1.
Kosa kata dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(Depdikbud, 1988:462) kosa kata berarti pembendaharan kata atau vocabuler. Menurut keraf ( 1991:24)
kosakata atau pembendaharaan kata suatu bahasa adalah keseluruhan kata yang
dimiliki oleh sebuah bahasa.Pendapat Keraf tersebut memberikan penegasan bahwa
sesungguhnya kosakata itu merupakan keseluruhan kata yang dimiliki suatu
bahasa. Pendapat tersebut mengupas mengenai istilah kata. Maka perlu juga
dibahas mengenai istilah kata tersebut.
A.
Kosakata aktif ialah
kosakata yang sering dipakai dalam berbicara atau menulis.
B.
Kosakata
pasif ialah kosakata yang jarang bahkan tidak pernah dipakai, tetapi biasanya
digunakan dalam istilah puitisasi. Sebagai contoh dapat tergambar dalam tabel
di bawah ini.
KOSAKATA AKTIF DAN PASIF
Kosakata
Aktif
|
Kosakata
Pasif
|
Bunga,
kembang
Matahari
Angin
(zaman) dahulu
dsb.
|
Puspa,
kusuma
Surya,
mentari
Bayu,
puwana
Bahari
dsb.
|
2.
Diksi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pusat bahasa
Departemen Pendidikan Indonesia adalah pilihan kata yg tepat dan selaras (dalam
penggunaannya) untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu
(seperti yang diharapkan). Diksi adalah kesanggupan sebuah kata untuk
menimbulkan gagasan-gagasan yang tepat pada imajinasi pembaca atau pendengar,
seperti apa yang dipikirkan atau dirasakan oleh penulis atau pembicara.
Jika dilihat dari kemampuan
pengguna bahasa, ada beberapa hal yang mempengaruhi pilihan kata, diantaranya :
A.
Tepat memilih kata untuk
mengungkapkan gagasan atau hal yang ‘diamanatkan’
B.
Kemampuan untuk membedakan
secara tepat nuansa-nuansa makna sesuai dengan gagasan yang ingin disampaikan
dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai dengan situasi dan nilai rasa
pembacanya.
C.
Menguasai sejumlah kosa
kata (perbendaharaan kata) yang dimiliki masyarakat bahasanya, serta mampu
menggerakkan dan mendayagunakan kekayaannya itu menjadi jaring-jaring kalimat
yang jelas dan efektif.
Agar
dapat menghasilkan pengungkapan yang menarik melalui pilihan kata maka diksi
yang baik harus memenuhi kriteria, yaitu :
A.
Ketepatan dalam pemilihan
kata dalam menyampaikan suatu gagasan.
B.
Seorang pengarang harus
mempunyai kemampuan untuk membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna sesuai
dengan gagasan yang ingin disampaikan dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang
sesuai dengan situasi dan nilai rasa bagi pembacanya.
C.
Menguasai berbagai macam
kosakata dan mampu memanfaatkan kata-kata tersebut menjadi sebuah kalimat yang
jelas, efektif dan mudah dimengerti.
Kriteria pemilihan kata yang baik, antara lain:
A.
Dapat membedakan
antara denotasi dan konotasi
i.
Kambing hitam itu
sangat gemuk
ii.
Orang itu dijadikan
kambing hitam dalam kejadiaan itu
B.
Dapat membedakan
kata-kata yang mirip dalam ejaannya.
Karton-kartun
Intensif-insentif
C.
Dapat memahi makna
kata abstrak dan konkrit
Kata
abstrak: jika kata itu bermakna sifat,keadaan dan kegiataan.
Contoh: Ketulusan,kebodohan,kepandaian,kecintaan dan
lain-lain.
D. Kata konkrit: Jika kata itu bermakna pada suatu
benda, orang atau apa saja yang mempunyai eksistensi.Misalnya :
Mobil,motor,rumah dan lain-lain.
Contoh: ketulusan hatinya membuat dia akhirnya luluh
Ayah baru membeli motor kemarin.
E.
Dapat memakai kata penghubung
secara berpasangan secara tepat.
Contoh :
i.
Antara aku dan dia
tidak ada hubungan apa-apa
ii.
Baik
menang maupun kalah itu sama saja
iii.
Bukannya
saya tidak percaya,tetapi saya agak ragu akan kemampuannya
F.
Dapat membedakan
kata-kata umum dengan kata-kata khusus
Contoh :
·
kata
umum : Ikan
·
kata
khusus : gurame,lele,tenggiri
3.
Makna konotasi dan denotasi
Konotasi adalah kalimat
yang mengandung kata perluasan makna dari makna yang sebenarnya.
