi yang terkenal itu mendapatkan hadiah (Tidak efektif).
Mahasiswa yang terkenal di perguruan tinggi itu menerima hadiah (Efektif).

2)      Dia menerima uang sebanyak dua puluh lima ribuan (Tidak efektif).
Dia menerima uang sebanyak dua puluh lembar lima ribu rupiah (Efektif).


C.    Kesatuan atau Kepaduan
Kesatuan atau kepaduan di sini maksudnya adalah kepaduan pernyataan dalam kalimat tersebut, sehingga informasi yang disampaikannya tidak terpecah-pecah. Kepaduan adalah adanya hubungan yang padu (koheren) antarunsur kalimat. Satu unsur dengan unsur yang lain tidak boleh ditambahkan kata yang tidak penting dan letak kata dalam kalimat tidak boleh dipertukarkan. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menciptakan kepaduan kalimat, yaitu:
1)      Hindari kalimat yang panjang dan bertele-tele, karena kalimat yang panjang dan bertele-tele  tidak mencerminkan cara berpikir yang tidak simetris.
2)      Kalimat yang padu mempergunakan pola aspek + agen + verbal secara tertib.
3)      Kalimat yang padu tidak perlu menyisipkan sebuah kata seperti “daripada” atau “tentang”  antara predikat kata kerja dan objek penderita.

Contoh Kesatuan atau Kepaduan:
1)      Makalah ini membahas tentang teknologi fiber optik (Tidak efektif).
Makalah ini membahas teknologi fiber optik (Efektif).
2)      Pembangunan desa daripada kita bertujuan untuk memakmurkan rakyat daripada desa, bukan untuk segelintir orang tersebut (Tidak efektif).
Pembangunan desa kita bertujuan untuk kemakmuran rakyat desa, bukan untuk segelintir orang (Efektif).



D.    Keparalelan atau Kesajajaran
Keparalelan atau kesejajaran adalah kesamaan bentuk kata atau imbuhan yang digunakan dalam kalimat itu. Jika pertama menggunakan verba, bentuk kedua juga menggunakan verba. Jika kalimat pertama menggunakan kata kerja berimbuhan me-, maka kalimat berikutnya harus menggunakan kata kerja berimbuhan me- juga. Kesatuan unsur-unsur yang digunakan secara konsisten. Kesejajaran ialah menempatkan gagasan yang sama penting dan fungsinya ke dalam struktur kebahasaan yang sama.

Contoh Keparalelan atau Kepaduan:
1)      Kakak menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan (Tidak efektif).
Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan (Efektif).

2)      Harga sembako dibekukan atau kenaikan secara luwes (Tidak efektif).
Harga sembako dibekukan atau dinaikkan secara luwes (Efektif).


E.     Kefokusan
Kefokusan disini bertujuan agar kalimat tersebut mudah dipahami maksudnya. Untuk menjaga kesatuan gagasan hendaknya dicamkan asas “tiap kalimat harus mengandung satu ide pokok”, agar setiap kalimat mudah untuk ditangkap dalam berkomunikasi.

Contoh Kefokusan:
1)      Dari peristiwa itu perlu mendapat perhatian dari berbagai pihak agar tidak terulang lagi (Tidak efektif).
2)      Berbagai pihak perlu memperhatikan peristiwa itu agar tidak terulang lagi (Efektif).

F.     Kehematan
Kehematan dalam kalimat efektif maksudnya adalah hemat dalam mempergunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu, tetapi  tidak menyalahi kaidah tata bahasa. Hal ini dikaranekan, penggunaan kata yang berlebih akan mengaburkan maksud kalimat. Setiap unsur kalimat harus berfungsi dengan baik dan menghindari kalimat yang mubazir. Untuk itu, ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan untuk dapat melakukan penghematan, yaitu:

1)      Menghilangkan pengulangan subjek.
Contoh:
A.    Karena ia tidak di undang, ia tidak datang ketempat itu (Tidak efektif).
Karena tidak diundang, ia tidak datang ketempat itu (Efektif).
2)      Menghindarkan pemakaian superordinat pada hiponimi kata.
Contoh:
A.    Kata pipit sudah mewakili kata burung (Tidak efektif).
Dimana engkau menangkap burung pipit itu? (Efektif).

3)      Menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat.
Contoh:
A.    Mereka naik ke atas menggunakan tangga (Tidak Efektif).
Mereka naik menggunakan tangga (Efektif).

4)      Menjamakkan kata-kata yang berbentuk jamak.
Contoh:
A.    Banyak para jemaah yang menjadi korban ketika terjadinya musibah di Jamarat Mina (Tidak Efektif).
Banyak jemaah yang menjadi korban ketika terjadinya musibah di Jamarat Mina (Efektif).

5)      Penggunaan bentuk panjang yang salah.
Contoh:
A.    Dosen itu memberikan teguran kepada mahasiswa yang sering tidak masuk kuliah (Tidak Efektif).
Dosen menegur mahasiswa yang sering tidak masuk kuliah (Efektif).


G.    Kelogisan
Kelogisan ialah bahwa ide kalimat itu dapat dengan mudah dipahami dan penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku. Hubungan unsur-unsur dalam kalimat harus memiliki hubungan yang logis/masuk akal. Sebuah kalimat memiliki kelogisan jika masuk akal.

Contoh Kelogisan:
1)      Untuk mempersingkat waktu, kami teruskan acara ini (Tidak efektif).
Untuk menghemat waktu, kami teruskan ke acara selanjutnya (Efektif).
2)      Mayat lelaki tua yang ditemukan itu sebelumnya sering mondar-mandir di daerah tersebut (Tidak efektif).
Sebelum meninggal, lelaki tua yang mayatnya ditemukan itu sering mondar-mandir di daerah tersebut (Efektif).
3)      Waktu dan tempat kami persilakan (Tidak efektif).
Bapak mentri kami persilakan (Efektif).

