Monday, May 27, 2013

HURUF KAPITAL DAN TANDA BACA

“HURUF KAPITAL DAN TANDA BACA”


A.   HURUF KAPITAL

1.      Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat.
Contoh:
A.    Kami menggunakan barang produksi dalam negeri.
B.     Siapa yang datang tadi malam?
C.     Ayo, angkat tanganmu tinggi-tinggi!
D.    Kami membuat handphone menggunakan tenaga listrik.
E.     Kami mengajar anak-anak disekolah.


2.      Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung.
Contoh:
A.    Adik bertanya, ”Kapan kita ke Taman Safari?”
B.     Bapak menasihatkan, ”Jaga dirimu baik-baik, Nak!”
C.     Guru itu bertanya, “Apakah kamu sudah mengerjakan PR?”
D.    Ibu berkata, “Dik, tolong bersihkan rumah!”
E.     Dik, “Hati-hati dijalan!”, kata kakak.


3.      Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan dan nama kitab suci, termasuk ganti untuk Tuhan.
Contoh:
A.    Allah
B.     Yang Mahakuasa
C.      Islam
D.     Quran
E.     Weda


4.      A. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan, keturunan,   
     dan keagamaan yang diikuti nama orang.
     Contoh:
i.                    Haji Agus Salim
ii.                  Imam Syafii
iii.                Nabi Muhammad SAW
iv.                Raden Wijaya
v.                  Mahaputra Yamin



B.     Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang tidak diikuti nama orang.
Contoh:
i.                    Dia adalah anak keturunan raja.
ii.                  Anak itu baru saja diangkat menjadi sultan
iii.                Dia diberi gelar kiai karena dia pandai dalam ilmu agama.
iv.                Tahun ini dia diberikan kesempatan untuk pergi naik haji.
v.                  Dia seorang ustad yang pantut diteladani oleh semua orang.

5.      A. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang 
     diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang, nama instansi, 
     atau nama tempat.
     Contoh:
i.                    Presiden Yudhoyono
ii.                  Mentri Pertanian
iii.                Gubernur Irian Jaya.
iv.                Profesor Supomo
v.                  Sekretaris Jendral Deplu.

B.     Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan atau nama instansi yang merujuk kepada bentuk lengkapnya.
Contoh:
i.                    Siapakah Gubernur yang baru dilantik itu?
ii.                  Kapten Amir telah naik pangkat menjadi Mayor.
iii.                Keponakan saya bercita-cita menjadi Presiden.
iv.                Sidang itu dipimpin langsung oleh Presiden Republik Indonesia.
v.                  Kegiatan itu sudah direncanakan oleh Departemen Pendidikan Nasional.

C.     Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan pangkat yang tidak merujuk kepada nama orang, nama instansi atau nama tempat tertentu.
Contoh:
i.                    Siapakah gubernur yang baru dilantik itu?
ii.                  Kapten Amir telah naik pangkat menjadi mayor.
iii.                Keponakan saya bercita-cita menjadi presiden.   
iv.                Dia memiliki pangkat sebagai perdana mentri.
v.                  Bapak itu adalah seorang bupati di bintan.       

6.      A. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama orang.
     Contoh:
i.                    Albar Maulana
ii.                  Kemal Hayati
iii.                Muhammad Rahyan
iv.                Wage Rudolf Supratman
v.                  Bryan Bramantoro

B.     Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama singkatan nama orang yang digunakan sebagai nama jenis atau satuan ukuran.
Contoh:
i.                    Joule Per Kelvin
ii.                  Newton
iii.                Pascal Second
iv.                 J/K
v.                   Pass

C.     Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orang yang digunakan sebagai nama jenis atau satuan ukuran.
Contoh:
i.                    Mesin jahit.
ii.                  Mesin diesel.
iii.                10 watt.
iv.                2 ampere.
v.                  5 volt.

7.      A. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa dan bahasa.
     Contoh:
i.                    Dalam hal ini Bangsa Indonesia yang ….
ii.                  …. tempat bermukim Suku Melayu sejak ….
iii.                …. memakai Bahasa Spanyol sebagai ….
iv.                ... pada saat ini Bahasa Inggris sering ...
v.                  Bahasa Indonesia, sebagai bahasa ...

B.     Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku dan bahasa yang digunakan sebagai bentuk dasar kata keturunan.
Contoh:
i.                    Mengindonesiakan kata asing.
ii.                  Keinggris-inggrisan.
iii.                Menjawakan bahasa indonesia.
iv.                Kejawa-jawaan.
v.                  Bermain-main.

8.      A. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, dan hari raya.
     Contoh:
i.                    Tahun Hijriah.
ii.                  Hari Rabu.
iii.                Hari Proklamasi RI.
iv.                Hari Natal.
v.                  Hari Raya Idul Fitri


B.     Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama peristiwa sejarah.
Contoh:
i.                    Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
ii.                  Hari Pendidikan.
iii.                Perang dunia II.
iv.                Sumpah Pemuda.
v.                  Hari Ibu.

C.     Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama peristiwa sejarah yang tidak digunakan sebagai nama.
Contoh:
i.                    Ir. Soekarno dan Drs. Moehammad Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
ii.                  Perlombaan persenjataan nuklir membawa risiko pecahnya perang dunia.
iii.                Kami semua upacara hari pendidikan dilapangan.
iv.                Saya dan kakak saya merayakan hari natal dirumah .
v.                  Hari ini adalah hari sumpah pemuda.

9.      A. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama khas dalam geografi.
     Contoh:
i.                    Ngarai Sianok.
ii.                  Lembah Baliem.
iii.                Selat Lombok.
iv.                Terusan Suez.
v.                  Bukit Barisan.

