Wednesday, March 27, 2013

DISKUSI

DISKUSI
A.    Latar Belakang

     Dalam pelaksanaan bimbingan konseling ada beberapa teknik yang perlu dipahami oleh pembimbing khususnya kita sebagai calon konselor agar nantinya dalam menangani masalah tidak mengalami kesulitan salah satunya dengan teknik diskusi kelompok. Untuk itu kami menyajikan materi ini sebagai tambahan ilmu ataupun sebagai bahan materi untuk menunjang pelaksanaan bimbingan konseling.

B.     Rumusan Masalah
1.      Pengertian diskusi ?
2.      Pengertian diskusi kelompok ?
3.      Pengertian diskusi kelompok menurut para ahli ?
4.      Diskusi ditinjau dari tujuannya ?
5.      Peran pemimpin diskusi kelompok ?
6.      Diskusi ditinjau dari bentuknya ?
7.      Diskusi ditinjau dari berbagai aspek ?
8.      Ciri-ciri diskusi kelompok yang efektif ?
9.      Cara pengelolaan diskusi kelompok ?

C.     Tujuan
     Adapun tujuan penulisan makalah ini bukan semata-mata untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah namun diharapkan makalah ini bisa menjadi bahan untuk menunjang pelaksanaan bimbingan konseling. Setelah penulisan makalah ini diharapkan agar setiap mahasiswa dapat menguasai beberapa tehnik ini dengan baik.


  
1.      DISKUSI
     Diskusi adalah sebuah interaksi komunikasi antara dua orang atau lebih. Biasanya komunikasi antara mereka/kelompok tersebut berupa salah satu ilmuatau pengetahuan dasar yang akhirnya akan memberikan rasa pemahaman yang baikdan benar. Diskusi bisa berupa apa saja yang awalnya disebut topik. Dari topik inilah diskusi berkembang dan diperbincangkan yang pada akhirnya akan menghasilkan suatu pemahaman dari topik tersebut.

2.      Diskusi Kelompok
     Pengertian diskusi kelompok adalah salah satu bentuk kegiatan yang dilaksanakan dalam bimbingan. Kegiatan diskusi kelompok merupakan kegiatan yang dilakukan dengan melibatkan lebih dari satu individu. Kegiatan diskusi kelompok ini dapat menjadi alternatif dalam membantu memecahkan permasalahan seorang individu.

     Diskusi kelompok adalah suatu pertemuan dua orang atau lebih, baik di dalam forum resmi atau tidak, yang ditujukan untuk saling bertukar  pengalaman, pendapat atau argument dan biasanya menghasilkan suatu keputusan bersama.

3.      Pengertian Diskusi kelompok menurut beberapa ahli :
     Moh. Surya (1975:107) mendefinisikan diskusi kelompok merupakan suatu proses bimbingan dimana murid-murid akan mendapatkan suatu kesempatan untuk menyumbangkan pikiran masing-masing dalam memecahkan masalah bersama. Dalam diskusi ini tetanam pula tanggung jawab dan harga diri.

     Moh. Uzer  Usman (2005:94) menyatakan bahwa diskusi kelompok merupakan suatu proses yang teratur yang melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang informal dengan berbagai pengalaman atau informasi, pengambilan kesimpulan atau pemecahan masalah.

     Berdasarkan pengertian diskusi kelompok tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa diskusi kelompok yaitu suatu cara atau teknik bimbingan yang melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka, dimana setiap anggota kelompok akan mendapatkan kesempatan untuk menyumbankan pikiran masing-masing serta berbagi pengalaman atau informasi guna pemecahan masalah atau pengambilan keputusan. Dalam diskusi kelompok anggota kelompok menunjuk moderator (pimpinan), menentukan tujuan, dan agenda yang harus ditaati.

4.      Diskusi ditinjau dari tujuannya
A. The Social Problem Meeting, merupakan metode pembelajaran dengan tujuan berbincang-bincang menyelesaikan masalah sosial di lingkungan
B. The Open ended Meeting, berbincang bincang mengenai masalah apa saja yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari dimana kita berada
C.    The Educational Diagnosis Meeting, berbincang-bincang mengenai tugas/pelajaran untuk saling mengoreksi pemahaman agar lebih baik.

