1. Menjelaskan pengertian kalimat efektif?
Kalimat efektif adalah
kalimat yang mewakili pikiran atau gagasan pembicara atau penulis, serta dapat
diterima maksud/arti serta tujuannya seperti yang dimaksud oleh penulis/pembicara.
Kalimat efektif dapat dikatakan efektif jika kalimat tersebut berhasil
menyampaikan pesan, pikiran, gagasan, perasaan, pemberitahuan kalimat secara
benar dan jelas sesuai dengan maksud si pembicara atau penulis.
2. Menyebutkan dan menguraikan ciri-ciri kalimat efektif?
Ciri-ciri kalimat
efektif, sebagai berikut:
A.
Kesepadanan Struktur Bahasa
Kesepadanan ialah keseimbangan antara pikiran (gagasan) dan struktur
bahasa yang digunakan. Kesepadanan kalimat dibangun melalui kesatuan gagasan
yang kompak dan kepaduan pikiran yang baik. Kesatuan menunjuk bahwa dalam satu
kalimat hendaknya hanya ada satu ide pokok. Satu ide pokok tidak diartikan
sebagai ide tunggal, tetapi ide yang dapat dikembangkan ke dalam beberapa ide
penjelas.
Beberapa ciri kesepadanan
1) Kalimat itu mempunyai subjek dan predikat dengan
jelas. Ketidakjelasan subjek atau predikat suatu kalimat tentu saja membuat kalimat itu tidak efektif.
Kejelasan subjek dan predikat suatu
kalimat dapat dilakukan dengan
menghindarkan pemakaian kata depan di, dalam,
bagi, untuk, pada, sebagai, tentang,
mengenai, menurut, dan sebagainya di depan
subjek.
Contoh:
A. Bagi semua mahasiswa perguruan tinggi harus
membayar uang kuliah (Tidak efektif).
Semua mahasiswa
perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah (Efektif).
2)
Tidak terdapat subjek yang ganda.
Contoh:
A.
Penyusunan laporan ini saya dibantu oleh para dosen (Tidak efektif).
Dalam penyusunan laporan itu, saya dibantu oleh para dosen (Efektif).
3)
Kalimat penghubung intrakalimat tidak dipakai pada kalimat tunggal.
Contoh:
A.
Kami datang terlambat. Sehingga kami tidak dapat mengikuti acara pertama
(Tidak efektif).
Kami datang agak terlambat. Oleh karena itu, kami tidak dapat mengikuti
acara pertama (Efektif).
4)
Predikat kalimat tidak didahului oleh kata yang.
Contoh-contoh Kesepadanan:
A.
Kepada setiap pengendara mobil di Surabaya harus memiliki surat izin mengemudi
= subyeknya tidak jelas (Tidak
efektif).
Setiap pengendara mobil di Surabaya harus memiliki surat izin mengemudi (Efektif).
B.
Tentang kelangkaan pupuk mendapat keterangan para petani. à unsur S-P-O
tidak berkaitan erat (Tidak efektif).
Para petani mendapat keterangan tentang kelangkaan pupuk (Efektif).
B. Kecermatan
dalam Pemilihan dan Penggunaan Kata
Dalam membuat kalimat
efektif jangan sampai menjadi kalimat yang ambigu (menimbulkan tafsiran ganda) dan tepat dalam pilihan kata.
Contoh:
1) Mahasiswi perguruan tinggi yang terkenal itu
mendapatkan hadiah (Tidak efektif).
Mahasiswa yang
terkenal di perguruan tinggi itu menerima hadiah (Efektif).
2)
Dia menerima uang
sebanyak dua puluh lima ribuan (Tidak
efektif).
Dia menerima uang
sebanyak dua puluh lembar lima ribu rupiah (Efektif).
C. Kesatuan
atau Kepaduan
Kesatuan atau kepaduan di
sini maksudnya adalah kepaduan pernyataan dalam kalimat tersebut, sehingga
informasi yang disampaikannya tidak terpecah-pecah. Kepaduan adalah adanya
hubungan yang padu (koheren) antarunsur kalimat. Satu unsur dengan unsur yang
lain tidak boleh ditambahkan kata yang tidak penting dan letak kata dalam
kalimat tidak boleh dipertukarkan. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
untuk menciptakan kepaduan kalimat, yaitu:
1) Hindari
kalimat yang panjang dan bertele-tele, karena kalimat yang panjang dan
bertele-tele tidak mencerminkan cara
berpikir yang tidak simetris.
2) Kalimat
yang padu mempergunakan pola aspek + agen + verbal secara tertib.
3) Kalimat
yang padu tidak perlu menyisipkan sebuah kata seperti “daripada” atau
“tentang” antara predikat kata kerja dan
objek penderita.
Contoh Kesatuan atau Kepaduan:
1) Makalah
ini membahas tentang teknologi fiber optik (Tidak efektif).
Makalah
ini membahas teknologi fiber optik (Efektif).
