“HURUF KAPITAL DAN TANDA BACA”
A.
HURUF KAPITAL
1.
Huruf
kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat.
Contoh:
A.
Kami menggunakan
barang produksi dalam negeri.
B.
Siapa yang datang
tadi malam?
C.
Ayo, angkat tanganmu
tinggi-tinggi!
D.
Kami membuat
handphone menggunakan tenaga listrik.
E.
Kami mengajar
anak-anak disekolah.
2. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan
langsung.
Contoh:
A.
Adik bertanya, ”Kapan
kita ke Taman Safari?”
B.
Bapak menasihatkan,
”Jaga dirimu baik-baik, Nak!”
C.
Guru itu bertanya,
“Apakah kamu sudah mengerjakan PR?”
D.
Ibu berkata, “Dik,
tolong bersihkan rumah!”
E.
Dik, “Hati-hati
dijalan!”, kata kakak.
3.
Huruf
kapital dipakai sebagai huruf pertama ungkapan yang berhubungan dengan nama
Tuhan dan nama kitab suci, termasuk ganti untuk Tuhan.
Contoh:
A.
Allah
B.
Yang Mahakuasa
C.
Islam
D.
Quran
E.
Weda
4.
A. Huruf
kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan,
keturunan,
dan keagamaan yang diikuti nama orang.
dan keagamaan yang diikuti nama orang.
Contoh:
i.
Haji Agus Salim
ii.
Imam Syafii
iii.
Nabi Muhammad SAW
iv.
Raden Wijaya
v.
Mahaputra Yamin
B.
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan,
keturunan, dan keagamaan yang tidak diikuti nama orang.
Contoh:
i.
Dia
adalah anak keturunan raja.
ii.
Anak
itu baru saja diangkat menjadi sultan
iii.
Dia
diberi gelar kiai karena dia pandai
dalam ilmu agama.
iv.
Tahun
ini dia diberikan kesempatan untuk pergi naik haji.
v.
Dia
seorang ustad yang pantut diteladani
oleh semua orang.
5.
A. Huruf
kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang
diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang, nama instansi,
atau nama tempat.
diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang, nama instansi,
atau nama tempat.
Contoh:
i.
Presiden Yudhoyono
ii.
Mentri Pertanian
iii.
Gubernur Irian Jaya.
iv.
Profesor Supomo
v.
Sekretaris Jendral Deplu.
B.
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama
jabatan atau nama instansi yang merujuk kepada bentuk lengkapnya.
Contoh:
i.
Siapakah Gubernur yang
baru dilantik itu?
ii.
Kapten
Amir telah naik pangkat menjadi Mayor.
iii.
Keponakan
saya bercita-cita menjadi Presiden.
iv.
Sidang itu dipimpin langsung oleh Presiden Republik Indonesia.
v.
Kegiatan itu sudah direncanakan oleh Departemen Pendidikan Nasional.
C.
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan pangkat yang
tidak merujuk kepada nama orang, nama instansi atau nama tempat tertentu.
Contoh:
i.
Siapakah gubernur yang
baru dilantik itu?
ii.
Kapten Amir telah
naik pangkat menjadi mayor.
iii.
Keponakan saya
bercita-cita menjadi presiden.
iv.
Dia memiliki pangkat sebagai perdana mentri.
v.
Bapak itu adalah seorang bupati di bintan.
6. A.
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama
unsur-unsur nama orang.
Contoh:
i.
Albar Maulana
ii.
Kemal Hayati
iii.
Muhammad Rahyan
iv.
Wage Rudolf Supratman
v.
Bryan Bramantoro
B.
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama
singkatan nama orang yang digunakan sebagai nama jenis atau satuan ukuran.
Contoh:
i.
Joule Per Kelvin
ii.
Newton
iii.
Pascal Second
iv.
J/K
v.
Pass
C.
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orang yang digunakan
sebagai nama jenis atau satuan ukuran.
Contoh:
i.
Mesin
jahit.
ii.
Mesin diesel.
iii.
10 watt.
iv.
2 ampere.
v.
5 volt.
7.
A. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama
nama bangsa, suku bangsa dan bahasa.
Contoh:
i.
Dalam hal ini Bangsa Indonesia yang ….
ii.
…. tempat bermukim Suku Melayu sejak ….
iii.
…. memakai Bahasa Spanyol sebagai ….
iv.
... pada saat ini Bahasa Inggris sering ...
v.
Bahasa Indonesia, sebagai bahasa ...
B.
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku dan bahasa
yang digunakan sebagai bentuk dasar kata keturunan.
Contoh:
i.
Mengindonesiakan kata asing.
ii.
Keinggris-inggrisan.
iii.
Menjawakan bahasa indonesia.
iv.
Kejawa-jawaan.
v.
Bermain-main.
8.
A. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama
nama tahun, bulan, hari, dan hari raya.
Contoh:
i.
Tahun Hijriah.
ii.
Hari Rabu.
iii.
Hari Proklamasi
RI.
iv.
Hari Natal.
v.
Hari Raya Idul Fitri
B.
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama
unsur-unsur nama peristiwa sejarah.
Contoh:
i.
Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia.
ii.
Hari
Pendidikan.
iii.
Perang
dunia II.
iv.
Sumpah
Pemuda.
v.
Hari Ibu.
C.
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama peristiwa sejarah yang tidak
digunakan sebagai nama.
Contoh:
i.
Ir. Soekarno dan Drs.
Moehammad Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
ii.
Perlombaan
persenjataan nuklir membawa risiko pecahnya perang dunia.
iii.
Kami
semua upacara hari pendidikan
dilapangan.
iv.
Saya
dan kakak saya merayakan hari natal
dirumah .
v.
Hari
ini adalah hari sumpah pemuda.
9. A.
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama khas
dalam geografi.
Contoh:
i.
Ngarai Sianok.
ii.
Lembah Baliem.
iii.
Selat Lombok.
iv.
Terusan Suez.
v.
Bukit Barisan.
B.
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama
diri atau nama diri geografi jika kata yang mendahuluinya menggambarkan ke
khasan budaya.