5.      Peran Pemimpin Diskusi Kelompok
Peranan pemimpin diskusi antara lain:
A.  Menyusun rencana diskusi baik fisik maupun non-fisik, seperti waktu, tempat, biaya, acara, jumlah anggota, penetapan tujuan, dan alat-alat bantu yang diperlukan.
B.  Mengemukakan tujuan-tujuan diskusi termasuk penyampaian topik, tata tertib, dan proses yang harus diikuti.
C.  Memelihara, mengontrol, menilai diskusi, sehingga tetap pada jalur diskusi yang ditentukan dan tidak menyimpang dari tujuan.
D.    Mengatasi situasi-situasi sulit, misalnya pertentangan pendapat atau pembicaraan dikuasai oleh seseorang.
E.     Membuat rangkuman hasil diskusi, didalamnya tercakup semua pendapat dan keputusan yang telah disepakati bersama, termasuk rencana diskusi berikutnya.
F.      Melaporkan proses dan hasil diskusi kepada pihak pembimbing.

6.      Ditinjau dari Bentuknya, diskusi kelompok dibedakan menjadi :
A.    Whole Group
Whole Group merupakan bentuk diskusi kelompok besar (pleno, klasikal,paripurna dsb.)
B.     Buz Group
Buz Group merupakan diskusi kelompok kecil yang terdiri dari (4-5) orang.
C.     Diskusi Panel
Diskusi panel pada primsipnya melibatkan beberapa panelis(3-6 orang)  yang mempunyai keahlian dalam bidang masing-masing dan bersepakat mengutarakan pendapat dan pandangannya mengenai suatu masalah objek tertentu untuk kepentingan pendengar. Panel dipimpin oleh seorang moderator. Masalah yang didiskusikan dapat memberikan berbagai penerangan atau perluasan pengetahuan kepada pendengar tentang masalah yang sedang hangat dalam masyarakat.

Tidak selalau para penulis menulis satu pendapat, bahkan perbedaan pendapat penulis lebih merangsang para pendengar. Dengan mendengarkan beberapa pendapat para ahli, pendengar akan dibimbing kearah berfikir secara kritis dan melatih kemampuan menganalisis masalah. Berhasil atau tidaknya panel sangat tergantung kepada kelincahan moderator.

D.    Syndicate Group
Syndicate Group merupakan bentuk diskusi dengan cara membagi kelas menjadi beberapa kelompok kecil yang terdiri dari (3-6) orang yang masing-masing melakukan tugas-tugas yang berbeda.
E.     Brainstorming
Brainstorming merupan Bentuk yang dapat dipakai untuk mendiskusikan segala masalah. Yang dimaksud dengan brainsterming adalah aktifitas dari sekelompok orang yang memproduksi/menciptakan gagasan yang baru sebanyak-banyaknya dengan menggunakan cara diskusi iuran. Brainstorming ini dipakai apabila:
i.       Ingin menentukan informasi macam apa yang diperlukan dan bagaimana mendapatkan informasi tersebut.
ii.        Ingin menentukan criteria yang tepat untuk menguji tepat tidaknya sebuah gagasan.
iii.                Ingin menetukan gagasan yang mana yang mungkin dilakukan.
iv.                Ingin mengetahui bagaimana pelaksanaan keputusan secepat-cepatnya.
v.                  Ingin menyumbangkan ide baru tanpa dinilain,dikritik dan dianalisis.

Dengan bentuk brainstorming ini diharapkan tercetus gagasan atau kritik sebanyak-banyaknya. Semakin banyak gagasan atau kritik, semakin baik. Dalam hal ini peserta berlatih pula menggabungkan dan meningkatkan gagasan-gagasan. Karena itu bentuk ini sangat berguna bagi orang yang sudah berpengalaman untuk meningkatkan keterampilannya berdiskusi dan yang belumberpengalaman dapat mencontoh cara berdiskusi.