B.     Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama diri atau nama diri geografi jika kata yang mendahuluinya menggambarkan ke khasan budaya.
Contoh:
i.                    Tari Bali.
ii.                  Tari Melayu.
iii.                Nasi Padang.
iv.                Sarung Mandar.
v.                  Ukiran Jepara.

C.     Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama geografi dan tidak diikuti oleh nama diri geografi.
Contoh:
i.                    Jangan membuang sampah ke sungai.
ii.                  Mereka mendaki gunung yang tinggi.
iii.                Kami semua mandi di kali.
iv.                Dia sedang berlayar keteluk.
v.                   Mereka pergi kearah tenggara.

D.    Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama geografi yang digunakan sebagai nama jenis.
Contoh:
i.                    garam inggris.
ii.                  gula jawa.
iii.                sate madura.
iv.                pisang ambon.
v.                  kacang bogor.


10.  A. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua unsur nama resmi negara,
      lembaga, resmi, lembaga ketatanegaraan, badan, dan nama dokumen resmi, kecuali
      kata tugas, seperti dan, oleh, atau, dan untuk.
      Contoh:
i.                    Badan Kesejahteraan Ibu dan Anak.
ii.                  Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
iii.                Majelis Permusyawaratan Rakyat.
iv.                Undang-Undang Dasar 1945.
v.                  Republik Indonesia.


B.     Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata yang bukan nama resmi lembaga pemerintah, ketatanegaraan, badan, serta nama dokumen resmi.
Contoh:
i.                    Dia menjadi pegawai di salah satu departemen.
ii.                  Menurut undang-undang, perbuatan itu melanggar hukum.
iii.                Negara ini sudah menjadi republik.
iv.                 Kerja sama antara presiden dengan anggota mpr.
v.                  Menjadi anggota dprd.


11.  Huruf kapital dipakai sebagai huruf kapital setiap unsur bentuk ulang sempurna yang terdapat pada nama badan/ lembaga.
Contoh:
A.    Perserikatan Bangsa-Bangsa.
B.     Yayasan Ilmu-Ilmu Sosial.
C.     Rancangan Undang-Undang kepegawaian.
D.    Azaz-Azaz hukum perdata.
E.     Hak-Hak Asasi Manusia.





12.  Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur kata ulang sempurna) dalam penulisan nama buku, majalah, surat kabar, dan judul karangan, kecuali kata seperti di, ke, dari, dan, dalam, yang, untuk yang tidak terletak pada posisi awal.
Contoh:
A.    Idrus menulis buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma.
B.     Bacalah majalah Tata Bahasa Indonesia.
C.     Dia agen surat kabar Suara Pembaharuan.
D.    Ia menulis makalah ”Fungsi Persuasif dalam Bahasa Iklan Media Elektronik”.
E.     Tania membaca buku Dari Winner Sains Of Indonesia.


13.  Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, dan sapaan yang digunakan dengan nama diri.
Contoh:
A.    dr.                 : Dokter.
B.     M.M.             : Magister Manajemen.
C.     Jend.             : Jendral.
D.    S.E                : Sarjana Ekonomi.
E.     M.Hum         : Magister Humaniora.


14.  A. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan   
     seperti Bapak, Ibu, Saudara, Kakak, Adik, Paman, yang dipakai dalam penyapaan  
     dan pengacuan.
     Contoh:
i.        Para ibu-ibu mengunjungi Ibu Febiola.
ii.      Silahkan duduk, Dik!” kata Andi.
iii.    “Kapan Bapak berangkat?” tanya Dion.
iv.     Kakak memberikan makanan kepada Adik.
v.      Bapak Tio akan berangkat kerja.


B.     Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan yang dipakai dalam penyapaan.
Contoh:
i.                    Kita semua harus menghormati bapak dan ibu kita.
ii.                  Semua kakak dan adik saya sudah berkeluarga.
iii.                Dia tidak mempunyai saudara yang tinggal ditanjungpinang.
iv.                Kata adik senang tinggal di Tanjungpinang.
v.                  Kalau ingin hidup sehat, kita harus berolahraga dan makan makanan bergizi, kata ibu dan ayah.



15.  Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata ganti Anda.
Contoh:
A.    Apakah kegemaran Anda?
B.     Usulan Anda telah kami terima.
C.     Siapakah nama Anda?
D.    Sudahkah Anda tahu?
E.     Apakah Anda mengerti masalahnya?

16.  Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama pada kata, seperti keterangan, catatan, dan misalnya yang didahului oleh pernyataan lengkap dan diikuti oleh paparan yang berkaitan dengan pernyataan lengkap itu.
Contoh:
A.    II F15
B.     IE
C.     IU
D.    IB
E.     IC














B.   TANDA BACA

*      Tanda Titik ( . )

1.      Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.
Contoh:
A.    Andi membeli baju baru.
B.     Kakak sedang menyapu halaman.
C.     Ayah bekerja di Singapura.
D.    Mereka sedang bermain.
E.     Adik sedang mengerjakan PR.

2.      Tanda titik dipakai dibelakang angka atau  huruf dalam  satu bagian, ikhtisar, atau daftar.
Contoh:
A.    Direktor Jendral Pendidikan Tinggi.
B.     Departemen Pendidikan Nasional.
C.     Majelis Umum Indonesia.
D.    Mahkamah Agung.
E.     Dewan Perwakilan Rakyat.

3.      Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf pengkodean suatu judul bab dan subbab.
Contoh:
III.  Departemen Dalam Negeri
A.       Direktorat Jendral PMD
B.       Direktorat Jendral Agraria
          1.    Subdit ….
          2.    Subdit ….


I.         Isi Karangan                                                1.      Isi Karangan
    A.       Uraian Umum                                       1.1   Uraian Umum
    B.       Ilustrasi                                                 1.2   Ilustrasi
           1.       Gambar                                        1.2.1 Gambar
           2.       Tabel                                            1.2.2 Tabel
           3.       Grafik                                           1.2.3 Grafik

Catatan:
Tanda titik tidak dipakai di belakang angka pada pengkodean sistem digit jika angka itu merupakan yang terakhir dalam deret angka sebelum judul bab atau subbab.



