Sunday, September 29, 2013

MENULIS

1.      Kosa kata dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdikbud, 1988:462) kosa kata berarti pembendaharan kata atau vocabuler. Menurut keraf ( 1991:24) kosakata atau pembendaharaan kata suatu bahasa adalah keseluruhan kata yang dimiliki oleh sebuah bahasa.Pendapat Keraf tersebut memberikan penegasan bahwa sesungguhnya kosakata itu merupakan keseluruhan kata yang dimiliki suatu bahasa. Pendapat tersebut mengupas mengenai istilah kata. Maka perlu juga dibahas mengenai istilah kata tersebut.
A.    Kosakata aktif ialah kosakata yang sering dipakai dalam berbicara atau menulis.
B.     Kosakata pasif ialah kosakata yang jarang bahkan tidak pernah dipakai, tetapi biasanya digunakan dalam istilah puitisasi. Sebagai contoh dapat tergambar dalam tabel di bawah ini.

KOSAKATA AKTIF DAN PASIF
Kosakata Aktif
Kosakata Pasif
Bunga, kembang
Matahari
Angin
(zaman) dahulu
dsb.
Puspa, kusuma
Surya, mentari
Bayu, puwana
Bahari
dsb.



2.      Diksi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pusat bahasa Departemen Pendidikan Indonesia adalah pilihan kata yg tepat dan selaras (dalam penggunaannya) untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu (seperti yang diharapkan). Diksi adalah kesanggupan sebuah kata untuk menimbulkan gagasan-gagasan yang tepat pada imajinasi pembaca atau pendengar, seperti apa yang dipikirkan atau dirasakan oleh penulis atau pembicara. 
Jika dilihat dari kemampuan pengguna bahasa, ada beberapa hal yang mempengaruhi pilihan kata, diantaranya :
A.    Tepat memilih kata untuk mengungkapkan gagasan atau hal yang ‘diamanatkan’
B.     Kemampuan untuk membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna sesuai dengan gagasan yang ingin disampaikan dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai dengan situasi dan nilai rasa pembacanya.
C.     Menguasai sejumlah kosa kata (perbendaharaan kata) yang dimiliki masyarakat bahasanya, serta mampu menggerakkan dan mendayagunakan kekayaannya itu menjadi jaring-jaring kalimat yang jelas dan efektif.

Agar dapat menghasilkan pengungkapan yang menarik melalui pilihan kata maka diksi yang baik harus memenuhi kriteria, yaitu :
A.    Ketepatan dalam pemilihan kata dalam menyampaikan suatu gagasan.
B.     Seorang pengarang harus mempunyai kemampuan untuk membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna sesuai dengan gagasan yang ingin disampaikan dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai dengan situasi dan nilai rasa bagi pembacanya.
C.     Menguasai berbagai macam kosakata dan mampu memanfaatkan kata-kata tersebut menjadi sebuah kalimat yang jelas, efektif dan mudah dimengerti.

Kriteria pemilihan kata yang baik, antara lain:
A.    Dapat membedakan antara denotasi dan konotasi
i.                    Kambing hitam itu sangat gemuk
ii.                  Orang itu dijadikan kambing hitam dalam kejadiaan itu
B.     Dapat membedakan kata-kata yang mirip dalam ejaannya.
Karton-kartun
Intensif-insentif
C.     Dapat memahi makna kata abstrak dan konkrit
Kata abstrak: jika kata itu bermakna sifat,keadaan dan kegiataan.
Contoh: Ketulusan,kebodohan,kepandaian,kecintaan dan lain-lain.

D.    Kata konkrit: Jika kata itu bermakna pada suatu benda, orang atau apa saja yang mempunyai eksistensi.Misalnya : Mobil,motor,rumah dan lain-lain.
Contoh: ketulusan hatinya membuat dia akhirnya luluh
Ayah baru membeli motor kemarin.
E.     Dapat memakai kata penghubung secara berpasangan secara tepat.
Contoh :
i.        Antara aku dan dia tidak ada hubungan apa-apa
ii.      Baik menang maupun kalah itu sama saja
iii.    Bukannya saya tidak percaya,tetapi saya agak ragu akan kemampuannya
F.      Dapat membedakan kata-kata umum dengan kata-kata khusus
Contoh :
·         kata umum : Ikan
·         kata khusus : gurame,lele,tenggiri