Moderator dalam bentuk  ini sangat berperan. Kalau brainstorming mendadak berhenti karana kehabisan gagasan, moderator dapat memancingnya dengan mengemukakan gagasan-gagasan yang telah disepakati dan memberikan pertanyaan-pertanyaan. Dalam hal ini dibutuhkan keterampilan moderator, karena brainstorming mengundang pemecahan masal dengan banyak kemungkinan, dalam bentuk ini diperlukan pula seorang notulis untuk merekam jalannya diskusi dan mencatat gagasan yang timbul.

F.      Simposium
Simposium sering menggunakan sidang paralel, karena ada beberapa orang penyaji.  Simposium hampir sama dengan panel, hanya lebih bersifat formal. Pemasaran harus menyampaikan masalah mengenai suatu masalah yang disorot dari sudut keahlian masing-masing. Peranan moderator tidak seaktif dalam diskusi panel, tetapi sebaliknya para pendengar atau pesertalah yang lebih aktif berpartisipasi. Masalah yang dibahas dalam simposium mempunyai ruang lingkup yang luas, sehingga perlu ditinjau dari berbagai sudut atau aspek ilmu untuk mendapatkan perbandingan. Pada symposium diadakan sanggahan umum terhadap suatu prasarana dan sanggahan itu disusun secara tertulis. Para peserta dapat mengemukakan pendapatnya secara langsung kepada pemrasaran melalui moderator. Dalam simposium tidak diambil suatu keputusan, tetapi hanya untuk mendapat perbandingan tentang suatu masalah.

G.    Colloqium
Colloqium strategi diskusi yang dilakukan dengan melibatkan satu atau beberapa nara sumber (manusia sumber) yang berusaha menjawab pertanyaan dari audience. Audience menginterview nara sumber selanjutnya diteruskan dengan mengundang pertanyaan dari peserta (audience) lain Topik dalam diskusi ini adalah topik baru sehingga tujuan utama dari diskusi ini adalah ingin memperoleh informasi dari tangan pertama.

H.    Informal Debate
Informal Debate merupakan diskusi dengan cara membagi kelas menjadi 2 kelompok yang pro dan kontra yang dalam diskusi ini diikuti dengan tangkisan dengan tata tertib yang longgar agar diperoleh kajian yang dimensi dan kedalamannya tinggi. Selanjutnya bila penyelesaian masalah tersebut dilakukan secara sistematis disebut diskusi informal.
Adapun langkah dalam diskusi informal adalah :
i.                    Menyampaikan problema
ii.                  Pengumpulan data
iii.                Alternatif penyelesaian
iv.                Memlilih cara penyelesaian yang terbaik.

I.       Fish Bowlm
Fish Bowlm merupakan diskuasi dengan beberapa orang peserta dipimpin oleh seorang  ketua mengadakan diskusi untuk mengambil keputusan. Diskusi model ini biasanya diatur dengan tempat duduk melingkar dengan 2 atau 3 kursi kosong menghadap  peserta diskusi. Kelompok pendengar duduk mengelilingi kelompok diskusi sehingga  seolah-olah peserta melihat ikan dalam mangkok.

J.       SEMINAR
Seminar merupakan kegiatan diskusi yang banyak dilakukan dalam pembelajaran. Seminar pada umumnya merupakan pertemuan untuk membahas masalah tertentu dengan prasaran serta tanggapan melalui diskusi dan pengkajian untuk mendapatkan suatu konsensus/keputusan bersama. Masalah yang dibahas pada umumnya terbatas dan spesifik/tertentu, bersifat ilmiah dan subject approach. Berbeda dengan symposium, masalah,  yang dibahas dalam seminar mempunyai ruang lingkup yang terbatas dan tertentu. Tujuannya adalah untuk mendapatkan jalan keluar dari suatu masalah. Oleh sebab itu, peserta seminar terdiri dari orang-orang yang berkecimpung dalam masalah tersebut, sehingga dapat memberikan pandangan dan pendapat dalam pemecahan masalah tersebut. Seminar merupakan pembahasan secara ilmiah, walaupun yang menjadi topik pembicaraan hal-hal yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Oleh sebab itu, seminar harus diakhiri dengan kesimpulan dan keputusan-keputusan baik berbentuk usul, saran, resolusi, atau rekomendasi.
Secara garis besarnya, seminar dilaksanakan sebagai berikut:
i.                    Dimulai dengan mendengarkan pandangan umum tentang suatu masaalah,
ii.                  Peserta dibagi menjadi beberapa kelompok (sdang komisi),
iii.                Kelompok-kelompok bersidang kembali untuk mensyahkan kesimpulan komisi (siding pleno),
iv.                Hasil dirumuskan dalam bentuk usul, saran, resolusi, dan sebagianya yang dianggap perlu.