4.      Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu.
Contoh:
A.    Pukul  07.30.20 (pukul 7 lewat 30 menit 20 detik)
B.     Pukul 08.20.14 (pukul 8 lewat 20 menit 14 detik)
C.     Pukul 02.14.19 (pukul 2 lewat 14 menit 29 detik)
D.    Pukul 01.03.04 (pukul 1 lewat 3 menit 4 detik)
E.     Pukul 05.30.30 (pukul 5 lewat 30 menit 30 detik)

5.      Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka, jam, menit, dan detik yang menunjukan waktu dan jangka waktu.
Contoh
A.    02.04.05 jam (2 jam, 4 menit, 5 detik)
B.     06.07.08 jam (6 jam, 7 menit, 8 detik)
C.     10.19.20 jam (10jam, 19 menit, 20 detik)
D.    02.04.15 jam( 2 jam, 4 menit, 15 detik)
E.     11.03.20 jam ( 11 jam, 3 menit, 20 detik)

6.      Tanda titik dipakai di antara nama penulis, judul tulisan yang tidak berakhir dengan tanda tanya dan tanda seru, dan tempat terbit dalam daftar pustaka.
Contoh:
A.    Lawrence, Marry S. Writting as a Thingking Process. Ann Arbor: University of Michigan Press, 1974
B.     Graidan, Stefard D. Sains of Indonesia as Process. Abc Arbon: University of Indonesia, 2005
C.     Paires, Stefandarf M. Writting and Reading Text Indonesia. Indonesia Press: University of United, 1990
D.    Cuckloc, Andreas H. Reading and Meaning Translate Process Indonesia. Art Abc: University of California, 2000
E.     Revan, Adreian H. Text Indonesia as Thingking Process. Arbon Step: University of Madagaskar, 2001

7.      A. Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang    
       menunjukkan jumlah.
       Contoh:
i.                    UMRAH menerima 1.500 mahasiswa.
ii.                  Siswa SMA N 1 BINTAN sebanyak 5.00 orang yang mengikuti Cerdas Cermat.
iii.                Panti asuhan itu memiliki anak asuhan sebanyak 1.000.
iv.                Desa itu memberikan aturan setiap hari jumat harus membayar Rp. 10.000.
v.                  Dita diberikan uang sebesar Rp. 50.000.


B.     Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang tidak menunjukkan jumlah.
Contoh:
i.                    Sunaryo wafat pada tahun 2010.
ii.                  Paket itu memiliki no resi 1209.
iii.                Dia lahir pada tahun 1994 di Kijang.
iv.                Dia bekerja diperusahaan itu sejak 1955.
v.                  Dia dipindahkan kejakarta tahun 2008.


C.     Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan atau kepala ilustrasi, tabel, dan sebagainya.
Contoh:
i.                    Catur Untuk Semua Umur (tanpa titk)
ii.                  Gambar 1: Bentuk Surat Resmi Indonesia Baru (tanpa titik)
iii.                Acara Peresmian Monumen Antam
iv.                Acara kunjungan Mentri Pendidikan Nasional
v.                  UUD Tahun 1945


D.    Tanda titik tidak dipakai dibelakang(a) nama dan alamat penerima surat(b) nama dan alamat pengirim surat, dan(c) dibelakang tanggal surat.
Contoh:
i.                    Yth. Manager Pusatindo
Jalan Cengkareng
Bandung
ii.                  Yth. dr. Soepomo
Jalan Abdurahman
Jogjakarta
iii.                Yth. Kepala Biro Management
Jalan Hasanudin
Makasar
iv.                Yth. Sdr. Yamien
Jalan Hitam Putih
Batam
v.                  Yth. Manager Salura Images
Jalan Kemuning
Bali





E.     Pemisah bilangan  ribuan atau kelipatannya dan desimal dilakukan sebagai berikut.
Contoh:
i.                    Rp. 5.000,00-
ii.                  Rp. 600,00-
iii.                Rp. 75.000.000,00-
iv.                Rp. 512.000,00-
v.                  Rp. 4.000,00-

8.      Tanda titik dipakai pada penulisan singkatan kata atau ungkapan yang sudah sangat umum. Pada singkatan yang terdiri dari tiga huruf atau lebih hanya satu tanda titik.
Contoh:
A.    Tgl.                 : Tanggal
B.     Dkk.                : Dan kawan-kawan
C.     Dsb.                 : Dan sebagainya
D.    Yth.                 : Yang terhormat
E.     Jln.                  : Jalan

9.      Tanda titik dipakai pada akhir singkatan nama orang.
Contoh:
A.    Muh. Bisri
B.     A.R. Hartono
C.     Jen. Hartico
D.    Geog. Hanifan
E.     Ind. Marlendra

10.  Tanda titik dipakai pada akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat dan sapaan.
Contoh:
A.    S.E.                          : Sarjana Ekonomi
B.     S.H.                          : Sarjana Hukum
C.     dr.                             : Dokter
D.    Dr.                            : Doktor
E.     M.Hum.                    : Master Humaniora

11.  Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan yang terdiri dari huruf-huruf awal kata atau suku kata, atau gabungan keduanya, atau yang terdapat didalam akronim yang sudah diterima oleh masyarakat.
Contoh:
A.    Sekjen                            : Sekertaris Jenderal.
B.     Dirjen                             : Direktorat Jenderal.
C.     ABRI                              : Angkatan Bersenjata Republik Indonesia
D.    MPR                               : Majelis Permusyawaratn Rakyat
E.     Tilang                             : Bukti Pelanggaran

12.  Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan lambang kimia, satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang.
Contoh:
A.    Na                               : Natrium
B.     TNT                            : Trinitrololuena
C.     20 kg                           : Ibu membeli 20kg tepung terigu
D.    30 cm sedikit              : Panjangnya 30 cm kurang
E.     Rp. 500,00-                 : Harga buku itu Rp. 500,00- perbuku



*      Tanda Koma ( , )

1.      Tanda koma dipakai diantara unsur-unsur dalam satu perincian atau pembilangan.
Contoh:
A.    Ibu membeli buah durian, jeruk, dan pepaya.
B.     Kakak itu menjual bunga mawar, melati, anggrek.
C.     Aku membeli peralatan sekolah seperti pena,buku, pensil dan penghapus.
D.    Reny membeli permen, roti, dan air mineral.
E.     Surat biasa, surat kilat, ataupun surat khusus, memerlukan prangko.