3.      Makna konotasi dan denotasi
Konotasi adalah kalimat yang mengandung kata perluasan makna dari makna yang sebenarnya.
Contoh :
1)      Nenek membawa buah tangan dari kampung halamanya (oleh-oleh)
2)      Lelaki itu menjadi kambing hitam dalam masalah itu(orang yang disalahkan)
3)      Dampak dari krisis ekonomi mengakibatkan beberapa perusahaan gulung tikar(bangkrut)
4)      Pak amir senang dengan pekerjaanny sebagai kuli tinta(wartawan)
5)      Mirna di sekolahnya dijuluki kutu buku oleh temannya(orang yang suka baca buku)
Denotasi adalah kalimat yang mengandung makna sebenarnya.
Contoh :
1)      Ayah pulang dari indramayu membawa buah mangga
2)      Pak broto memelihara kambing hitam
3)      Kerbau itu berbadan besar
4)      Setelah makan kami cuci tangan
5)      Ayah memperbaiki kursi yang rusak



4.      Sinonim adalah persamaan makna kata
Ø  pelihara = menjaga,mengurus,mengasuh,merawat
Ø  lestari = lindung
Ø  cedera = cacat,luka
Ø  rancang = mempersiapkan
Ø  hancur = pecah,ambruk,rusak,bangkrut













1.      Kalimat  ialah kalimat yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau pembacaseperti gagasan yang ada pada pikiran pembicara atau penulis. Kalimat dikatakan efektif apabila berhasil menyampaikan pesan,gagasan, perasaan, maupun pemberitahuan   sesuai dengan maksud sipembicara atau penulis.

2.      Ciri-ciri Kalimat Efektif
Suatu kalimat efektif harus memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
A.    Kesepadanan
Kesepadanan ialah keseimbangan antara pikiran (gagasan) dan struktur bahasa yang dipakai. Kesepadanan kalimat ini diperlihatkan oleh kesatuan gagasan yang kompak dan kepaduan pikiran yang baik.

Ciri – ciri kesepadanan suatu kalimat adalah:
A.    Kalimat itu mempunyai subjek dan predikat dengan jelas.
B.     Tidak terdapat subjek yang ganda.
C.     Kalimat penghubung intrakalimat tidak dipakai pada kalimat tunggal.
D.    Predikat kalimat tidak didahului oleh kata yang.

Contoh:
A.    Bagi semua mahasiswa aktif perguruan tinggi ini diwajibkan untuk membayar uang kuliah. (salah)
Semua mahasiswa aktif perguruan tinggi ini diwajibkan untuk membayar uang kuliah. (benar)
B.     Penyusunan laporan itu saya dibantu oleh para dosen. (salah)
Dalam menyusun laporan itu, saya dibantu oleh para dosen. (benar)
C.     Mereka datang agak terlambat. Sehingga mereka tidak diperbolehkan mengikuti pelajaran. (salah)
Mereka datang agak terlambat sehingga mereka diperbolehkan mengikuti pelajaran. (benar)
Mereka datang terlambat. Oleh karena itu, mereka diperbolehkan mengikuti pelajaran. (benar)

B.     Keparalelan atau Kesajajaran
Keparalelan atau kesejajaran adalah kesamaan bentuk kata atau imbuhan yang digunakan dalam kalimat itu. Jika pertama menggunakan verba, bentuk kedua juga menggunakan verba. Jika kalimat pertama menggunakan kata kerja berimbuhan me-, maka kalimat berikutnya harus menggunakan kata kerja berimbuhan me- juga.

Contoh:
1.      Kakak menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan. (salah)
Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan. (benar)
Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan. (benar)
2.      Harga sembako dibekukan atau kenaikan secara luwes. (salah)
Harga sembako dibekukan atau dinaikkan secara luwes. (benar)

C.     Ketegasan
Ketegasan atau penekanan ialah suatu perlakuan penonjolan terhadap  ide pokok dari kalimat.  Untuk membentuk penekanan dalam suatu kalimat, ada beberapa cara, yaitu:
A.    Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat).

Contoh:
1.      Harapan kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lain.
Pada kesempatan lain, kami berharap kita dapat membicarakan lagi soal ini.
2.      Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan negara ini dengan kemampuan yang ada pada dirinya.
Harapan presiden ialah agar rakyat membangun bangsa dan negaranya.

D.    Membuat urutan kata yang bertahap
Contoh:
Bukan seribu, sejuta, atau seratus, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-anak terlantar. (salah)
Bukan seratus, seribu, atau sejuta, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-anak terlantar. (benar)


E.     Melakukan pengulangan kata (repetisi).
Contoh:
Cerita itu begitu menarik, cerita itu sangat mengahrukan.

F.     Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan.
Contoh:
Anak itu bodoh, tetapi pintar.

G.    Mempergunakan partikel penekanan (penegasan), seperti: partikel –lah, -pun, dan –kah.
Contoh:
1.      Dapatkah mereka mengerti maksud perkataanku?
2.      Dialah yang harus bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugas ini.

