Akhir
dari Pengabdian
Mentari
terlihat begitu bersahabat…
Sinarnyapun
seakan-akan malu menyapa tubuhnya…
Di
tengah embun pagi, yang mendinginkan tubuhnya..
Ditemani
Sepasang sepatu usang menemani langkahnya….
Adakah
yang mengerti keinginannya…
Namun
berapa banyakkah yang mengerti maksudnya
Semua
seolah-olah lewat dan mengabaikannya
Ditengah hempitan
sejuta masalah..
Dibalik tubuhnya yang renta…..
Sepatu usang tetap
setia menemani
langkah-langkah kecilnya….
Demi tujuannya… demi
harapannya…
Terkadang
ia tertunduk lesu…
Ingin
rasanya memejamkan mata ini… walau sekejap…
Tapi,
baru sebentar ia tertunduk…
Bagaimana dengan tanggung jawabku…
Bagaimana dengan anak didikku…
Hanya itu, hanya
itu-itu saja yang ia pikirkan…
Terkadang
rasa letihnya pun ia abaikan…
Terkadang
rasa sakitnya pun ia lupakan…
Mungkin…
saat dia berfikir untuk menutup mata…
Tertidur
dalam ketenangan…
Dalam ketenangan pula membawanya
dalam sebuah harapan..
Melihat, seluruh anak
didiknya dapat menjadi kebanggaan
Meraih mimpi yang
dicita-citakan…
Meski tubuhnya telah menyentuh tanah
Tapi,
pengabdiannya tetap hidup…
Ia
tak mengharap apapun…
Harta
bahkan emas….
Itulah
akhir dari pengabdiannya…
Siapa lagi, dia…
Dia adalah pahlawan
tanpa tanda jasa…
No comments:
Post a Comment