2.      Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara berikutnya yang didahului oleh kata seperti tetapi atau melainkan.
Contoh:
A.    Saya ingin datang, tetapi hari hujan.
B.     Didik bukan anak saya, melainkan anak Pak Daud.
C.     Buku itu bukan milik saya, tetapi milik ayah saya.
D.    Saya membeli buku puisi, tetapi dia membeli buku nyanyi.
E.     Andin bukan mengambil buku, melainkan mengambil laptop.


3.      Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dan kalimat setara berikutnya yang didahului dengan kata seperti tetapi, melainkan, sedangkan, dan kecuali.
Contoh:
A.    Mahasiswa yang punya kendaraan wajib datang untuk mengikuti upacara dikampus, kecuali yang tidak punya kendaraan diperbolehkan tidak datang.
B.     Adik lebih suka bermain, sedangkan kakak lebih suka berbelanja.
C.     Buku itu bukan milik saya, melainkan milik ayah saya.
D.    Anak itu pintar seperti orang tua nya.
E.     Anak itu bukan bodoh, melainkan dia sedikit malas dalam belajar.



4.      Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat itu mendahului induk kalimatnya.
Contoh:
A.    Kalau hujan tidak reda, saya tidak akan pergi.
B.     Karena sakit, kakek tidak bisa hadir.
C.     Karena sibuk, ayah tidak jadi pergi.
D.    Dia anak yang kaya, karena rajin bekerja.
E.     Dia anak yang pintar, karena rajin belajar.


5.      Tanda koma harus dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat yang terdapat pada awal kalimat, seperti oleh karena itu, jadi, lagi pula, meskipun begitu, akan tetapi.
Contoh:
A.    Meskipun begitu, kita harus tetap jaga-jaga.
B.     Jadi, masalahnya tidak semudah itu.
C.     Oleh karena itu, kita harus membayarnya sekarang juga.
D.    Jadi, kita harus menabung sejak sekarang.
E.     Meskipun begitu, dia juga anak yang baik.


6.      Tanda koma dipakai untuk memisahkan kata seperti o, ya, wah, aduh, kasihan dari kata yang lain yang terdapat di dalam kalimat.
Contoh:
A.    Wah, bagus ya?
B.     Aduh, sakitnya bukan main.
C.     O, begitukah hasilnya?
D.    Kasihan, dia harus ditinggalkan oleh kedua orang tuanya.
E.     Ya, kamu memang harus begitu kepadanya.


7.      Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.
Contoh:
A.    Kata ibu, ”Saya berbahagia sekali”.
B.     ”Saya berbahagia sekali,” kata ibu.
C.     Kata Ibu, “Saya lelah sekali.”
D.    “Saya bangga sekali,” kata ayah, “karena lulus ujian.
E.     “kamu pintar sekali,” kata ibu, “karena rajin belajar”.




8.      Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain yang mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru.
Contoh:
A.    ”Di mana pameran itu diadakan?” tanya Sinta.
B.     ”Baca dengan teliti!” ujar Bu Guru.
C.     “Sudah datangkah adikmu?” tanya Ibu.
D.    “Bayar lunas sekarang juga!” perintahnya.
E.     “Kapan kamu berkunjung kerumahku?” kataku.


9.      Tanda koma dipakai di antara (i) nama dan alamat, (ii) bagian-bagian alamat, (iii) tempat dan tanggal, dan (iv) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.
Contoh:
A.    Surat ini agar dikirim kepada Dekan Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, Jalan Raya Salemba 6, Jakarta Pusat.
B.     Sdr. Zulkifli Amsyah, Jalan Cempaka Wangi VII/11, Jakarta Utara 10640.
C.     Jakarta, 11 November 2004.
D.    Bandung, 12 Maret 2013.
E.     Bapak Ibnu, Jalan Habiburahman 27, Surabaya.


10.  Tanda koma dipakai untuk memisahkan bagian nama yang dibalik susunannya dalam beberapa pustaka
Contoh:
A.    Abrikasch, Ambra 1976.  Kamus Bahasa Nasional, Jilid 3. Jakarta: Tata Bahasa.
B.     Boy, Hendra 2006. Politik dan Tatat Bahasa. Tanjungpinang.
C.     Bred, Stain, 2003.Sains and Read Bahasa Indonesia. Jakarta.
D.    Jen, Dree, 1990. Kamus dan Tata Bahasa Arab. Jakarta.
E.     Ibu, hakim, 1982. Berbahasa Indonesia. Jakarta.


11.  Tanda koma dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan kaki.
Contoh:
A.    Lamuddin Finoza, Komposisi Bahasa Indonesia, (Jakarta: Diskusi Insan Mulia, 2001), hlm. 27.
B.     Siregar, Azab dan Sengsara(Jogjakarta: Diupline indonesiaa, 1996), halaman 30.
C.     Hilman, ensikopledia Hukum Adat Budaya Indonesia(Bandung: Alumni, 1998) halaman 12.
D.    Alisyahbana, S. Takdir, Tata Bahasa Indonesia(Jakarta: Balai Pustaka, 1990), halaman 8.
E.     Andrewa, Sansoko. 1990,  Politik Indonesia(Bandung: Diskusi Indonesia) halaman 18.


