Monday, March 10, 2014

PRINSIP PERHATIAN DAN MOTIVASI - WAWANCARA SEKOLAH ( TUGAS )

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  LATAR BELAKANG MASALAH
Seorang guru dalam menyampaikan materi pembelajaran pasti dan tentu berharap adanya perhatian dari orang yang diajarkannya dalam hal ini adalah siswa. Namun, terkadang tidak semua siswa bisa memusatkan perhatian penuh terhadap materi yang disampaikan oleh gurunya. Hal ini bisa terjadi bila kurangnya motivasi siswa dalam belajar. Motivasi sangat erat sekali dengan minat. Bila siswa kurang berminat dalam hal belajar maka perhatian yang diberikannyapun berkurang. Inilah yang dibahas dalam prinsip perhatian dan motivasi.

Prinsip ini lebih mementingkan perhatian siswa. Bagi prinsip ini bila seorang siswa sudah memperhatikan materi yang disampaikan gurunya maka informasi atau ilmu yang disampaikan akan sesuai yang diharapkan. Namun, perhatian juga berkaitan dengan motivasi siswa. Bila siswa sudah menganggap bahwa ilmu yang disampaikan oleh gurunya dan ia merasa memerlukan maka akan semakin besar pula perhatian siswa terhadap apa yang disampaikan guru.

1.2  RUMUSAN MASALAH
1.      Bagaimana yang dikatakan prinsip perhatian dan motivasi?
2.      Apa keterkaitan perhatian dan motivasi?
3.      Mengapa dorongan psikologis mempengaruhi perhatian dan motivasi?

1.3  TUJUAN MASALAH
1.      Untuk mengetahui apa yang dikatakan perhatian dan motivasi
2.      Untuk mengetahui keterkaitan antara perhatian dan motivasi
3.      Untuk mengetahui mengapa dorongan psikologis juga mempengaruhi perhatian dan motivasi

BAB II
PEMBAHASAN

2.1  PRINSIP PERHATIAN DAN MOTIVASI
Perhatian mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar tanpa perhatian tidak mungkin terjadi informasi. Inilah yang digunakan oleh ibu Nurhayati dalam mengajar didalam kelas. Profesi guru yang memang sudah digelutinya beberapa tahun. Baginya, bila siswa tidak memperhatikan apa yang diajarinya maka informasi atau ilmu yang ia sampaikan tidak mungkin dapat diterima baik oleh siswa. Diapun untuk membangkitkan motivasi siswa dalam belajar ia selalu memberikan hadiah dalam bentuk nilai tambahan, nilai-nilai tambahan inilah yang pada akhirnya memicu semangat siswa dalam belajar. Masing-masing siswa tentu berlomba untuk mendapatkan nilai tambahan. Dari cara mengajar ibu Nurhayati. Kita dapat menyimpulkan bahwa prinsip yang ia gunakan adalah prinsip perhatian dan motivasi.

Bagi seorang guru yang menerapkan prinsip perhatian dan motivasi dalam belajar sebelum memulai pembelajaran seorang guru harus menjelaskan dulu apa kegunaan, kepentingannya bagi siswa dengan begitu akan timbul perhatian bagi siswa. Sesuai dengan pengertian perhatian sendiri “perhatian akan timbul apabila bahan pelajaran sesuai dengan kebutuhan siswa dalam kehidupan sehari-hari”. Bila tidak ditanamkan hal demikian maka siswa akan berfikir ilmu ini tidak ada manfaatnya sama sekali bagi diri, dan tentu saja perhatian itu tidak akan muncul.

Perhatian memang perlu namun, motivasi juga perlu. Tidak dipungkiri bahwa dengan perhatian siswa memang dapat menerima materi yang disampaikan guru dengan baik, namun, motivasi juga dapat sebagai alat menentukan keberhasilan siswa.
Motivasi berkaitan dengan minat. Bila seorang guru meminta siswa untuk memperhatikannya dalam menyampaikan materi namun dalam diri siswa tidak ada niat atau minat dalam mempelajarinya ini bisa saja menimbulkan kegagalan siswa dalam mempelajarinya atau bahkan mempergunakan ilmunya. Maka dari itu motivasi perlu ditekannkan.

Ibu Nurhayati menyedari bahwa motivasi dalam diri siswa memang berbeda-beda. Ada siswa yang memang serius untuk belajar dan adapula siswa terkesan kurang mau belajar. Ada juga siswa yang belajar karena adanya suruhan atau paksaan dan adapula yang memang dari jiwanya memang betul-betul minat dalam belajar. Hal inipun tak luput dari perhatiannya. Untuk itu diapun menyadari bahwa ini adalah tugasnya untuk menumbuhkan motivasi dan perhatian bagi siswanya.

Bila kita lihat motivasi ada dua:
1.    Motivasi intrinsik, siswa akan serius dan sungguh-sungguh dalam belajar
2.  Motivasi ekstrinsik, sifatnya formalitas. Siswa mau belajar kalau ada yang menyuruh, memantau dan sebagainya.