2) Pembangunan
desa daripada kita bertujuan untuk
memakmurkan rakyat daripada desa,
bukan untuk segelintir orang tersebut (Tidak
efektif).
Pembangunan desa kita
bertujuan untuk kemakmuran rakyat desa, bukan untuk segelintir orang (Efektif).
D. Keparalelan
atau Kesajajaran
Keparalelan atau kesejajaran
adalah kesamaan bentuk kata atau imbuhan yang digunakan dalam kalimat itu. Jika
pertama menggunakan verba, bentuk kedua juga menggunakan verba.
Jika kalimat pertama menggunakan kata kerja berimbuhan me-,
maka kalimat berikutnya harus menggunakan kata kerja berimbuhan me-
juga. Kesatuan unsur-unsur yang digunakan secara konsisten. Kesejajaran ialah
menempatkan gagasan yang sama penting dan fungsinya ke dalam struktur
kebahasaan yang sama.
Contoh Keparalelan atau Kepaduan:
1) Kakak
menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan (Tidak efektif).
Kakak menolong anak
itu dengan memapahnya ke pinggir jalan (Efektif).
2) Harga
sembako dibekukan atau kenaikan secara luwes (Tidak efektif).
Harga sembako
dibekukan atau dinaikkan secara luwes (Efektif).
E. Kefokusan
Kefokusan disini
bertujuan agar kalimat tersebut mudah dipahami maksudnya. Untuk menjaga
kesatuan gagasan hendaknya dicamkan asas “tiap kalimat harus mengandung satu
ide pokok”, agar setiap kalimat mudah untuk ditangkap dalam berkomunikasi.
Contoh Kefokusan:
1) Dari peristiwa itu perlu
mendapat perhatian dari berbagai pihak agar tidak terulang lagi (Tidak efektif).
2) Berbagai pihak perlu
memperhatikan peristiwa itu agar tidak terulang lagi (Efektif).
F. Kehematan
Kehematan dalam
kalimat efektif maksudnya adalah hemat dalam mempergunakan kata, frasa, atau
bentuk lain yang dianggap tidak perlu, tetapi tidak menyalahi kaidah tata
bahasa. Hal ini dikaranekan, penggunaan kata yang berlebih akan mengaburkan
maksud kalimat. Setiap
unsur kalimat harus berfungsi dengan baik dan menghindari kalimat yang mubazir.
Untuk itu, ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan untuk dapat melakukan
penghematan, yaitu:
1) Menghilangkan
pengulangan subjek.
Contoh:
A. Karena
ia tidak di undang, ia tidak datang ketempat itu (Tidak efektif).
Karena tidak diundang, ia tidak datang ketempat itu (Efektif).
2) Menghindarkan
pemakaian superordinat pada hiponimi kata.
Contoh:
A. Kata
pipit sudah mewakili kata burung (Tidak
efektif).
Dimana engkau menangkap burung pipit itu? (Efektif).
3) Menghindarkan
kesinoniman dalam satu kalimat.
Contoh:
A. Mereka
naik ke atas menggunakan tangga (Tidak
Efektif).
Mereka naik menggunakan tangga (Efektif).
4) Menjamakkan
kata-kata yang berbentuk jamak.
Contoh:
A. Banyak
para jemaah yang menjadi korban ketika terjadinya musibah di Jamarat Mina (Tidak Efektif).
Banyak jemaah yang menjadi korban ketika terjadinya
musibah di Jamarat Mina (Efektif).
5) Penggunaan
bentuk panjang yang salah.
Contoh:
A. Dosen
itu memberikan teguran kepada mahasiswa yang sering tidak masuk kuliah (Tidak Efektif).
Dosen menegur mahasiswa yang sering tidak masuk kuliah
(Efektif).
G. Kelogisan
Kelogisan
ialah bahwa ide kalimat itu dapat dengan mudah dipahami dan penulisannya sesuai
dengan ejaan yang berlaku. Hubungan unsur-unsur dalam kalimat harus memiliki
hubungan yang logis/masuk akal. Sebuah kalimat memiliki kelogisan jika masuk
akal.
Contoh Kelogisan:
1) Untuk
mempersingkat waktu, kami teruskan acara ini (Tidak efektif).
Untuk
menghemat waktu, kami teruskan ke acara selanjutnya (Efektif).
2) Mayat
lelaki tua yang ditemukan itu sebelumnya sering mondar-mandir di daerah
tersebut (Tidak efektif).
Sebelum
meninggal, lelaki tua yang mayatnya ditemukan itu sering mondar-mandir di
daerah tersebut (Efektif).
3) Waktu
dan tempat kami persilakan (Tidak
efektif).
Bapak
mentri kami persilakan (Efektif).
H. Ketegasan
Ketegasan atau penekanan
ialah suatu perlakuan penonjolan terhadap ide pokok dari kalimat. Untuk
membentuk penekanan dalam suatu kalimat, ada beberapa cara, yaitu:
1) Meletakkan
kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat).
Contoh:
A. Presiden
mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan negara ini dengan kemampuan
yang ada pada dirinya.