Contoh :
1)
Nenek membawa buah tangan dari kampung halamanya (oleh-oleh)
2)
Lelaki itu menjadi kambing hitam dalam masalah itu(orang yang
disalahkan)
3)
Dampak dari krisis ekonomi mengakibatkan beberapa perusahaan gulung tikar(bangkrut)
4)
Pak amir senang dengan pekerjaanny sebagai kuli tinta(wartawan)
5)
Mirna di sekolahnya dijuluki kutu buku oleh temannya(orang yang suka baca
buku)
Denotasi adalah kalimat yang mengandung makna
sebenarnya.
Contoh :
1)
Ayah pulang dari indramayu membawa buah mangga
2)
Pak broto memelihara kambing hitam
3)
Kerbau itu berbadan besar
4)
Setelah makan kami cuci tangan
5)
Ayah memperbaiki kursi yang rusak
4.
Sinonim adalah persamaan
makna kata
Ø
pelihara = menjaga,mengurus,mengasuh,merawat
Ø
lestari = lindung
Ø
cedera = cacat,luka
Ø
rancang = mempersiapkan
Ø
hancur = pecah,ambruk,rusak,bangkrut
1.
Kalimat ialah kalimat yang
memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pikiran
pendengar atau pembacaseperti gagasan yang ada pada pikiran pembicara atau
penulis. Kalimat dikatakan efektif apabila berhasil menyampaikan pesan,gagasan,
perasaan, maupun pemberitahuan sesuai dengan maksud sipembicara atau
penulis.
2.
Ciri-ciri Kalimat Efektif
Suatu kalimat efektif harus
memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
A. Kesepadanan
Kesepadanan ialah
keseimbangan antara pikiran (gagasan) dan struktur bahasa yang dipakai.
Kesepadanan kalimat ini diperlihatkan oleh kesatuan gagasan yang kompak dan
kepaduan pikiran yang baik.
Ciri – ciri kesepadanan
suatu kalimat adalah:
A.
Kalimat itu mempunyai
subjek dan predikat dengan jelas.
B.
Tidak terdapat subjek yang
ganda.
C.
Kalimat penghubung
intrakalimat tidak dipakai pada kalimat tunggal.
D.
Predikat kalimat tidak
didahului oleh kata yang.
Contoh:
A.
Bagi semua mahasiswa aktif
perguruan tinggi ini diwajibkan untuk membayar uang kuliah. (salah)
Semua mahasiswa aktif
perguruan tinggi ini diwajibkan untuk membayar uang kuliah. (benar)
B.
Penyusunan laporan itu saya
dibantu oleh para dosen. (salah)
Dalam
menyusun laporan itu, saya dibantu oleh para dosen. (benar)
C.
Mereka datang agak
terlambat. Sehingga mereka tidak diperbolehkan mengikuti pelajaran. (salah)
Mereka
datang agak terlambat sehingga mereka diperbolehkan mengikuti pelajaran. (benar)
Mereka
datang terlambat. Oleh karena itu, mereka diperbolehkan mengikuti pelajaran.
(benar)
B. Keparalelan
atau Kesajajaran
Keparalelan
atau kesejajaran adalah kesamaan bentuk kata atau imbuhan yang digunakan dalam
kalimat itu. Jika pertama menggunakan verba, bentuk kedua juga menggunakan
verba. Jika kalimat pertama menggunakan kata kerja berimbuhan me-, maka kalimat
berikutnya harus menggunakan kata kerja berimbuhan me- juga.
Contoh:
1.
Kakak menolong anak itu
dengan dipapahnya ke pinggir jalan. (salah)
Kakak
menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan. (benar)
Anak
itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan. (benar)
2.
Harga sembako dibekukan
atau kenaikan secara luwes. (salah)
Harga
sembako dibekukan atau dinaikkan secara luwes. (benar)
C. Ketegasan
Ketegasan
atau penekanan ialah suatu perlakuan penonjolan terhadap ide pokok dari
kalimat. Untuk membentuk penekanan dalam suatu kalimat, ada beberapa
cara, yaitu:
A.
Meletakkan kata yang
ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat).
Contoh:
1.
Harapan
kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lain.
Pada
kesempatan lain, kami berharap kita dapat membicarakan lagi soal ini.
2.
Presiden
mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan negara ini dengan kemampuan yang
ada pada dirinya.
Harapan
presiden ialah agar rakyat membangun bangsa dan negaranya.
D. Membuat urutan kata yang
bertahap
Contoh:
Bukan
seribu, sejuta, atau seratus, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan
kepada anak-anak terlantar. (salah)
Bukan
seratus, seribu, atau sejuta, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan
kepada anak-anak terlantar. (benar)
E.
Melakukan
pengulangan kata (repetisi).
Contoh:
Cerita
itu begitu menarik, cerita itu sangat mengahrukan.
F.
Melakukan
pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan.
Contoh:
Anak
itu bodoh, tetapi pintar.
G.