12.  Tanda koma dipakai di antara orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga.
Contoh:
A.    A. Yasser Samad, S.S.
B.     Zukri Karyadi, M.A.
C.     Ny. Ratulangi, S.E.
D.    Ny. Kartini Putri, M.A.
E.     Hj. Susanti , S.H

13.  Tanda koma dipakai dimuka angka persepuluhan dan diantara rupiah dan sen dalam bilangan.
Contoh:
A.    3,5 Kg
B.     Rp. 5.000.00,-
C.     1,5 Ton
D.    Rp. 500.000.00,-
E.     5,2 Kg

14.  Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak membatasi.
Contoh:
A.    Di daerah Aceh, misalnya, masih banyak orang laki-laki makan sirih.
B.     Semua siswa, baik yang laki-laki maupun yang perempuan, mengikuti praktik komputer.
C.     Guru saya, Pak Rahmat, Pandai sekali.
D.    Semua siswa yang lulus ujian, akan mendapat ijazah.
E.     Pak camat, aka rapat dikantor desa.

15.  Tanda koma dipakai untuk menghindari salah baca di belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat.
Contoh:
A.    Dalam pembinaan dan pengembangan bahasa, kita memerlukan sikap yang bersunguh-sungguh.
B.     Atas pertolongan Dewi, Kartika mengucapkan terima kasih.
C.     Seharusnya kita bersyukur, karena kita semua selamat dari mala petaka.
D.    kamu memang anak yang baik, terima kasih ya sudah mau membantu Ibu.
E.     Karena itu, kita harus berusaha memanfaatkan SDA dengan sebaik-baiknya.

16.  Tanda koma dipakai diantara tempat penerbitan, nama penerbit, dan tahun penerbitan.
Contoh:
A.    Sandoro, dr, Pembagian Sastra Indonesia, Jakarta, Bina Nusantara, 1990.
B.     Kartika, Dewi, Hj, Perkembangan Bahasa Indonesia, Tanjungpinang, 1998.
C.     Hamzah, Boy, Prof, Tatanan Sastra Indonesia, Tanjungpinang, 1980.
D.    Breac, Monictrof, Prof, Sains Of Indonesia, Tanjungpinang, 2003.
E.     Sairi, Broklocf, Drs, Practice In Sastra Indonesia, Tanjungpinang, 1990.
*      Tanda Titik Koma ( ; )

1.      Tanda titik koma untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara.
Contoh:
A.    Hari makin siang; dagangannya belum juga terjual.
B.     Awan sudah gelap; akan terjadi hujan lebat.
C.     Usia sudah semakin tua; belum juga mendapatkan anak.
D.    Usia sudah beranjak dewasa; tetapi belum juga menikah.
E.     Sudah remaja; tetapi sifatnya masih seperti anak-anak.

2.      Tanda titik koma dipakai sebagai pengganti kata penghubung untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam kalimat majemuk.
Contoh:
A.    Ayah mencuci mobil; ibu sibuk mengetik makalah.
B.     Adik menghapal nama-nama menteri; saya sendiri asyik menonton siaran langsung pertandingan sepak bola.
C.     Kakak mencuci piring; adik membersihkan lantai.
D.    Ayah seorang guru; ibu seorang model.
E.     Kakak sudah mengerjakan PR; saya sedang bermain.

3.      Tanda titik koma dipakai untuk memisahkan unsur-unsur dalam kalimat kompleks yang tidak cukup dipisahkan dengan tanda koma demi memperjelas arti kalimat secara keseluruhan.
Contoh:
A.     Masalah kenakalan remaja bukanlah semata-mata menjadi tanggung jawab para orang tua, guru, polisi, atau pamong praja; sebab sebagian besar penduduk negeri ini terdiri atas anak-anak, remaja, dan pemuda di bawah umur 21 tahun.
B.     Seorang guru bukan hanya mengajarkan murid-muridnya dalam memberikan ilmu; tetapi guru juga merupakan sebagai orang tua ke-2 dalam menjaga dan melindungi anak didiknya.
C.     Pekerjaan polisi bukan hanya menangkap penjahat; tetapi polisi juga dianggap sebagai pengayom masyarakat, dan polisi juga harus menjadi cerminan buat masyarakat.
D.    Orang tua bukan hanya memberikan anak itu apa yang hanya dia inginkan; tetapi orang tua juga sebagai pelindung agar anaknya tidak sampai masuk dalam kesesatan.
E.     Dokter bukan hanya mengobati pasien yang sakit; tetapi dokter juga merupakan tempat orang untuk bertanya-tanya tentang bagaimana merawat tubuh agar tetap sehat.

*      Tanda Titik Dua ( : )

1.      Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti rangkaian atau pemerian.
Contoh:
A.    Untuk membersihkan rumah kita memerlukan: Sapu dan Pel.
B.     Untuk kerja bakti kita perlu alat-alat: Sabit, Cangkul, dan Sapu Lidi.
C.     Kita sekarang memerlukan perabotan rumah tangga: Kursi, Meja.
D.    Ada dua harapan saat berperang yaitu: Hidup atau Mati.
E.     Jika anda berminat bilang: Iya atau Tidak.