K.    Lokakarya/widya karya
Lokakarya/widya karya kata lainnya workshop  merupakan pengkajian masalah tertentu melalui pertemuan dengan penyajian prasaran dan tanggapan serta diskusi secara teknis mendalam. Dalam diskusi ini bila perlu diikuti dengan demonstrasi/peragaan masalah tersebut. biasanya lokakarya ini didikuti oleh sekelompok orang yang bergerak dalam lingkungan kerja yang sejenis atau seprofesi atau  pada umumnya para ahli.  Tujuannya mendapatkan konsensus/keputusuan bersama mengenai masalah tersebut. Lokakarya diadakan jika:
i.                    Ingin mengevaluasi suatu proyek yang sudah dilaksanakan.
ii.                  Ingin mengadakan pembahasan sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat,
iii.                Untuk bertukar pengalaman dengan tujuan lebih meningkatkan kemampuan kerja.

L.     Diskusi
Diskusi berasal dari bahasa latin yaitu discutio atau discusium yang artinya bertukar pikiran. Akan tetapi belum tentu setiap kegiatan bertukar pikiran dapat dikatakan berdiskusi. Diskusi pada dasarnya merupakan suatu bentuk tukar pikiran yang teratur dan terarah, baik dalam kelompok kecil atau besar, dengan tujuan untuk mendapatkan suatu pengertian, kesepakatan, dan keputusan bersama mengenai suatu masalah. Dengan demikian bertukar pikiran baru dapat dikatakan berdiskusi apabila:
i.                    Ada masalah yang dibicarakan,
ii.                  Ada seorang yang bertindak sebagai pemimpin diskusi,
iii.                Ada peserta sebagai anggota diskusi,
iv.                Setiap anggota mengemukakan pendapatnya dengan teratur,
v.                  Kalau ada kesimpulan atau keputusanhal itu disetujui semua anggota.

M.   Debat
Debat pada dasarnya debat merupakan pembantahan tentang suatu hal dengan saling member alas an untuk mempertahankan pendapat atau pendiriannya. Dalam berdebat yang bersangkutan sebetulnya mempunyai argument tentang suatu masalah. Tentu terdapat dua pihak yang saling berbeda pendirian. Fungsi debat disini ialah membantu proses pengambilan keputusan dengan menyajikan argumentasi yang meyakinkan.

 7.      Bentuk -bentuk  Diskusi Kelompok di lihat dari Berbagai Aspek
A.    Di lihat dari  jumlah anggota terbagi menjadi  kelompok besar dan kelompok kecil. Kelompok besar terdiri atas 20 orang atau lebih sedangkan kelompok kecil kurang dari 20 orang,biasanya sekitar 2-12 orang.
B.     Di lihat dari pembentukan terbagi atas bentuk formal dan non formal. Bentuk formal biasanya sengaja di bentuk sedangkan bentuk nonformal terbentuk secara spontan tanpa direncanakan.
C.     Di lihat dari tujuan terbagi atas pemecahan masalah dan terapi anggota. Pemecahan masalah menekankan pada hasil diskusi sedangkan terapi anggota menekankan pada proses diskusi.
D.    Di lihat dari waktu diskusi terbagi atas marathon dan regular.maraton berlangsung secara terus menerus,5-12 jam sedangkan regular berkisar 1-2 jam,mungkin dilaksanakan berulang-ulang.
E.     Di lihat dari masalah yang dibahas ada bentuk sederhana dan bentuk kompleks.bentuk sederhana relative mudah dipecahkan sedangkan masalah yang kompleks sulit dipecahkan.
F.      Di lihat dari aktivitas kelompok ada  terpusat pada pemimpin dan demokratis.jika diskusi kelompok terpusat pada pemimpin anggota kurang aktif melainkan pemimpin yang sangat dominan sedangkan demokratis antara anggota dan pemimpin sama-sama aktif.