Tugas seorang gurulah yang memindahkan dari motivasi ekstrinsik ke motivasi intrinsik. Karena motivasi ekstrinsik bila dilihat di sini tidak adanya kesadaran dalam diri siswa bahwa belajar merupakan tanggungjawabnya bukan perintah yang harus dilaksanakan.

Agar motivasi belajar siswa dapat tumbuh dengan baik maka guru haruslah berusaha dengan cara:
v  Merancang atau menyiapkan bahan ajar yang menarik
v  Mengkondisikan belajar yang aktif
v  Menggunakan metode dan teknik pembelajaran yang menyenangkan
v Mengupayakan pemenuhan kebutuhan siswa didalam belajar, misalnya: kebutuhan merasa dihargai, tidak ditekan dan lain-lain
v  Menyakinkan siswa bahwa mereka mampu mencapai suatu prestasi
v Memberitahukan nilai dari pelajaran yang sedang dipelajari siswa dan menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari.

Cara yang dilakukan guru memang penting. Karena gurulah yang menentukan mampu tidaknya siswa merubah motivasinya yang awalnya malas menjadi rajin. Melalui berbagai cara yang menarik siswa tidak membuat siswa bosan atau jenuh ketika sedang mengalami proses belajar mengajar.

2.2  KETERKAITAN PERHATIAN DAN MOTIVASI
Perhatian dan motivasi memiliki keterkaitan yang sangat erat. Untuk menumbuhkan perhatian membutuhkan motivasi. Sorang siswa akan belajar dengan serius bila dia merasa membutuhkan dan ia akan berusaha untuk mencapai apa yang menjadi kebutuhannya. Semakin kuat motivasi yang ingin dicapainya semakin kuat pula usaha yang akan dilakukannya.

Hamalik (2001), mengemukakan bahwa motivasi adalah suatu perubahan energy didalam diri seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif (perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan). Perubahan energy pada diri seseorang tersebut kemudian membentuk suatu aktivitas nyata dalam berbagai bentuk kegiatan. Motivasi yang kuat terhadap sesuatu dapat menungkinkan seseorang anak untuk belajar bersama teman-temanya.


Itulah yang disadari oleh ibu Nurhayati baginya perhatian itu tidak akan muncul bila tidak ada motivasi dalam diri siswa. Bila tidak ada motivasi dalam diri siswa maka perhatian juga tidak akan timbulkan, yang timbul kesannya siswa bermain-main dalam belajar. Kebiasaan ibu Nurhayati Sebelum menyampaikan materi ia terlebih dahulu menjelaskan kepada siswanya apa manfaat dan apa kegunaanya dari materi yang disampaikannya. Tak terlebih lagi ia selalu menyampaikan sebisa mungkin materi yang disenangi oleh siswanya. Dan penambahan nilai-nilai tambah juga menjadi motivasi tersendiri bagi para siswa. Bila motivasi itu sudah muncul maka perhatian yang diharapkan gurupun juga akan muncul. Perhatian yang serius yang dilakukan siswa tentu akan mudah atau memungkinkan informasi dan ilmu tercapai sesuai apa yang diharapkan dari tujuan pembelajaran tersebut. Jadi motivasi dan perhatian tidak dapat dipisahkan. Karena perhatian tidak mungkin muncul bila tidak adanya motivasi dalam diri siswanya untuk memperhatikan materi yang disampaikan. Motivasi yang kuat semakin kuat pula siswa dalam mencapai sesuatu yang merupakan kebutuhannya.


2.3  ASPEK BERKENAAN DENGAN DORONGAN PSIKOLOGIS
Penerapan prinsip-prinsip motivasi dalam proses pembelajaran akan dapat berlangsung dengan baik, bilamana guru memahami beberapa aspek yang berkenaan dengan dorongan psikologis sebagai individu dalam dari siswa sebagai berikut:
A.  Setiap individu tidak hanya dipenuhi oleh dorongan aspek biologis, sosial dan emosional, akan tetapi individu perlu juga dorongan untuk mencapai sesuatu yang lebih dari yang ia miliki saat ini.
B.  Pengetahuan tentang kemajuan yang dicapai dalam memenuhi tujuan mendorong terjadinya peningkatan usaha
C.    Motivasi dipengaruhi oleh unsur-unsur kepribadian
D.  Rasa aman dan keberhasilan dalam mencapai tujuan cenderung meningkatkan motivasi belajar
E.  Motivasi bertambah bila para pelajar memiliki alasan untuk percaya bahwa sebagian besar dari kebutuhannya dapat dipenuhi
F.  Kajian dan penguatan guru, orang tua, dan teman seusianya berpengaruh terhadap motivasi dan prilaku
G. Intensif dan hadiah material kadang-kadang berguna dalam situasi kelas, memang ada bila anak berkerja karena ingin mendapat hadiah dan bukan karena memang ingin belajar
H.   Kompetensi dan intensif dalam waktu tertentu dapat meningkatkan motivasi
I.   Sikap yang baik untuk belajar dapat dicapai oleh kebanyakan individu dalam suasana belajar yang memuaskan
J.    Proses belajar dan kegiatan yang dikaitkan kepada minat pelajar saat itu dapat mempertinggi motivasi.