2.      Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.
Contoh:
A.    Ketua: Affandi
Sekertaris: Tania
Bendahara: Tika
B.     Tempat: Halaman Depan Kantor
Pembawa Acara: Tio Bramantio
C.     Hari/ Tanggal: Minggu, 20-Maret-2011
Waktu: 09:00-s/d
D.    Bupati: Pak. Hanggoro
Camat: Pak. Brandio
E.     Pekerjaan: Anggota MPR
Alamat: Jl. Harapan

3.      Tanda titik dua dapat dipakai dalam naskah drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan.
Contoh:
A.    Ibu:  “Keluarkan motornya sekarang, Dik!”
B.     Adik: “Baik, Bu.”
C.     Ibu: “Jangan lupa membawa helm dan sim!”
D.    Adik: “Sim dan helmnya, Ibu letakkan dimana?”
E.     Ibu: “Ibu tadi meletakkannya diatas meja tamu”

4.      Tanda titik dua tidak dipakai kalau rangkaian atau pemerian itu merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan.
Contoh:
A.    Untuk meletakkan baju kita memerlukan: Lemari
B.     Alat untuk mencuci baju: Mesin Cuci
C.     Kita sekarang memerlukan: Kendaraan
D.    Untuk mendapatkan sim kita harus: Kekantor Polisi
E.     Untuk itu kita perlu membeli: Meja

5.      Tanda titik dua dipakai diantara jilid atau nomor dan halaman, diantara bab dan ayat dalam kitab-kitab suci, atau diantara judul dan anak judul suatu karangan.
A.    Surah Yasin: 8.
B.     Karangan Magansa: Street on the dead in drag.
C.     Sarinah, I(1994), 32:4.
D.    Surah Al-Baqarah: 20.
E.     Surah An-Nisa: 5.



*      Tanda Hubung ( - )

1.      Tanda hubung menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh pergantian baris.
Contoh:
A.    ... mari kita menunjukkan prestasi yang lebih baik.
B.     Bekerja untuk ... mencari makan.
C.     Orang pintar sangat dibutuhkan ... dikantor.
D.    Anak itu rajin belajar ... sehingga ia sukses.
E.     Anak itu sholeh ... karena ia rajin beribadah.


2.      Tanda hubung menyambung awalan dengan bagian kata yang mengikuti nya atau kata belakangnya, atau akhiran  dengan bagian kata yang mendahuluinya pada pergantian baris.
Contoh:
A.    ... cara baru untuk meng-ukur panas.
B.     ... merupakan alat per-tahan-an tubuh yang baik.
C.     ... cara yang baik meng-ambil udara.
D.    ... agar tubuh menjadi kuat dan sehat kita harus per-tahan-kan dengan berolahraga.
E.     ... agar menjadi anak yang di-harap-kan orang banyak.


3.      Tanda hubung digunakan untuk menyambung unsur-unsur kata ulang.
Contoh:
A.    Anak-anak.
B.     Bersama-sama.
C.     Bermain-main.
D.    Lauk-Pauk.
E.     Berulang-ulang.


4.      Tanda hubung menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan bagian-bagian tanggal.
Contoh:
A.    17-08-1945.
B.     14-07-1994.
C.     S-e-k-o-l-a-h.
D.    P-i-n-t-a-r.
E.     P-e-n-d-i-d-i-k-a-n.




5.      Tanda hubung dapat dipakai untuk dipakai untuk memperjelas hubungan bagian-bagian ungkapan.
Contoh:
A.    Ber-main dengan Bermain-main.
B.     Ber-evolusi dengan be-revolusi.
C.     Isteri-guru yang ramah dengan isteri guru-yang ramah.
D.    Ibu-itu punya perempuan itu dengan ibu itu punya perempuan-itu.
E.     Hanya-itu saja dengan hanya itu-saja.

6.      Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan se- dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf  kapital. Ke- dengan angka, angka dengan –an, dan singkatan huruf kapital dengan imbuhan atau kata.
Contoh:
A.    Se-Jawa Timur.
B.     Se-Indonesian.
C.     Anak itu juara ke-2.
D.    Dia lahir tahun 50-an.
E.     Se-Dunia.

7.      Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing.
Contoh:
A.    Pen-tackle-an.
B.     Di-charter.
C.     Pen-caplock-an.
D.    Di-sender-kan.
E.     Di-pickup.


*      Tanda Pisah ( - )

1.      Untuk menghimpun atau memperluas suatau rangkaian subjek atau bagian kalimat, sehingga menjadi lebih jelas.
Contoh:
A.    Musik itu-sebagai pelengkap hidup manusia dikala dalam kesedihan.
B.     Pintar itu mudah- kalau kita mau berusaha dan bersungguh-sungguh dalam belajar.
C.     Kebodohan-karena dia malas dalam belajar.
D.    Rumah itu sudah ada sejak tahun 1980-an.
E.     Dia mendapatkan peringkat ke-40 dari 40 siswa karena ia malas dalam belajar.



2.      Tanda pisah dipakai diantara dua bilangan berarti ‘sampai dengan’ sedangkan bila dipakai antara dua tempat atau kota berarti ke atau sampai.
Contoh:
A.    Ayah pindah kerja dari tahun 2001-2010.
B.     Acara itu akan dimulai dari jam 09:00-12:00.
C.     Andi belajar dari jam 19:45-21:00.
D.    Jarak dari Garut-Jakarta 50 km.
E.     UN dilaksanakan dari jam 07:30-10:00.


*      Tanda Tanya ( ? )

1.      Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat.
Contoh:
A.    Sampai kapan kamu tinggal disana?
B.     Apakah itu adikmu, Ndi?
C.     Apakah benar anda tinggal disana?
D.    Dari mana kamu berasal?
E.     Kamu punya berapa saudara kandung?

2.      Tanda tanya dipakai didalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan ke-benarannya.
Contoh:
A.    Andi menikahi tina tahun 1998(?).
B.     Dimana emas-emas dirumah dina(?) hilang.
C.     Dimana kamu tinggal (?) Tanjungpinang.
D.    Kamu kuliah dimana(?)UMRAH.
E.     Sudah berapa hari kamu tinggal disana(?) 3 hari.