Harapan presiden
ialah agar rakyat membangun bangsa dan negaranya. (ketegasan).
2) Membuat
urutan kata yang bertahap.
Contoh:
A. Bukan
seribu, sejuta, atau seratus, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan
kepada anak-anak terlantar (Salah).
Bukan seratus, seribu
atau sejuta, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-anak
terlantar (Benar).
3) Melakukan
pengulangan kata (Repetisi).
Contoh:
A. Cerita
itu begitu menarik, cerita itu sangat mengharukan.
B. Saya
suka akan kecantikan mereka, saya suka akan kelembutan mereka.
4) Melakukan
pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan.
Contoh:
A. Anak
itu bodoh, tetapi pintar.
B. Anak
itu malas dan cenderung curang, tetapi rajin dan jujur.
5) Mempergunakan
partikel penekanan (penegasan), seperti: partikel –lah,
-pun, dan –kah.
Contoh:
A. Dapatkah mereka
mengerti maksud perkataanku?
B. Saudaralah yang bertanggung jawab.
6) Menggunakan
klimaks dan anti klimaks
Contoh:
A. Jangankan
menjalankan sholat sunah, shalat wajib saja dia tinggalkan.
I. Kevariasian
Dalam menulis sebuah tulisan, kevariasian sangatlah
penting, yang bertujuan agar pembaca tidak merasa bosan dan jenuh saat membaca
tulisan sang penulis.Sedangkan yang dimaksud dengan variasi kalimat disini
ialah variasi kalimat-kalimat yang membangun kalimat dalam paragraf, yang
dilakukan dengan variasi struktur, diksi, dan gaya asalkan tidak menimbulkan
perubahan makna.
1) Kalimat berimbang
Contoh :
A.
Kedua orang tuanya berjualan di pasar dan dan kedua anak mereka bermain di rumah.
2) Kalimat melepas yaitu mengubah
fungsi klausa kedua dari klausa koordinatif dengan klausa utama menjadi klausa
sematan.
Contoh :
A. Kedua orang tuanya berjualan
di pasar ketika kedua anak mereka bermain di rumah.
3) Kalimat berklimaks
Contoh :
A. Ketika kedua anak itu bermain
di rumah, Kedua orang tua mereka berjualan di pasar.
J. Ketepatan Ejaan
Kecermatan penggunaan ejaan sangat menentukan kualitas
dalam penyajian data. Dimana ada tuntutan untuk menerapkan kaidah sesuai dengan
EYD, agar informasi yang didapat itu baik dan benar dan sesuai dengan apa yang
di maksudkan oleh pembicara atau penulis.
Contoh :
1) Coba bandingkan kalimat-kalimat
berikut.
Ayah saya belum makan.
Ayah, saya belum makan.
Ayah saya, belum makan.
Ayah, saya, belum makan.
Tentunya dari contoh di atas meskipun kata-katanya
sama namun satu dengan yang lain berbeda arti. Disitulah kita dituntut untuk
cermat dalam pengunaan ejaan (Ejaan yang Disempurnakan).
K. Keharmonisan
Keharmonisan kalimat
artinya setiap kalimat yang kita buat harus harmonis antara pola berpikir dan
struktur bahasa.
1) Subjek
Subjek(S)
ialah bagian kalimat yang menunjukkan pelaku, tokoh, sosok, benda, sesuatu hal.
2) Predikat
Predikat(P)
adalah bagian kalimat yang memberitahu melakukan apa atau dalam keadaan
bagaimana subjek. Predikat dapat juga berupa sifat, situasi, status, ciri, atau
jati diri subjek.
3) Objek
dan Pelengkap
Objek
dan Pelengkap adalah bagian kalimat yang melengkapi predikat.
4) Keterangan
Keterangan(Ket)
ialah bagian kalimat yang menerangkan berbagai hal mengenai bagian yang
lainnya.
3.
Membuat
beberapa contoh latihan menggunakan kalimat efektif disekolah.
Contoh:
A.
Pekerjaan
itu saya kurang cocok (Tidak
Efektif).
Pekerjaan
itu bagi saya kurang cocok (Efektif).
B.
Rumah
kami yang terletak di kampung Neglasari RT 01/01 (Tidak Efektif).
Kalimat
di atas tidak efektif karena tidak memiliki predikat yang jelas. Predikat yang
jelas adalah predikat kalimat tidak didahului kata yang.
Rumah
kami terletak di kampung Neglasari RT 01/01 (Efektif).
C.
Kepada
para mahasiswa diharapkan mendaftarkan diri di sekretariat (Tidak efektif).
Kalimat
di atas subjeknya kurang jelas karena diantar oleh kata depan. Karena (kata
depan di, dari, dalam, kepada, daripada, sebagai, mengenai, dan menurut tidak boleh
mengawali subjek, kecuali seluruh kata depan tersebut berfungsi sebagai
keterangan). Oleh karena itu, kata depan harus dihilangkan.
Para
mahasiswa diharapkan mendaftarkan diri di sekretariat (Efektif).
No comments:
Post a Comment