Sebaiknya para guru lebih memperhatikan aspek psikologis anak didiknya agar tujuan perhatian dan motivasi yang terapkannya dalam proses belajar mengajar dapat berjalan efektif.

Sekali lagi perlu ditekankan bahwa motivasi itu perlu dalam diri siswa. Bila tidak adanya motivasi dalam diri siswa tentu perhatian tidak akan muncul bahkan menimbulkan sifat atau pemikiran bagi siswa bahwa pelajaran itu tidak perlu dan tidak pentingnya.

Hal lain bila terjadi, seorang siswa beranggapan bahwa pelajaran yang disampaikan itu tak lebih dari menyiksa dirinya. Dan seorang siswa yang berpikir bahwa ia hanya menyenangi satu mata pelajaran saja. Sehingga mata pelajaran lainnya ia tidak memperhatikan.

Dalam kasus diatas kita dapat menarik kesimpulan bahwa siswa tersebut kurang motivasinya dalam belajar sehingga perhatiannyapun hanya tertuju pada satu mata pelajaran itu saja. Seorang guru harus merubah pola pikir siswa tersebut.

Sebenarnya ada banyak alasan mengapa siswa tersebut memiliki sifat seperti itu, biasa saja karena guru yang mengajar ia beranggapan bahwa guru itu merupakan sosok yang menakutkan atau mungkin apa yang guru sampaikan itu sama sekali tidak menarik.

Guru harus mampu merubah itu semua mendekatkan diri kepada siswa, buat kelas menjadi semenarik mungkin buat siswa seolah betah didalam kelas, buat pelajaran itu menjadi menyenangkan dengan begitu mungkin akan munculnya motivasi siswa dan perhatian siswa dalam belajar.

  
BAB III
PENUTUP

3.1  KESIMPULAN
Prinsip perhatian dan motivasi adalah prinsip pembelajaran yang lebih menekannkan pada perhatian siswa dan motivasi siswa dalam belajar. Perhatian merupakan sarana utama untuk memungkinkan tercapainya tujuan pembelajaran. Perhatian akan muncul bila siswa berfikir dan beranggapan bahwa materi yang disampaikan menarik dan berguna baginya. Perhatian juga tidak mungkin muncul bila tidak ada motivasi didalam diri siswanya.
Bagi seorang guru yang menerapkan prinsip perhatian dan motivasi dalam belajar sebelum memulai pembelajaran seorang guru harus menjelaskan dulu apa kegunaan, kepentingannya bagi siswa dengan begitu akan timbul perhatian bagi siswa.

Motivasi berkaitan dengan minat. Bila seorang guru meminta siswa untuk memperhatikannya dalam menyampaikan materi namun dalam diri siswa tidak ada niat atau minat dalam mempelajarinya ini bisa saja menimbulkan kegagalan siswa dalam mempelajarinya atau bahkan mempergunakan ilmunya. Maka dari itu motivasi perlu ditekannkan.
Motivasi terbagi dua:
1.      Motivasi intrinsik, siswa akan serius dan sungguh-sungguh dalam belajar
2.      Motivasi ekstrinsik, sifatnya formalitas. Siswa mau belajar kalau ada yang menyuruh, memantau dan sebagainya.

Jadi motivasi dan perhatian tidak dapat dipisahkan. Karena perhatian tidak mungkin muncul bila tidak adanya motivasi dalam diri siswanya untuk memperhatikan materi yang disampaikan. Motivasi yang kuat semakin kuat pula siswa dalam mencapai sesuatu yang merupakan kebutuhannya.

3.2  SARAN
Sebaiknya guru dalam menggunakan prinsip perhatian dan motivasi ini guru juga harus menekankan pada motivasi siswa. Jangan hanya semata-mata meminta siswa untuk memperhatikan materi yang disampaikannya tetapi juga memperhatikan apakah siswa tersebut senang atau tertarik atau tidak terhadap materi yang disampaikannya. Hal ini perlu karena perhatian akan muncul bila ada motivasi dalam diri siswa.

Untuk membangkitkan motivasi itu guru harus melakukan berbagai macam cara yang tentu menarik bagi siswa. Sehingga siswa merasa senang saat belajar dan dapat menikmati jalannya proses belajar mengajar. Satu hal yang perlu diingat kebanyakan siswa menginginkan suasana kelas yang menarik bukan suasana kelas yang menegangkan atau bahkan meyeramkan bagi diri siswa. Bukan perhatian yang muncul yang muncul hanyalah ketakutan dari dalam diri siswa.
  

SUMBER:
IBU
Mengetahui


(………………………….)



No comments:

Klasifikasi Bunyi

  Klasifikasi Bunyi A.     Vokal dan Konsonan Pada umumnya bunyi bahasa dibedakan atas vokal dan konsonan. Bunyi vokal dihasilkan den...