Contoh:
i.
Tari
Bali.
ii.
Tari Melayu.
iii.
Nasi
Padang.
iv.
Sarung
Mandar.
v.
Ukiran
Jepara.
C.
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama geografi dan tidak diikuti oleh
nama diri geografi.
Contoh:
i.
Jangan membuang
sampah ke sungai.
ii.
Mereka
mendaki gunung yang tinggi.
iii.
Kami
semua mandi di kali.
iv.
Dia
sedang berlayar keteluk.
v.
Mereka pergi kearah tenggara.
D. Huruf kapital tidak dipakai sebagai
huruf pertama nama geografi yang digunakan sebagai nama jenis.
Contoh:
i.
garam inggris.
ii.
gula jawa.
iii.
sate madura.
iv.
pisang ambon.
v.
kacang bogor.
10. A.
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua unsur nama resmi negara,
lembaga, resmi, lembaga ketatanegaraan, badan, dan nama dokumen resmi, kecuali
kata tugas, seperti dan, oleh, atau, dan untuk.
lembaga, resmi, lembaga ketatanegaraan, badan, dan nama dokumen resmi, kecuali
kata tugas, seperti dan, oleh, atau, dan untuk.
Contoh:
i.
Badan
Kesejahteraan Ibu dan Anak.
ii.
Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan.
iii.
Majelis
Permusyawaratan Rakyat.
iv.
Undang-Undang
Dasar 1945.
v.
Republik
Indonesia.
B. Huruf kapital tidak dipakai sebagai
huruf pertama kata yang bukan nama resmi lembaga pemerintah, ketatanegaraan,
badan, serta nama dokumen resmi.
Contoh:
i.
Dia menjadi pegawai
di salah satu departemen.
ii.
Menurut undang-undang,
perbuatan itu melanggar hukum.
iii.
Negara
ini sudah menjadi republik.
iv.
Kerja
sama antara presiden dengan anggota mpr.
v.
Menjadi
anggota dprd.
11. Huruf kapital dipakai sebagai huruf kapital setiap
unsur bentuk ulang sempurna yang terdapat pada nama badan/ lembaga.
Contoh:
A.
Perserikatan Bangsa-Bangsa.
B.
Yayasan Ilmu-Ilmu Sosial.
C.
Rancangan Undang-Undang
kepegawaian.
D.
Azaz-Azaz
hukum perdata.
E.
Hak-Hak
Asasi Manusia.
12. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata
(termasuk semua unsur kata ulang sempurna) dalam penulisan nama buku, majalah,
surat kabar, dan judul karangan, kecuali kata
seperti di, ke, dari, dan, dalam, yang, untuk yang tidak
terletak pada posisi awal.
Contoh:
A.
Idrus menulis
buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma.
B.
Bacalah majalah Tata
Bahasa Indonesia.
C.
Dia agen surat
kabar Suara Pembaharuan.
D.
Ia menulis makalah ”Fungsi
Persuasif dalam Bahasa Iklan Media Elektronik”.
E.
Tania membaca buku Dari Winner Sains Of Indonesia.
13. Huruf
kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, dan
sapaan yang digunakan dengan nama diri.
Contoh:
A.
dr. : Dokter.
B.
M.M. : Magister Manajemen.
C.
Jend. : Jendral.
D.
S.E : Sarjana Ekonomi.
E.
M.Hum : Magister Humaniora.
14. A.
Huruf kapital dipakai sebagai
huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan
seperti Bapak, Ibu, Saudara, Kakak, Adik, Paman, yang dipakai dalam penyapaan
dan pengacuan.
seperti Bapak, Ibu, Saudara, Kakak, Adik, Paman, yang dipakai dalam penyapaan
dan pengacuan.
Contoh:
i.
Para ibu-ibu
mengunjungi Ibu Febiola.
ii. Silahkan duduk, Dik!” kata Andi.
iii.
“Kapan Bapak
berangkat?” tanya Dion.
iv. Kakak memberikan makanan kepada Adik.
v.
Bapak Tio
akan berangkat kerja.
B. Huruf kapital tidak dipakai sebagai
huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan yang dipakai dalam penyapaan.
Contoh:
i.
Kita semua harus
menghormati bapak dan ibu kita.
ii.
Semua kakak dan adik saya
sudah berkeluarga.
iii.
Dia tidak mempunyai saudara yang tinggal ditanjungpinang.
iv.
Kata adik
senang tinggal di Tanjungpinang.
v.
Kalau ingin hidup sehat, kita harus berolahraga
dan makan makanan bergizi, kata ibu
dan ayah.
15. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata
ganti Anda.
Contoh:
A.
Apakah kegemaran Anda?
B.
Usulan Anda telah kami terima.
C.
Siapakah nama Anda?
D.
Sudahkah Anda
tahu?
E.
Apakah Anda
mengerti masalahnya?
16. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama pada kata,
seperti keterangan, catatan, dan
misalnya yang didahului oleh pernyataan lengkap dan diikuti oleh paparan yang
berkaitan dengan pernyataan lengkap itu.
Contoh:
A.
II F15
B.
IE
C.
IU
D.
IB
E.
IC
B.
TANDA BACA
Tanda Titik ( . )
1. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan
atau seruan.
Contoh:
A.
Andi membeli baju
baru.
B.
Kakak sedang menyapu
halaman.
C.
Ayah bekerja di
Singapura.
D.
Mereka sedang
bermain.
E.
Adik sedang
mengerjakan PR.
2. Tanda
titik dipakai dibelakang angka atau huruf
dalam satu bagian, ikhtisar, atau
daftar.
Contoh:
A. Direktor Jendral Pendidikan Tinggi.
B. Departemen Pendidikan Nasional.
C. Majelis Umum Indonesia.
D. Mahkamah Agung.
E. Dewan Perwakilan Rakyat.
3. Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf
pengkodean suatu judul bab dan subbab.