*      Tanda Seru ( ! )

Tanda seru dipakai untuk mengakhiri ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah yang menggambarkan kesunguhan, ketidakpercayaan, ataupun emosi yang kuat.
Contoh:
A.    Berhasil !
B.     Indonesia Merdeka !
C.     Indahnya gunung itu !
D.    Besar sekali rumah itu !
E.     Taman yang begitu indah !




*      Tanda Elipsis ( ... )

Tanda elipsis (titik-titik) yang dilambangkan dengan tiga titik (...) dipakai untuk menyatakan hal-hal berikut:

1.      Tanda elipsis digunakan untuk menyatakan ujaran yang terputus-putus, atau menyatakan ujaran yang yang terputus dengan tiba-tiba.
Contoh:
A.    Andi seharusnya ... seharusnya ... belajar kalau ingin lulus.
B.     Dia marah-marah terus ... seharusnya dia ... dia jangan begitu.
C.     Adik harus makan ... kalau tidak ... kamu bisa sakit dik.
D.    Kakak , adik ... adik ... dia bermain kotor didepan.
E.     Tina seharusnya kamu pergi ... pergi ... untuk membeli makanan karena makanan dirumah sudak habis.

2.      Tanda elipsis dipakai untuk menyatakan bahwa dalam suatu kutipan ada bagian yang dihilangkan.
Contoh:
A.    Uang negara semakin hari semakin sedikit ... hal ini akan diselidiki oleh KPK.
B.     Dalam mencari ilmu ... kita tidak perlu malu untuk mencari dan bertanya.
C.     Sikap disiplin dan berwibawa ... perlu ditingkatkan
D.    Tahun ini banyak yang mengeluarkan uang ... karena akan  mengadakan pemilu caleg Bintan.
E.     Sidang itu dipimpin langsung oleh ... Presiden Indonesia.

3.      Tanda elipsis yang dipergunakan pada akhir kalimat karena menghilangkan bagian tertentu sesudah kalimat itu berakhir, menggunakan empat titik, yaitu satu sebagai titik bagi kalimat sebelumnya, dan tiga bagi bagian yang dihilangkan.
Contoh:
A.    Demi tegaknya hukum, serta kelancaran tata tertib hal ini sngat perlu ... sehingga setiap “orang yang melanggar”, harus ditindak tegas.
B.     Agar anak-anak masuk sekolah, sekolah memberikan sangsi tegas ... agar tidak ada lagi anak yang “malas” untuk pergi kesekolah.
C.     Setiap orang tua bukan hanya membimbing anaknya dalam mencapai kesuksesan dimasa mendatang ... tetapi orang tua juga harus melindungi anaknya dari masalah apapun.
D.    Dokter itu bukan hanya sebagai orang yang mengobati pasiennya saja ... tetapi dokter juga bertujuan untuk membantu masyarakat, bagaimana menjadi hidup sehat.
E.     Adanya seorang guru dimasyarakat bukan hanya mengajarkan anak-anak untuk menuntut ilmu ... melainkan guru itu ada untuk menjadi orang tua ke 2 dari masyarakat yang dimana bertujuan untuk memberikan pengarahan agar menjadi anak sopan dan untuk mendapatkan masa depan yang cemerlang.
4.      Tanda elipsis dipergunakan juga untuk meminta kepada pembaca mengisi sendiri kelanjutan sebuah kalimat.
Contoh:
A.    Mulanya dimemulai dengan modal kecil. Tetapi dia mampu mengisi semua warungnya dengan lengkap. Entah dari mana dia mendapatkan modal itu ... !
B.     Dia dulu seorang yang sangat jelek, sehingga dia pindah dari kampungnya karena malu. Sudah 4 tahun berlalu, dia pulang kekampungnya, dan banyak laki-laki yang menyukainya. Entah bagaimana caranya sehingga dia menjadi cantik ... !
C.     Dahulu kala hidup seorang wanita miskin, dia sering dihina oleh warga kampungnya karena dia miskin, dan akhirnya dia pindah kekota lain untuk mencari rezeki, tetapi setelah dia pindah kekota lain selama 6 bulan, dia pun kembali kekampungnya dengan menggunakan mobil dan perhiasan yang begitu indah. Sehingga warga bertanya-tanya, bagaimana dia mendapatkan semua harta itu ... !
D.    Dengan kagetnya warga langsung keluar rumah, dan melihat siapa korban yang tertabrak kereta api, dan dia mereka pun lapor kepolisi, sehingga saat ini masih diselidiki siapa keluarganya ... ?
E.     Dia memulai usahanya dari uang Rp.50.000.00,-. Setiap hari dia bekerja hanya didepan monitor laptop. Entah bagaimana cara sistem kerja dia ... !


*      Tanda Petik Ganda ( “...“ )

1.      Tanda petik ganda dipakai untuk mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan, naskah, atau bahasa tertulis lainnya.
Contoh:
A.    Bahasa resmi warga Indonesia adalah, “Bahasa Indonesia”
B.     “Sudah siap ?” tanya Ibu.
C.     “Hati-hati” kata Ayah
D.    “Dik, sudah sholat?” tanya Ibu
E.     “Jalan lewat disitu”, kata kakak, “jalannya lagi diperbaiki”

2.      Tanda petik dipakai untuk mengapit judul syair, karangan, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat.
Contoh:
A.    Bacalah “Desaku Nan Indah” dalam  pelajaran Bahasa Indonesia Jilid III.
B.     Buku itu berjudul “Kaulah Pahlawanku” dalam  buku Kenanganku.
C.     Makalah “Menuju Masyarakat Madani” mendapat perhatian berbagai kalangan.
D.    Manfaat membaca buku “Perjalanan Hidupku” karya Jj. Joeli
E.     Bacalah buku “Penggunaan huruf kapital dan tanda baca”



3.      Tanda petik dipakai untuk mengapit istilah ilmiah yang masih kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus.
Contoh:
A.    Anak itu diberikan obat berupa “Vaksin Polio” oleh suster.
B.     Dia dijuluki “Kupu-kupu malam” karena selalu kerja pada malam hari.
C.     Celana dia bermerk “pantolan”
D.    Dia adalah “bintang kejora”
E.     Dia mendapatkan sebuah obat “Antioksida”

4.      Tanda petik ganda penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan langsung.
Contoh:
A.    Kata Ibu, “Nanti ibu jemput jam 17:00.”
B.     Kata kakak, “Adik, kawanmu sudah datang.”
C.     Ayah berkata kepada dino, “Silahkan duduk, nanti saya panggilkan rio.”
D.    Rio “Teman kamu tunggu didepan.”
E.     Dik, kata ibu “Tolong sapukan halaman depan.”