H.    Kehematan
Kehematan dalam kalimat efektif maksudnya adalah hemat dalam mempergunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu, tetapi  tidak menyalahi kaidah tata bahasa. Hal ini dikaranekan, penggunaan kata yang berlebih akan mengaburkan maksud kalimat. Untuk itu, ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan untuk dapat melakukan penghematan, yaitu:
A.    Menghilangkan pengulangan subjek.
B.     Menghindarkan pemakaian superordinat pada hiponimi kata.
C.     Menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat.
D.    Tidak menjamakkan kata-kata yang berbentuk jamak.

Contoh:
1.      Karena ia tidak diajak, dia tidak ikut belajar bersama di rumahku. (salah)
Karena tidak diajak, dia tidak ikut belajar bersama di rumahku. (benar)
2.      Dia mengenakan topi warna hitam. (salah)
Dia mengenakan tpi hitam. (benar)
3.      Dia sudah menunggumu sejak dari pagi. (salah)
Dia sudah menunggumu sejak pagi. (benar)

I.       Kecermatan
Kecermatan di sini maksudnya tidak menimbulkan tafsiran ganda dan tepat dalam pilihan kata.
Contoh:
1.   Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu menerima hadiah. (salah)
      Mahasiswa dari perguruan tinggi yang terkenal itu menerima hadiah. (benar)
      Mahasiswa yang terkenal di perguruan tinggi itu menerima hadiah. (benar)
2.   Dia menerima uang sebanyak dua puluh lima ribuan. (salah)
      Dia menerima uang sebanyak dua puluh lima ribu rupiah. (benar)
      Dia menerima uang sebanyak dua puluh lembar lima ribu rupiah. (benar)
J.       Kepaduan
Kepaduan di sini maksudnya adalah kepaduan pernyataan dalam kalimat  itu, sehingga informasi yang disampaikannya tidak terpecah-pecah. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menciptakan kepaduan kalimat, yaitu:
1.      Kalimat yang padu tidak bertele-tele dan tidak mencerminkan cara berpikir yang tidak simetris.
2.      Kalimat yang padu mempergunakan pola aspek + agen + verbal secara tertib dalam kalimat-kalimat yang berpredikat pasif persona.
3.      Kalimat yang padu tidak perlu menyisipkan sebuah kata seperti daripad atau tentang antara predikat kata kerja dan objek penderita.
Contoh:
A.    Kita harus dapat mengembalikan kepada kepribadian kita orang-orang kota yang telah terlanjur meninggalkan rasa kemanusiaan itu. (salah)
Kita harus mengembalikan kepribadian orang-orang kota yang sudah meninggalkan rasa kemanusiaan. (benar)
B.     Surat itu saya sudah baca. (salah)
Surat iitu sudah saya baca. (benar)
C.     Makalah ini membahas tentang teknologi fiber optik. (salah)
Makalah ini membahas teknollogi fiber optik. (benar)


K.    Kelogisan
Kelogisan ialah bahwa ide kalimat itu dapat dengan mudah dipahami dan penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku. Hubungan unsur-unsur dalam kalimat harus memiliki hubungan yang logis/masuk akal.
Contoh:
A.    Untuk mempersingkat waktu, kami teruskan acara ini. (salah)
     Untuk menghemat waktu, kami teruskan acara ini. (benar)
B.     Mayat lelaki tua yang ditemukan itu sebelumnya sering mondar-mandir di daerah
tersebut.(salah)
     Sebelum meninggal, lelaki tua yang mayatnya ditemukan itu sering mondar-mandir di
   
daerah tersebut. (benar)

3.Beberapa contoh latihan menggunakan kalimat efektif di sekolah
A.    Guru memberikan guntingan karton yang sudah ditulis kalimat efektif dan kalimat tidak efektif kepada muridnya dan ia mulai menyuruh muridnya untuk mencari pasangan masing-masing sesuai dengan kalimat tersebut.
B.     Guru memberikan setiap murid satu buah kata dan menyuruh mereka untuk mencari teman-teman mereka untuk menggabungkan kata-kata tersebut untuk menjadi sebuah kalimat efektif
C.     Guru menulis kalimat tidak efektif didepan papan tulis dan ia menyuruh muridnya untuk memperbaiki menjadi kalimat efektif

No comments:

Klasifikasi Bunyi

  Klasifikasi Bunyi A.     Vokal dan Konsonan Pada umumnya bunyi bahasa dibedakan atas vokal dan konsonan. Bunyi vokal dihasilkan den...