Contoh:
III. Departemen Dalam
Negeri
A. Direktorat
Jendral PMD
B. Direktorat
Jendral Agraria
1. Subdit ….
2. Subdit ….
I. Isi
Karangan 1. Isi
Karangan
A. Uraian
Umum 1.1 Uraian
Umum
B. Ilustrasi 1.2 Ilustrasi
1. Gambar 1.2.1
Gambar
2. Tabel 1.2.2
Tabel
3. Grafik 1.2.3
Grafik
Catatan:
Tanda titik tidak dipakai di
belakang angka pada pengkodean sistem digit jika angka itu merupakan yang
terakhir dalam deret angka sebelum judul bab atau subbab.
4. Tanda
titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan
waktu.
Contoh:
A.
Pukul
07.30.20 (pukul 7 lewat 30 menit 20 detik)
B.
Pukul 08.20.14 (pukul 8 lewat 20 menit 14 detik)
C.
Pukul 02.14.19 (pukul 2 lewat 14 menit 29 detik)
D.
Pukul 01.03.04 (pukul 1 lewat 3 menit 4 detik)
E.
Pukul 05.30.30 (pukul 5 lewat 30 menit 30 detik)
5. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka, jam,
menit, dan detik yang menunjukan waktu dan jangka waktu.
Contoh
A.
02.04.05 jam (2 jam, 4 menit, 5 detik)
B.
06.07.08 jam (6 jam, 7 menit, 8 detik)
C.
10.19.20 jam (10jam, 19 menit, 20 detik)
D.
02.04.15 jam( 2 jam, 4 menit, 15 detik)
E.
11.03.20 jam ( 11 jam, 3 menit, 20 detik)
6. Tanda titik dipakai di antara nama penulis, judul
tulisan yang tidak berakhir dengan tanda tanya dan tanda seru, dan tempat
terbit dalam daftar pustaka.
Contoh:
A. Lawrence, Marry S. Writting as a Thingking Process.
Ann Arbor: University of Michigan Press, 1974
B. Graidan, Stefard D. Sains of Indonesia
as Process. Abc Arbon: University of Indonesia, 2005
C. Paires, Stefandarf M. Writting and
Reading Text Indonesia. Indonesia Press: University of United, 1990
D. Cuckloc, Andreas H. Reading and
Meaning Translate Process Indonesia. Art Abc: University of California, 2000
E. Revan, Adreian H. Text Indonesia as
Thingking Process. Arbon Step: University of Madagaskar, 2001
7. A.
Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya
yang
menunjukkan jumlah.
menunjukkan jumlah.
Contoh:
i.
UMRAH menerima 1.500 mahasiswa.
ii.
Siswa SMA N 1 BINTAN sebanyak 5.00 orang yang
mengikuti Cerdas Cermat.
iii.
Panti asuhan itu memiliki anak asuhan sebanyak
1.000.
iv.
Desa itu memberikan aturan setiap hari jumat
harus membayar Rp. 10.000.
v.
Dita diberikan uang sebesar Rp. 50.000.
B. Tanda titik tidak dipakai untuk
memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang tidak menunjukkan jumlah.
Contoh:
i.
Sunaryo wafat pada tahun 2010.
ii.
Paket itu memiliki no resi 1209.
iii.
Dia lahir pada tahun 1994 di Kijang.
iv.
Dia bekerja diperusahaan itu sejak 1955.
v.
Dia dipindahkan kejakarta tahun 2008.
C. Tanda
titik tidak dipakai pada akhir judul
yang merupakan kepala karangan atau kepala ilustrasi, tabel, dan sebagainya.
Contoh:
i.
Catur Untuk Semua
Umur (tanpa titk)
ii.
Gambar 1: Bentuk
Surat Resmi Indonesia Baru (tanpa titik)
iii.
Acara Peresmian
Monumen Antam
iv.
Acara
kunjungan Mentri Pendidikan Nasional
v.
UUD
Tahun 1945
D. Tanda
titik tidak dipakai dibelakang(a)
nama dan alamat penerima surat(b) nama dan alamat pengirim surat, dan(c)
dibelakang tanggal surat.
Contoh:
i.
Yth. Manager Pusatindo
Jalan Cengkareng
Bandung
ii.
Yth. dr. Soepomo
Jalan Abdurahman
Jogjakarta
iii.
Yth. Kepala Biro Management
Jalan Hasanudin
Makasar
iv.
Yth. Sdr. Yamien
Jalan Hitam Putih
Batam
v.
Yth. Manager Salura Images
Jalan Kemuning
Bali
E. Pemisah
bilangan ribuan atau kelipatannya dan
desimal dilakukan sebagai berikut.
Contoh:
i.
Rp. 5.000,00-
ii.
Rp. 600,00-
iii.
Rp. 75.000.000,00-
iv.
Rp. 512.000,00-
v.
Rp. 4.000,00-
8. Tanda
titik dipakai pada penulisan singkatan kata atau ungkapan yang sudah sangat
umum. Pada singkatan yang terdiri dari
tiga huruf atau lebih hanya satu tanda titik.
Contoh:
A.
Tgl. : Tanggal
B.
Dkk. : Dan kawan-kawan
C.
Dsb. : Dan sebagainya
D.
Yth. : Yang terhormat
E.
Jln. : Jalan
9. Tanda
titik dipakai pada akhir singkatan nama orang.
Contoh:
A.
Muh. Bisri
B.
A.R. Hartono
C.
Jen. Hartico
D.
Geog. Hanifan
E.
Ind. Marlendra
10. Tanda
titik dipakai pada akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat dan sapaan.
Contoh:
A.
S.E. : Sarjana Ekonomi
B.
S.H. : Sarjana Hukum
C.
dr. : Dokter
D.
Dr. : Doktor
E.
M.Hum. : Master Humaniora
11. Tanda
titik tidak dipakai dalam singkatan
yang terdiri dari huruf-huruf awal kata atau suku kata, atau gabungan keduanya,
atau yang terdapat didalam akronim yang sudah diterima oleh masyarakat.
Contoh:
A.
Sekjen : Sekertaris Jenderal.
B.
Dirjen : Direktorat Jenderal.
C.
ABRI : Angkatan
Bersenjata Republik Indonesia
D.