5.      Tanda baca penutup kalimat atau bagian kalimat ditempatkan dibelakang tanda petik yang mengapit kata atau ungkapan yang dipakai dengan arti khusus.
Contoh:
A.    Karena badannya gemuk, kucingku kuberi nama “ Si Gendut”
B.     Gajah Mada seorang “Mahapatih” pada masa kerajaan Majapahit
C.     Dia adalah seorang “Tumenggung” pada masa kerajaan Majapahit.
D.    Dia sering dijuluki “Kutu Buku” karena sering membaca buku.
E.     Dia adalah anak dari seorang Raja, sehingga dia diberi gelar “Raden”.



*      Tanda Petik Tunggal ( ‘...‘ )

1.      Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit petikan yang terdapat didalam petikan lain.
Contoh:
A.    Anton berkata, “Tiba-tiba saya mendengar suara menegur seseorang ‘siapa kamu?’ “.
B.     Tanya dia, “kau dengar bunyi ‘kring-kring’ tadi?”
C.     Ibu memanggilku, “Adik, dimana kamu ‘tetapi kakak juga memanggilku’ “.
D.    Aku sangat letih sekali, setelah seharian ‘Bekerja Mencari Handphoneku’.
E.     Badanku pada pegal-pegal semua, setelah tadi memenangkan juara “Taekwondo”.





2.      Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit terjemahan atau penjelasan sebuah kata atau ungkapan asing.
Contoh:
A.    Pencuri itu sedang ‘lari terpontang-panting’.
B.     Dinding mata sebelah kanan ‘Retina’.
C.     Teriakan-teriakan bintang itu membuat ‘gerak-gerik bunyi’.
D.    Suara petir itu sangat ‘Menggelegarkan hati’.
E.     Hujan tadi diiri dengan ‘sinar putih menyambar-nyambar’.

3.      Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit makna kata atau ungkapan bahasa daerah atau bahasa asing.
Contoh:
A.    Handsome                    ‘Ganteng’.
B.     Smart                            ‘Cerdas’.
C.     Big                                ‘Besar’.
D.    Big Family                    ‘Keluarga Besar’.
E.     Rehearsals dirty            ‘Geladi kotor’.


*      Tanda Kurung ( ( ) )

1.      Tanda kurung dipakai untuk mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.
Contoh:
A.    Anak itu tidak memiliki SIM (Surat Izin Mengemudi).
B.     Anak itu sekolah di SMA (Sekolah Menengah Atas) N 1 BINTAN.
C.     KTP (Kartu Tanda Penduduk) saya hilang.
D.    Anak itu mengikuti kegiatan PMR (Palang Merah Remaja).
E.     Dia adalah salah satu anggota DPR (Dewan Perwakilan Rakyat).

2.      Tanda kurung mengapit angka atau huruf yang merinci satu seri keterangan. Angka atau huruf itu dapat juga diikuti oleh kurung tutup saja.
Contoh:
Pendidikan itu adalah tanggung jawab bersama yang harus dipikul secara bersama oleh pihak-pihak seperti:
(1)   Orangtua murid          a) orangtua murid
(2)   Masyarakat                b) masyarakat
(3)   Pemerintah                  c) pemerintah
(4)   Guru                            d) guru
(5)   Kepala sekolah           e) kepala sekolah




*      TANDA KURUNG SIKU ( [ ] )

Tanda kurung siku dipakai untuk mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang lain. Tanda itu menyatakan bahwa kesalahan atau kekurangan itu memang terdapat didalam naskah asli.
Contoh:
A.    Dia mendapat gelar sarjana karena ia sudah lulus [S1].
B.     Dia memberikan uang kepada [Buah Hatinya].
C.     Hari ini, hari [Proklamasi Kemerdekaan Indonesia].
D.    Dia bercita-cita untuk mendapatkan master[S3].
E.     Dia adalah seorang guru yang [Protective].


*      Tanda Garis Miring ( / )

Tanda garis miring dipakai dalam penomoran kode surat dan juga sebagai pengganti kata dan, atau, per atau nomor alamat.
Contoh:
A.    No. 111/SK/2010.
B.     Dewa/Dewi.
C.     Putera/Puteri.
D.    Jalan Mekarsari 01/22.
E.     Harganya Rp. 500,00/buah.


*      Tanda Penyingkat atau Apostrof ( ‘ )

Tanda penyingkat/apostrof  menunjukkan, menghilangan bagian  kata atau bagian angka tahun.
Contoh:
A.    Dini, ‘kan kuantar (‘kan = akan ).
B.     Roy, ‘lah pergi dari tadi pagi (‘lah = telah ).
C.     Dia bermain film pertama kali pada tahun ’50-an (’50 = 1950 ).
D.    14 Juli ’94 (’94 = 1994 ).
E.     Waktunya sholah  (‘asr = ashar).

Klasifikasi Bunyi

  Klasifikasi Bunyi A.     Vokal dan Konsonan Pada umumnya bunyi bahasa dibedakan atas vokal dan konsonan. Bunyi vokal dihasilkan den...