Mempergunakan
partikel penekanan (penegasan), seperti: partikel –lah, -pun, dan –kah.
Contoh:
1.
Dapatkah mereka mengerti
maksud perkataanku?
2.
Dialah yang harus
bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugas ini.
H. Kehematan
Kehematan
dalam kalimat efektif maksudnya adalah hemat dalam mempergunakan kata, frasa,
atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu, tetapi tidak menyalahi kaidah
tata bahasa. Hal ini dikaranekan, penggunaan kata yang berlebih akan
mengaburkan maksud kalimat. Untuk itu, ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan
untuk dapat melakukan penghematan, yaitu:
A.
Menghilangkan pengulangan
subjek.
B.
Menghindarkan pemakaian
superordinat pada hiponimi kata.
C.
Menghindarkan kesinoniman
dalam satu kalimat.
D.
Tidak menjamakkan kata-kata
yang berbentuk jamak.
Contoh:
1.
Karena ia tidak diajak, dia
tidak ikut belajar bersama di rumahku. (salah)
Karena
tidak diajak, dia tidak ikut belajar bersama di rumahku. (benar)
2.
Dia mengenakan topi warna
hitam. (salah)
Dia mengenakan tpi hitam.
(benar)
3.
Dia
sudah menunggumu sejak dari pagi. (salah)
Dia
sudah menunggumu sejak pagi. (benar)
I. Kecermatan
Kecermatan
di sini maksudnya tidak menimbulkan tafsiran ganda dan tepat dalam pilihan
kata.
Contoh:
1. Mahasiswa perguruan tinggi
yang terkenal itu menerima hadiah. (salah)
Mahasiswa dari
perguruan tinggi yang terkenal itu menerima hadiah. (benar)
Mahasiswa yang
terkenal di perguruan tinggi itu menerima hadiah. (benar)
2. Dia menerima uang sebanyak dua
puluh lima ribuan. (salah)
Dia menerima uang sebanyak dua puluh lima ribu
rupiah. (benar)
Dia menerima
uang sebanyak dua puluh lembar lima ribu rupiah. (benar)
J. Kepaduan
Kepaduan
di sini maksudnya adalah kepaduan pernyataan dalam kalimat itu, sehingga
informasi yang disampaikannya tidak terpecah-pecah. Ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan untuk menciptakan kepaduan kalimat, yaitu:
1.
Kalimat yang padu tidak
bertele-tele dan tidak mencerminkan cara berpikir yang tidak simetris.
2.
Kalimat yang padu
mempergunakan pola aspek + agen + verbal secara tertib dalam kalimat-kalimat
yang berpredikat pasif persona.
3.
Kalimat yang padu tidak
perlu menyisipkan sebuah kata seperti daripad atau tentang antara predikat kata
kerja dan objek penderita.
Contoh:
A.
Kita
harus dapat mengembalikan kepada kepribadian kita orang-orang kota yang telah
terlanjur meninggalkan rasa kemanusiaan itu. (salah)
Kita
harus mengembalikan kepribadian orang-orang kota yang sudah meninggalkan rasa
kemanusiaan. (benar)
B.
Surat itu saya sudah baca.
(salah)
Surat
iitu sudah saya baca. (benar)
C.
Makalah
ini membahas tentang teknologi fiber optik. (salah)
Makalah
ini membahas teknollogi fiber optik. (benar)
K. Kelogisan
Kelogisan
ialah bahwa ide kalimat itu dapat dengan mudah dipahami dan penulisannya sesuai
dengan ejaan yang berlaku. Hubungan unsur-unsur dalam kalimat harus memiliki hubungan
yang logis/masuk akal.
Contoh:
A. Untuk
mempersingkat waktu, kami teruskan acara ini. (salah)
Untuk menghemat waktu, kami teruskan acara
ini. (benar)
B. Mayat
lelaki tua yang ditemukan itu sebelumnya sering mondar-mandir di daerah
tersebut.(salah)
tersebut.(salah)
Sebelum meninggal,
lelaki tua yang mayatnya ditemukan itu sering mondar-mandir di
daerah tersebut. (benar)
daerah tersebut. (benar)
3.Beberapa contoh latihan
menggunakan kalimat efektif di sekolah
A.
Guru memberikan guntingan
karton yang sudah ditulis kalimat efektif dan kalimat tidak efektif kepada
muridnya dan ia mulai menyuruh muridnya untuk mencari pasangan masing-masing
sesuai dengan kalimat tersebut.
B.
Guru memberikan setiap murid
satu buah kata dan menyuruh mereka untuk mencari teman-teman mereka untuk
menggabungkan kata-kata tersebut untuk menjadi sebuah kalimat efektif
C.
Guru menulis kalimat tidak
efektif didepan papan tulis dan ia menyuruh muridnya untuk memperbaiki menjadi
kalimat efektif
No comments:
Post a Comment