MPR : Majelis Permusyawaratn Rakyat
E.
Tilang : Bukti Pelanggaran
12. Tanda
titik tidak dipakai dalam singkatan
lambang kimia, satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang.
Contoh:
A.
Na : Natrium
B.
TNT : Trinitrololuena
C.
20 kg
: Ibu membeli
20kg tepung terigu
D.
30 cm sedikit : Panjangnya 30 cm kurang
E.
Rp. 500,00- : Harga buku itu Rp. 500,00- perbuku
Tanda Koma ( , )
1.
Tanda koma dipakai diantara unsur-unsur dalam
satu perincian atau pembilangan.
Contoh:
A.
Ibu membeli buah durian, jeruk, dan pepaya.
B.
Kakak itu menjual bunga mawar, melati, anggrek.
C.
Aku membeli peralatan sekolah seperti pena,buku,
pensil dan penghapus.
D.
Reny
membeli permen, roti, dan air mineral.
E.
Surat
biasa, surat kilat, ataupun surat khusus, memerlukan prangko.
2.
Tanda
koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara berikutnya
yang didahului oleh kata seperti tetapi atau melainkan.
Contoh:
A.
Saya ingin
datang, tetapi hari hujan.
B.
Didik bukan anak
saya, melainkan anak Pak Daud.
C.
Buku itu bukan milik
saya, tetapi milik ayah saya.
D. Saya
membeli buku puisi, tetapi dia
membeli buku nyanyi.
E.
Andin bukan mengambil
buku, melainkan mengambil laptop.
3.
Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat
setara yang satu dan kalimat setara berikutnya yang didahului dengan kata
seperti tetapi, melainkan, sedangkan,
dan kecuali.
Contoh:
A. Mahasiswa yang punya kendaraan wajib
datang untuk mengikuti upacara dikampus, kecuali
yang tidak punya kendaraan diperbolehkan tidak datang.
B. Adik lebih suka bermain, sedangkan kakak lebih suka berbelanja.
C. Buku itu bukan milik saya, melainkan milik ayah saya.
D. Anak itu pintar seperti orang tua nya.
E. Anak itu bukan bodoh, melainkan dia sedikit malas dalam
belajar.
4.
Tanda
koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat
itu mendahului induk kalimatnya.
Contoh:
A. Kalau
hujan tidak reda, saya tidak akan pergi.
B. Karena
sakit, kakek tidak bisa hadir.
C. Karena
sibuk, ayah tidak jadi pergi.
D. Dia
anak yang kaya, karena rajin bekerja.
E. Dia
anak yang pintar, karena rajin belajar.
5.
Tanda
koma harus dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat yang
terdapat pada awal kalimat, seperti oleh karena itu, jadi, lagi pula,
meskipun begitu, akan tetapi.
Contoh:
A.
Meskipun begitu, kita harus tetap
jaga-jaga.
B.
Jadi, masalahnya tidak
semudah itu.
C.
Oleh
karena itu, kita harus membayarnya sekarang juga.
D.
Jadi,
kita harus menabung sejak sekarang.
E.
Meskipun
begitu, dia juga anak yang baik.
6. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kata seperti o,
ya, wah, aduh, kasihan dari kata yang lain yang terdapat di dalam
kalimat.
Contoh:
A.
Wah,
bagus ya?
B.
Aduh,
sakitnya bukan main.
C.
O,
begitukah hasilnya?
D.
Kasihan,
dia harus ditinggalkan oleh kedua orang tuanya.
E.
Ya,
kamu memang harus begitu kepadanya.
7. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung
dari bagian lain dalam kalimat.
Contoh:
A.
Kata
ibu, ”Saya berbahagia sekali”.
B.
”Saya
berbahagia sekali,” kata ibu.
C.
Kata
Ibu, “Saya lelah sekali.”
D.
“Saya
bangga sekali,” kata ayah, “karena lulus ujian.
E.
“kamu
pintar sekali,” kata ibu, “karena rajin belajar”.
8.
Tanda
koma tidak dipakai untuk memisahkan
petikan langsung dari bagian lain yang mengiringinya dalam kalimat jika petikan
langsung itu berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru.
Contoh:
A.
”Di
mana pameran itu diadakan?” tanya Sinta.
B.
”Baca
dengan teliti!” ujar Bu Guru.
C.
“Sudah
datangkah adikmu?” tanya Ibu.
D.
“Bayar
lunas sekarang juga!” perintahnya.
E.
“Kapan
kamu berkunjung kerumahku?” kataku.
9.
Tanda
koma dipakai di antara (i) nama dan alamat, (ii) bagian-bagian alamat, (iii)
tempat dan tanggal, dan (iv) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis
berurutan.
Contoh:
A.
Surat ini agar
dikirim kepada Dekan Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, Jalan Raya
Salemba 6, Jakarta Pusat.
B.
Sdr. Zulkifli Amsyah,
Jalan Cempaka Wangi VII/11, Jakarta Utara 10640.
C.
Jakarta, 11 November
2004.
D.
Bandung, 12 Maret
2013.
E.
Bapak Ibnu, Jalan
Habiburahman 27, Surabaya.
10. Tanda
koma dipakai untuk memisahkan bagian nama yang dibalik susunannya dalam
beberapa pustaka
Contoh:
A. Abrikasch, Ambra 1976. Kamus Bahasa Nasional, Jilid 3. Jakarta: Tata
Bahasa.
B. Boy, Hendra 2006. Politik dan Tatat Bahasa.
Tanjungpinang.
C. Bred, Stain, 2003.Sains and Read Bahasa
Indonesia. Jakarta.
D. Jen, Dree, 1990. Kamus dan Tata Bahasa
Arab. Jakarta.
E. Ibu, hakim, 1982. Berbahasa Indonesia.
Jakarta.
11. Tanda koma dipakai di antara bagian-bagian dalam
catatan kaki.
Contoh:
A.
Lamuddin
Finoza, Komposisi Bahasa Indonesia, (Jakarta: Diskusi Insan
Mulia, 2001), hlm. 27.
B.