H.    Ketegasan
Ketegasan atau penekanan ialah suatu perlakuan penonjolan terhadap ide pokok dari kalimat. Untuk membentuk penekanan dalam suatu kalimat, ada beberapa cara, yaitu:



1)      Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat).
Contoh:
A.    Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan negara ini dengan kemampuan yang ada pada dirinya.
Harapan presiden ialah agar rakyat membangun bangsa dan negaranya. (ketegasan).

2)      Membuat urutan kata yang bertahap.
Contoh:
A.    Bukan seribu, sejuta, atau seratus, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-anak terlantar (Salah).
Bukan seratus, seribu atau sejuta, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-anak terlantar (Benar).

3)      Melakukan pengulangan kata (Repetisi).
Contoh:
A.    Cerita itu begitu menarik, cerita itu sangat mengharukan.
B.     Saya suka akan kecantikan mereka, saya suka akan kelembutan mereka.

4)      Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan.
Contoh:
A.    Anak itu bodoh, tetapi pintar.
B.     Anak itu malas dan cenderung curang, tetapi rajin dan jujur.

5)      Mempergunakan partikel penekanan (penegasan), seperti: partikel –lah, -pun, dan –kah.
Contoh:
A.    Dapatkah mereka mengerti maksud perkataanku?
B.     Saudaralah yang bertanggung jawab.

6)      Menggunakan klimaks dan anti klimaks
Contoh:
A.    Jangankan menjalankan sholat sunah, shalat wajib saja dia tinggalkan.

I.       Kevariasian
Dalam menulis sebuah tulisan, kevariasian sangatlah penting, yang bertujuan agar pembaca tidak merasa bosan dan jenuh saat membaca tulisan sang penulis.Sedangkan yang dimaksud dengan variasi kalimat disini ialah variasi kalimat-kalimat yang membangun kalimat dalam paragraf, yang dilakukan dengan variasi struktur, diksi, dan gaya asalkan tidak menimbulkan perubahan makna.
1)      Kalimat berimbang
Contoh :
A.    Kedua orang tuanya berjualan di pasar dan dan kedua anak mereka bermain di rumah.
2)      Kalimat melepas yaitu mengubah fungsi klausa kedua dari klausa koordinatif dengan klausa utama menjadi klausa sematan.
Contoh :
A.    Kedua orang tuanya berjualan di pasar ketika kedua anak mereka bermain di rumah.

3)      Kalimat berklimaks
Contoh :
A.    Ketika kedua anak itu bermain di rumah, Kedua orang tua mereka berjualan di pasar.

J.      Ketepatan Ejaan
Kecermatan penggunaan ejaan sangat menentukan kualitas dalam penyajian data. Dimana ada tuntutan untuk menerapkan kaidah sesuai dengan EYD, agar informasi yang didapat itu baik dan benar dan sesuai dengan apa yang di maksudkan oleh pembicara atau penulis.

Contoh :
1)      Coba bandingkan kalimat-kalimat berikut.
Ayah saya belum makan.
Ayah, saya belum makan.
Ayah saya, belum makan.
Ayah, saya, belum makan.

Tentunya dari contoh di atas meskipun kata-katanya sama namun satu dengan yang lain berbeda arti. Disitulah kita dituntut untuk cermat dalam pengunaan ejaan (Ejaan yang Disempurnakan).



K.    Keharmonisan
Keharmonisan kalimat artinya setiap kalimat yang kita buat harus harmonis antara pola berpikir dan struktur bahasa.
1)      Subjek
Subjek(S) ialah bagian kalimat yang menunjukkan pelaku, tokoh, sosok, benda, sesuatu hal.
2)      Predikat
Predikat(P) adalah bagian kalimat yang memberitahu melakukan apa atau dalam keadaan bagaimana subjek. Predikat dapat juga berupa sifat, situasi, status, ciri, atau jati diri subjek.
3)      Objek dan Pelengkap
Objek dan Pelengkap adalah bagian kalimat yang melengkapi predikat.
4)      Keterangan
Keterangan(Ket) ialah bagian kalimat yang menerangkan berbagai hal mengenai bagian yang lainnya.

3.      Membuat beberapa contoh latihan menggunakan kalimat efektif disekolah.
Contoh:
A.    Pekerjaan itu saya kurang cocok (Tidak Efektif).
Pekerjaan itu bagi saya kurang cocok (Efektif).
B.     Rumah kami yang terletak di kampung Neglasari RT 01/01 (Tidak Efektif).
Kalimat di atas tidak efektif karena tidak memiliki predikat yang jelas. Predikat yang jelas adalah predikat kalimat tidak didahului kata yang.
Rumah kami terletak di kampung Neglasari RT 01/01 (Efektif).
C.    Kepada para mahasiswa diharapkan mendaftarkan diri di sekretariat (Tidak efektif).
Kalimat di atas subjeknya kurang jelas karena diantar oleh kata depan. Karena (kata depan di, dari, dalam, kepada, daripada, sebagai, mengenai, dan menurut tidak boleh mengawali subjek, kecuali seluruh kata depan tersebut berfungsi sebagai keterangan). Oleh karena itu, kata depan harus dihilangkan.
Para mahasiswa diharapkan mendaftarkan diri di sekretariat (Efektif).





Klasifikasi Bunyi

  Klasifikasi Bunyi A.     Vokal dan Konsonan Pada umumnya bunyi bahasa dibedakan atas vokal dan konsonan. Bunyi vokal dihasilkan den...