8.      Ciri - ciri Diskusi Kelompok yang Efektif
Keberhasilan diskusi kelompok dapat dilihat dari segi hasil dan proses diskusi :
A.    Dari segi hasilnya,diskusi yang efektif ialah :
i.                    Masalah yang di diskusikan dapat terpecahkan.
ii.                  Ada keputusan yang dapat direalisasikan.
iii.                Waktu diskusi tidak diperpanjang.
iv.                Semua peserta diskusi menerima dan menghormati keputusan diskusi, meskipun di luar tempat dan waktu diskusi.

B.     Dari segi prosesnya,diskusi yang efektif ialah:
i.                    Semua peserta mengambil bagian secara aktif,
ii.                  Pertentangan pendapat dan ketegangan dapat diatasi,sebelum diskusi selesai.
iii.                Diskusi memberikan rasa puas diantara anggotanya.
iv.                Keterampilan para siswa makin bertambah.


9.      Pengelolaan Diskusi Kelompok
A.    Persiapan
Selain mempersiapkan topic, tujuan, waktu, dan tempat diskusi, ada 2 hal yang perlu diperhatikan yaitu besarnya anggota kelompok, dan pengaturan tempat duduk.

i.                    Kelompok belajar sebaiknya antara 3-6 siswa,lebih dari 6 siswa biasanya sulit mencari tempat diskusi,kurang serius,dan kurang efektif.diskusi untuk memecahkan masalah social-pribadi dapat diikuti oleh 10-15 orang.dalam diskusi seperti ini sedikit anggota mendorong suasana hangat,dan jika terlalu banyak anggota akan mengurangi kesempatan bicara bagi anggota lain.
ii.                  Tempat duduk peserta diskusi hendaknya diatur setengah lingkaran atau lingkaran penuh,sehingga tidak satupun peserta menghadap punggung anggota lain.
B.     Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan diskusi kelompok,sering terjadi situas kritis,situasi yang diinginkan dan alternatif pemecahannya.sebelum melatih siswa mengatasi situasi kritis,pembimbing perlu lebih dulu menguasai tehnik pemecahan dengan cara berlatih atau  mengamati diskusi kelompok.

C.     Tindak lanjut
Banyak sekali keputusan atau hasil diskusi yang hanya berakhir di laci meja tanpa tindak lanjut,tanpa realisasi.kebiasaan ini pantas dihindari.maka dari itu pembimbing peerlu melatih dan membiasakan siswa untuk mengambil keputusan yang sederhana tetapi dapat direalisasikan.


  
BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Diskusi kelompok merupakan suatu dialog yang sering dilakukan dalam sebuah kelompok yang dapat bertukar  pengalaman, informasi dan pendapat serta dapat menghasilkan keputusan dari hasil diskusi itu sendiri. Diskusi kelompok adalah salah satu bentuk kegiatan kelompok, sebab kegiatan kelompok sangat beraneka ragam seperti rekreasi bersama dan bekerja bersama.

Dengan adanya diskusi kelompok ini bisa menjadi tempat untuk berbagi antara anggota kelompok,pemecahan suatu masalah tertentu sehingga para anggota bisa berkembang secara optimal.bentuk-bentuk diskusi kelompok ada bermacam-macam tergantung dari aspek mana kita melihatnya. Diskusi kelompok bukan hanya bermanfaat bagi para anggota namun tentunya tambahan ilmu bagi pembimbing.

B.    Saran
Kiranya dalam pelaksanaan diskusi kelompok nanti semua anggota bisa beperan aktif, tentunya semua itu tidak luput dari pengawasan dan keaktifan dari pembimbing artinya bisa terjalin kerja sama bukan hanya antara anggota namun antara anggota dengan pembimbing.untuk lebih mengaktifan diskusi kelompok nanti sebaiknya diselingi dengan berbagai permainan yang bisa menghangatkan suasana agar diskusi kelompok itu tidak terlalu membosankan.

No comments:

Klasifikasi Bunyi

  Klasifikasi Bunyi A.     Vokal dan Konsonan Pada umumnya bunyi bahasa dibedakan atas vokal dan konsonan. Bunyi vokal dihasilkan den...