Siregar, Azab dan Sengsara(Jogjakarta: Diupline
indonesiaa, 1996), halaman 30.
C.
Hilman, ensikopledia Hukum Adat Budaya Indonesia(Bandung:
Alumni, 1998) halaman 12.
D.
Alisyahbana, S. Takdir, Tata Bahasa
Indonesia(Jakarta: Balai Pustaka, 1990), halaman 8.
E.
Andrewa, Sansoko. 1990, Politik Indonesia(Bandung: Diskusi Indonesia)
halaman 18.
12. Tanda koma dipakai di antara orang dan gelar akademik
yang mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau
marga.
Contoh:
A.
A. Yasser Samad, S.S.
B.
Zukri Karyadi, M.A.
C.
Ny. Ratulangi, S.E.
D.
Ny. Kartini Putri, M.A.
E.
Hj. Susanti , S.H
13. Tanda
koma dipakai dimuka angka persepuluhan dan diantara rupiah dan sen dalam
bilangan.
Contoh:
A.
3,5 Kg
B.
Rp. 5.000.00,-
C.
1,5 Ton
D.
Rp. 500.000.00,-
E.
5,2 Kg
14. Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan
yang sifatnya tidak membatasi.
Contoh:
A.
Di daerah Aceh,
misalnya, masih banyak orang laki-laki makan sirih.
B.
Semua siswa, baik
yang laki-laki maupun yang perempuan, mengikuti praktik komputer.
C.
Guru saya, Pak Rahmat, Pandai sekali.
D.
Semua siswa yang lulus ujian, akan mendapat
ijazah.
E.
Pak camat, aka rapat dikantor desa.
15. Tanda koma dipakai untuk menghindari salah baca di
belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat.
Contoh:
A.
Dalam pembinaan dan
pengembangan bahasa, kita memerlukan sikap yang bersunguh-sungguh.
B.
Atas pertolongan
Dewi, Kartika mengucapkan terima kasih.
C.
Seharusnya kita bersyukur, karena kita semua
selamat dari mala petaka.
D.
kamu memang anak yang baik, terima kasih ya
sudah mau membantu Ibu.
E.
Karena itu, kita harus berusaha memanfaatkan SDA
dengan sebaik-baiknya.
16. Tanda
koma dipakai diantara tempat penerbitan, nama penerbit, dan tahun penerbitan.
Contoh:
A.
Sandoro, dr, Pembagian Sastra Indonesia,
Jakarta, Bina Nusantara, 1990.
B.
Kartika, Dewi, Hj, Perkembangan Bahasa
Indonesia, Tanjungpinang, 1998.
C.
Hamzah, Boy, Prof, Tatanan Sastra Indonesia,
Tanjungpinang, 1980.
D.
Breac, Monictrof, Prof, Sains Of Indonesia,
Tanjungpinang, 2003.
E.
Sairi, Broklocf, Drs, Practice In Sastra
Indonesia, Tanjungpinang, 1990.
Tanda Titik Koma ( ; )
1. Tanda titik koma untuk memisahkan bagian-bagian
kalimat yang sejenis dan setara.
Contoh:
A.
Hari makin siang;
dagangannya belum juga terjual.
B.
Awan sudah gelap;
akan terjadi hujan lebat.
C.
Usia sudah semakin
tua; belum juga mendapatkan anak.
D.
Usia sudah beranjak
dewasa; tetapi belum juga menikah.
E.
Sudah remaja; tetapi
sifatnya masih seperti anak-anak.
2. Tanda titik koma dipakai sebagai pengganti kata
penghubung untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam kalimat majemuk.
Contoh:
A.
Ayah mencuci mobil;
ibu sibuk mengetik makalah.
B.
Adik menghapal
nama-nama menteri; saya sendiri asyik menonton siaran langsung pertandingan
sepak bola.
C.
Kakak mencuci piring;
adik membersihkan lantai.
D.
Ayah seorang guru;
ibu seorang model.
E.
Kakak sudah mengerjakan
PR; saya sedang bermain.
3. Tanda titik koma dipakai untuk memisahkan unsur-unsur
dalam kalimat kompleks yang tidak cukup dipisahkan dengan tanda koma demi
memperjelas arti kalimat secara keseluruhan.
Contoh:
A.
Masalah kenakalan remaja bukanlah semata-mata
menjadi tanggung jawab para orang tua, guru, polisi, atau pamong praja; sebab
sebagian besar penduduk negeri ini terdiri atas anak-anak, remaja, dan pemuda
di bawah umur 21 tahun.
B.
Seorang guru bukan
hanya mengajarkan murid-muridnya dalam memberikan ilmu; tetapi guru juga
merupakan sebagai orang tua ke-2 dalam menjaga dan melindungi anak didiknya.
C.
Pekerjaan polisi
bukan hanya menangkap penjahat; tetapi polisi juga dianggap sebagai pengayom masyarakat,
dan polisi juga harus menjadi cerminan buat masyarakat.
D.
Orang tua bukan hanya
memberikan anak itu apa yang hanya dia inginkan; tetapi orang tua juga sebagai
pelindung agar anaknya tidak sampai masuk dalam kesesatan.
E.
Dokter bukan hanya
mengobati pasien yang sakit; tetapi dokter juga merupakan tempat orang untuk
bertanya-tanya tentang bagaimana merawat tubuh agar tetap sehat.
Tanda Titik Dua ( : )
1.
Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu
pernyataan lengkap bila diikuti rangkaian atau pemerian.
Contoh:
A.
Untuk membersihkan rumah kita memerlukan: Sapu
dan Pel.
B.
Untuk kerja bakti kita perlu alat-alat: Sabit,
Cangkul, dan Sapu Lidi.
C.
Kita sekarang memerlukan perabotan rumah tangga:
Kursi, Meja.
D.
Ada dua harapan saat berperang yaitu: Hidup atau
Mati.
E.
Jika anda berminat bilang: Iya atau Tidak.
2.
Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan
yang memerlukan pemerian.
Contoh:
A.
Ketua: Affandi
Sekertaris: Tania
Bendahara: Tika
B.
Tempat: Halaman Depan Kantor
Pembawa Acara: Tio Bramantio
C.
Hari/ Tanggal: Minggu, 20-Maret-2011
Waktu: 09:00-s/d
D.
Bupati: Pak. Hanggoro
Camat: Pak. Brandio
E.
Pekerjaan: Anggota MPR
Alamat: Jl. Harapan
3.
Tanda titik dua dapat dipakai dalam naskah drama
sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan.
Contoh:
A.
Ibu: “Keluarkan
motornya sekarang, Dik!”
B.
Adik: “Baik, Bu.”
C.
Ibu: “Jangan lupa membawa helm dan sim!”
D.
Adik: “Sim dan helmnya, Ibu letakkan dimana?”
E.
Ibu: “Ibu tadi meletakkannya diatas meja tamu”
4.
Tanda titik dua tidak dipakai kalau rangkaian atau pemerian itu merupakan
pelengkap yang mengakhiri pernyataan.
Contoh:
A.
Untuk meletakkan baju kita memerlukan: Lemari
B.
Alat untuk mencuci baju: Mesin Cuci
C.
Kita sekarang memerlukan: Kendaraan
D.
Untuk mendapatkan sim kita harus: Kekantor
Polisi
E.
Untuk itu kita perlu membeli: Meja
5.
Tanda titik dua dipakai diantara jilid atau
nomor dan halaman, diantara bab dan ayat dalam kitab-kitab suci, atau diantara
judul dan anak judul suatu karangan.
A.
Surah Yasin: 8.
B.
Karangan Magansa: Street on the dead in drag.
C.
Sarinah, I(1994), 32:4.
D.
Surah Al-Baqarah: 20.
E.
Surah An-Nisa: 5.
Tanda Hubung ( - )
1.
Tanda hubung menyambung suku-suku kata dasar
yang terpisah oleh pergantian baris.
Contoh:
A.
... mari kita menunjukkan prestasi yang lebih
baik.
B.
Bekerja untuk ... mencari makan.
C.
Orang pintar sangat dibutuhkan ... dikantor.
D.
Anak itu rajin belajar ... sehingga ia sukses.
E.
Anak itu sholeh ... karena ia rajin beribadah.
2.
Tanda hubung menyambung awalan dengan bagian
kata yang mengikuti nya atau kata belakangnya, atau akhiran dengan bagian kata yang mendahuluinya pada
pergantian baris.
Contoh:
A.
... cara baru untuk meng-ukur panas.
B.
... merupakan alat per-tahan-an tubuh yang baik.
C.
... cara yang baik meng-ambil udara.
D.
... agar tubuh menjadi kuat dan sehat kita harus
per-tahan-kan dengan berolahraga.
E.
... agar menjadi anak yang di-harap-kan orang
banyak.
3.
Tanda hubung digunakan untuk menyambung
unsur-unsur kata ulang.
Contoh:
A.
Anak-anak.
B.
Bersama-sama.
C.
Bermain-main.
D.
Lauk-Pauk.
E.
Berulang-ulang.
4.
Tanda hubung menyambung huruf kata yang dieja
satu-satu dan bagian-bagian tanggal.
Contoh:
A.
17-08-1945.
B.
14-07-1994.
C.
S-e-k-o-l-a-h.
D.
P-i-n-t-a-r.
E.
P-e-n-d-i-d-i-k-a-n.
5.
Tanda hubung dapat dipakai untuk dipakai untuk
memperjelas hubungan bagian-bagian ungkapan.
Contoh:
A.
Ber-main dengan Bermain-main.
B.
Ber-evolusi dengan be-revolusi.
C.
Isteri-guru yang ramah dengan isteri guru-yang
ramah.
D.
Ibu-itu punya perempuan itu dengan ibu itu punya
perempuan-itu.
E.
Hanya-itu saja dengan hanya itu-saja.
6.
Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan se- dengan kata berikutnya yang dimulai
dengan huruf kapital. Ke- dengan angka, angka dengan –an, dan singkatan huruf kapital dengan
imbuhan atau kata.
Contoh:
A.
Se-Jawa Timur.
B.
Se-Indonesian.
C.
Anak itu juara ke-2.
D.
Dia lahir tahun 50-an.
E.
Se-Dunia.
7.
Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur
bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing.
Contoh:
A.
Pen-tackle-an.
B.
Di-charter.
C.
Pen-caplock-an.
D.
Di-sender-kan.
E.
Di-pickup.
Tanda Pisah ( - )
1.
Untuk menghimpun atau memperluas suatau
rangkaian subjek atau bagian kalimat, sehingga menjadi lebih jelas.
Contoh:
A.
Musik itu-sebagai pelengkap hidup manusia dikala
dalam kesedihan.
B.
Pintar itu mudah- kalau kita mau berusaha dan
bersungguh-sungguh dalam belajar.
C.
Kebodohan-karena dia malas dalam belajar.
D.
Rumah itu sudah ada sejak tahun 1980-an.
E.
Dia mendapatkan peringkat ke-40 dari 40 siswa
karena ia malas dalam belajar.
2.
Tanda pisah dipakai diantara dua bilangan
berarti ‘sampai dengan’ sedangkan bila dipakai antara dua tempat atau kota
berarti ke atau sampai.
Contoh:
A.
Ayah pindah kerja dari tahun 2001-2010.
B.
Acara itu akan dimulai dari jam 09:00-12:00.
C.
Andi belajar dari jam 19:45-21:00.
D.
Jarak dari Garut-Jakarta 50 km.
E.
UN dilaksanakan dari jam 07:30-10:00.
Tanda Tanya ( ? )
1.
Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat.
Contoh:
A.
Sampai kapan kamu tinggal disana?
B.
Apakah itu adikmu, Ndi?
C.
Apakah benar anda tinggal disana?
D.
Dari mana kamu berasal?
E.
Kamu punya berapa saudara kandung?
2.
Tanda tanya dipakai didalam tanda kurung untuk
menyatakan bagian kalimat yang disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan
ke-benarannya.
Contoh:
A.
Andi menikahi tina tahun 1998(?).
B.
Dimana emas-emas dirumah dina(?) hilang.
C.
Dimana kamu tinggal (?) Tanjungpinang.
D.
Kamu kuliah dimana(?)UMRAH.
E.
Sudah berapa hari kamu tinggal disana(?) 3 hari.
Tanda Seru ( ! )
Tanda seru dipakai untuk mengakhiri ungkapan atau pernyataan yang berupa
seruan atau perintah yang menggambarkan kesunguhan, ketidakpercayaan, ataupun
emosi yang kuat.
Contoh:
A.
Berhasil !
B.
Indonesia Merdeka !
C.
Indahnya gunung itu !
D.
Besar sekali rumah itu !
E.
Taman yang begitu indah !
Tanda Elipsis ( ... )
Tanda elipsis (titik-titik) yang dilambangkan dengan tiga titik (...)
dipakai untuk menyatakan hal-hal berikut:
1.
Tanda elipsis digunakan untuk menyatakan ujaran
yang terputus-putus, atau menyatakan ujaran yang yang terputus dengan
tiba-tiba.
Contoh:
A.
Andi seharusnya ... seharusnya ... belajar kalau
ingin lulus.
B.
Dia marah-marah terus ... seharusnya dia ... dia
jangan begitu.
C.
Adik harus makan ... kalau tidak ... kamu bisa
sakit dik.
D.
Kakak , adik ... adik ... dia bermain kotor
didepan.
E.
Tina seharusnya kamu pergi ... pergi ... untuk
membeli makanan karena makanan dirumah sudak habis.
2.
Tanda elipsis dipakai untuk menyatakan bahwa
dalam suatu kutipan ada bagian yang dihilangkan.
Contoh:
A.
Uang negara semakin hari semakin sedikit ... hal
ini akan diselidiki oleh KPK.
B.
Dalam mencari ilmu ... kita tidak perlu malu
untuk mencari dan bertanya.
C.
Sikap disiplin dan berwibawa ... perlu
ditingkatkan
D.
Tahun ini banyak yang mengeluarkan uang ...
karena akan mengadakan pemilu caleg Bintan.
E.
Sidang itu dipimpin langsung oleh ... Presiden
Indonesia.
3.
Tanda elipsis yang dipergunakan pada akhir
kalimat karena menghilangkan bagian tertentu sesudah kalimat itu berakhir,
menggunakan empat titik, yaitu satu sebagai titik bagi kalimat sebelumnya, dan
tiga bagi bagian yang dihilangkan.
Contoh:
A.
Demi tegaknya hukum, serta kelancaran tata
tertib hal ini sngat perlu ... sehingga setiap “orang yang melanggar”, harus
ditindak tegas.
B.
Agar anak-anak masuk sekolah, sekolah memberikan
sangsi tegas ... agar tidak ada lagi anak yang “malas” untuk pergi kesekolah.
C.
Setiap orang tua bukan hanya membimbing anaknya
dalam mencapai kesuksesan dimasa mendatang ... tetapi orang tua juga harus
melindungi anaknya dari masalah apapun.
D.
Dokter itu bukan hanya sebagai orang yang
mengobati pasiennya saja ... tetapi dokter juga bertujuan untuk membantu
masyarakat, bagaimana menjadi hidup sehat.
E.
Adanya seorang guru dimasyarakat bukan hanya
mengajarkan anak-anak untuk menuntut ilmu ... melainkan guru itu ada untuk
menjadi orang tua ke 2 dari masyarakat yang dimana bertujuan untuk memberikan
pengarahan agar menjadi anak sopan dan untuk mendapatkan masa depan yang
cemerlang.
4.
Tanda elipsis dipergunakan juga untuk meminta
kepada pembaca mengisi sendiri kelanjutan sebuah kalimat.
Contoh:
A.
Mulanya dimemulai dengan modal kecil. Tetapi dia
mampu mengisi semua warungnya dengan lengkap. Entah dari mana dia mendapatkan
modal itu ... !
B.
Dia dulu seorang yang sangat jelek, sehingga dia
pindah dari kampungnya karena malu. Sudah 4 tahun berlalu, dia pulang
kekampungnya, dan banyak laki-laki yang menyukainya. Entah bagaimana caranya
sehingga dia menjadi cantik ... !
C.
Dahulu kala hidup seorang wanita miskin, dia
sering dihina oleh warga kampungnya karena dia miskin, dan akhirnya dia pindah
kekota lain untuk mencari rezeki, tetapi setelah dia pindah kekota lain selama
6 bulan, dia pun kembali kekampungnya dengan menggunakan mobil dan perhiasan
yang begitu indah. Sehingga warga bertanya-tanya, bagaimana dia mendapatkan
semua harta itu ... !
D.
Dengan kagetnya warga langsung keluar rumah, dan
melihat siapa korban yang tertabrak kereta api, dan dia mereka pun lapor
kepolisi, sehingga saat ini masih diselidiki siapa keluarganya ... ?
E.
Dia memulai usahanya dari uang Rp.50.000.00,-.
Setiap hari dia bekerja hanya didepan monitor laptop. Entah bagaimana cara
sistem kerja dia ... !
Tanda Petik Ganda ( “...“ )
1.
Tanda petik ganda dipakai untuk mengapit petikan
langsung yang berasal dari pembicaraan, naskah, atau bahasa tertulis lainnya.
Contoh:
A.
Bahasa resmi warga Indonesia adalah, “Bahasa
Indonesia”
B.
“Sudah siap ?” tanya Ibu.
C.
“Hati-hati” kata Ayah
D.
“Dik, sudah sholat?” tanya Ibu
E.
“Jalan lewat disitu”, kata kakak, “jalannya lagi
diperbaiki”
2.
Tanda petik dipakai untuk mengapit judul syair,
karangan, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat.
Contoh:
A.
Bacalah “Desaku Nan Indah” dalam pelajaran Bahasa Indonesia Jilid III.
B.
Buku itu berjudul “Kaulah Pahlawanku” dalam buku Kenanganku.
C.
Makalah “Menuju Masyarakat Madani” mendapat
perhatian berbagai kalangan.
D.
Manfaat membaca buku “Perjalanan Hidupku” karya
Jj. Joeli
E.
Bacalah buku “Penggunaan huruf kapital dan tanda
baca”
3.
Tanda petik dipakai untuk mengapit istilah
ilmiah yang masih kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus.
Contoh:
A.
Anak itu diberikan obat berupa “Vaksin Polio”
oleh suster.
B.
Dia dijuluki “Kupu-kupu malam” karena selalu
kerja pada malam hari.
C.
Celana dia bermerk “pantolan”
D.
Dia adalah “bintang kejora”
E.
Dia mendapatkan sebuah obat “Antioksida”
4.
Tanda petik ganda penutup mengikuti tanda baca
yang mengakhiri petikan langsung.
Contoh:
A.
Kata Ibu, “Nanti ibu jemput jam 17:00.”
B.
Kata kakak, “Adik, kawanmu sudah datang.”
C.
Ayah berkata kepada dino, “Silahkan duduk, nanti
saya panggilkan rio.”
D.
Rio “Teman kamu tunggu didepan.”
E.
Dik, kata ibu “Tolong sapukan halaman depan.”
5.
Tanda baca penutup kalimat atau bagian kalimat
ditempatkan dibelakang tanda petik yang mengapit kata atau ungkapan yang
dipakai dengan arti khusus.
Contoh:
A.
Karena badannya gemuk, kucingku kuberi nama “ Si
Gendut”
B.
Gajah Mada seorang “Mahapatih” pada masa
kerajaan Majapahit
C.
Dia adalah seorang “Tumenggung” pada masa
kerajaan Majapahit.
D.
Dia sering dijuluki “Kutu Buku” karena sering
membaca buku.
E.
Dia adalah anak dari seorang Raja, sehingga dia
diberi gelar “Raden”.
Tanda Petik Tunggal ( ‘...‘ )
1.
Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit
petikan yang terdapat didalam petikan lain.
Contoh:
A.
Anton berkata, “Tiba-tiba saya mendengar suara
menegur seseorang ‘siapa kamu?’ “.
B.
Tanya dia, “kau dengar bunyi ‘kring-kring’
tadi?”
C.
Ibu memanggilku, “Adik, dimana kamu ‘tetapi
kakak juga memanggilku’ “.
D.
Aku sangat letih sekali, setelah seharian
‘Bekerja Mencari Handphoneku’.
E.
Badanku pada pegal-pegal semua, setelah tadi
memenangkan juara “Taekwondo”.
2.
Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit
terjemahan atau penjelasan sebuah kata atau ungkapan asing.
Contoh:
A.
Pencuri itu sedang ‘lari terpontang-panting’.
B.
Dinding mata sebelah kanan ‘Retina’.
C.
Teriakan-teriakan bintang itu membuat
‘gerak-gerik bunyi’.
D.
Suara petir itu sangat ‘Menggelegarkan hati’.
E.
Hujan tadi diiri dengan ‘sinar putih
menyambar-nyambar’.
3.
Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit makna
kata atau ungkapan bahasa daerah atau bahasa asing.
Contoh:
A.
Handsome ‘Ganteng’.
B.
Smart ‘Cerdas’.
C.
Big ‘Besar’.
D.
Big Family ‘Keluarga Besar’.
E.
Rehearsals dirty ‘Geladi kotor’.
Tanda Kurung ( ( ) )
1.
Tanda kurung dipakai untuk mengapit tambahan
keterangan atau penjelasan.
Contoh:
A.
Anak itu tidak memiliki SIM (Surat Izin
Mengemudi).
B.
Anak itu sekolah di SMA (Sekolah Menengah Atas)
N 1 BINTAN.
C.
KTP (Kartu Tanda Penduduk) saya hilang.
D.
Anak itu mengikuti kegiatan PMR (Palang Merah
Remaja).
E.
Dia adalah salah satu anggota DPR (Dewan
Perwakilan Rakyat).
2.
Tanda kurung mengapit angka atau huruf yang
merinci satu seri keterangan. Angka atau huruf itu dapat juga diikuti oleh
kurung tutup saja.
Contoh:
Pendidikan itu adalah tanggung jawab bersama yang harus dipikul secara
bersama oleh pihak-pihak seperti:
(1)
Orangtua murid
a) orangtua murid
(2)
Masyarakat b) masyarakat
(3)
Pemerintah c) pemerintah
(4)
Guru d) guru
(5)
Kepala sekolah
e) kepala sekolah
TANDA KURUNG SIKU ( [ ] )
Tanda kurung siku dipakai untuk mengapit huruf, kata, atau kelompok kata
sebagai koreksi atau tambahan pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis
orang lain. Tanda itu menyatakan bahwa kesalahan atau kekurangan itu memang
terdapat didalam naskah asli.
Contoh:
A.
Dia mendapat gelar sarjana karena ia sudah lulus
[S1].
B.
Dia memberikan uang kepada [Buah Hatinya].
C.
Hari ini, hari [Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia].
D.
Dia bercita-cita untuk mendapatkan master[S3].
E.
Dia adalah seorang guru yang [Protective].
Tanda Garis Miring ( / )
Tanda garis miring dipakai dalam penomoran kode surat dan juga sebagai
pengganti kata dan, atau, per atau nomor alamat.
Contoh:
A.
No. 111/SK/2010.
B.
Dewa/Dewi.
C.
Putera/Puteri.
D.
Jalan Mekarsari 01/22.
E.
Harganya Rp. 500,00/buah.
Tanda Penyingkat atau Apostrof ( ‘ )
Tanda penyingkat/apostrof menunjukkan, menghilangan bagian kata atau bagian angka tahun.
Contoh:
A.
Dini, ‘kan kuantar (‘kan = akan ).
B.
Roy, ‘lah pergi dari tadi pagi (‘lah = telah ).
C.
Dia bermain film pertama kali pada tahun ’50-an
(’50 = 1950 ).
D.
14 Juli ’94 (’94 = 1994 ).
E.
Waktunya sholah (‘asr = ashar).
No comments:
Post a Comment