Wednesday, March 27, 2013

ALAT UCAP


ALAT UCAP
1.      Alat Ucap Manusia
     Alat ucap adalah organ pada tubuh manusia yang berfungsi dalam pengucapan bunyi. Organ-organ yang terlibat antara lain adalah paru-paru, laring, faring, rongga hidung, rongga mulut, bibir, gigi, lidah, alveolum, palatum, velum, danuvula.
     Dalam fonetik artikulatoris hal pertama yang dibicarakan adalah alat ucap manusia yang menghasilkan bunyi bahasa. Sebenarnya alat ucap itu juga memiliki fungsi utama lain yang bersifat biologis.
     Bunyi-bunyi yang terjadi pada alat-alat ucap itu biasanya diberi nama sesuai dengan alat ucap itu namun disesuaikan dengan nama latinnya, misalnya :
A.    Paru-paru (lung)
B.     Batang tenggorokan (trachea)
C.     Pangkal tenggorokan (larynx) laringal
D.    Pita suara (vocal cord)
E.     Krikoid (cricoid)
F.      Tritoid (thyroid) atau lekum
G.    Aritenoid (arythenoid)
H.    Dinding rongga kerongkongan (pharynx) faringal
I.       Epiglotis (epiglottis)
J.       Akar lidah (root of the tongue)
K.    Pangkal lidah (dorsum) dorsal
L.     Tengah lidah (medium) medial
M.   Daun lidah (laminum) laminal
N.    Ujung lidah (apex) apical
O.    Anak tekak (uvula) uvular
P.      Langit-langit lunak (velum)
Q.    Langit-langit keras (palatum)
R.     Gusi, lekung kaki gigi (alveolum) alveolar
S.      Gigi atas (upper teeth dentum)
T.      Gigi bawah (lower teeth dentum)
U.    Bibir atas (upper lip labium)
V.    Bibir bawah (lower lip labium)
W.   Mulut (mouth)
X.    Rongga mulut (oral cavity)
Y.    Rongga hidung (nasal cavity)
     Selanjutnya sesuai dengan bunyi bahasa itu dihasilkan, maka harus kita gabungkan istilah dari dua nama alat ucap itu. Misalnya, bunyi apikodental yang gabungan antara ujung lidah dengan gigi atas.
2.      Klasifikasi Bunyi
A.    Vokal dan Konsonan
     Pada umumnya bunyi bahasa dibedakan atas vokal dan konsonan. Bunyi vokal dihasilkan dengan pita suara terbuka sedikit. Bunyi konsonan terjadi setelah arus udara melewati pita suara yang terbuka sedikit atau agak lebar. Jadi, beda terjadinya bunyi vokal dan konsonan adalah arus udara dalam pembentukan bunyi vokal, setelah melewati pita suara tidak mendapat hambatan apa-apa, sedangkan dalam pembentukan bunyi konsonan arus udara itu masih mendapat hambatan atau gangguan.
B.     Klasifikasi Vokal
     Bunyi vokal biasanya diklasifikasikan dan diberi nama berdasarkan posisi lidah dan bentuk mulut. Posisi lidah bisa bersifat vertikal bisa bersifat horizontal. Secara vertikal dibedakan adanya vokal tinggi (I dan u), vokal tengah (e dan o) dan vokal rendah (a). Secara horizontal dibedakan adanya vokal depan (i dan e), vokal pusat (?), dan vokal belakang (u dan o).

C.    Klasifikasi Konsonan
     Bunyi konsonan dibedakan berdasarkan tiga patokan atau kriteria yaitu posisi pita suara, tempat artikulasi, dan cara artikulasi. Sedangkan berdasarkan posisi pita suara dibedakan adanya bunyi bersuara dan tak bersuara.
Faringalisasi : dilakukan dengan cara menarik lidah ke arah belakang ke dinding faring
D.    Proses Terjadinya Bunyi
     Proses produksi suara pada manusia dapat dibagi menjadi tiga buah proses fisiologis, yaitu : pembentukan aliran udara dari paru-paru, perubahan aliran udara dari paru-paru menjadi suara, baik voiced, maupun unvoiced yang dikenal dengan istilah phonation, dan artikulasi yaitu proses modulasi/ pengaturan suara menjadi bunyi yang spesifik.
     Organ tubuh yang terlibat pada proses produksi suara adalah : paru-paru, tenggorokan (trachea), laring (larynx), faring (pharynx), pita suara (vocal cord), rongga mulut (oral cavity), rongga hidung (nasal cavity), lidah (tongue), dan bibir (lips), seperti dapat dilihat pada gambar diatas!
     Organ tubuh ini dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian utama, yaitu : vocal tract(berawal di awal bukaan pita suara atau glottis, dan berakhir di bibir), nasal tract (dari velum sampai nostril), dan source generator (terdiri dari paru-paru, tenggorokan, danlarynx). Ukuran vocal tract bervariasi untuk setiap individu, namun untuk laki-laki dewasa rata-rata panjangnya sekitar 17 cm. Luas dari vocal tract juga bervariasi antara 0 (ketika seluruhnya tertutup) hingga sekitar 20 cm2. Ketika velum, organ yang memiliki fungsi sebagai pintu penghubung antara vocal tract dengan nasal tract, terbuka, maka secara akustik nasal tract akan bergandengan dengan vocal tract untuk menghasilkan suara nasal.


     Aliran udara yang dihasilkan dorongan otot paru-paru bersifat konstan. Ketika pita suara dalam keadaan berkontraksi, aliran udara yang lewat membuatnya bergetar. Aliran udara tersebut dipotong-potong oleh gerakan pita suara menjadi sinyal pulsa yang bersifat quasi-periodik. Sinyal pulsa tersebut kemudian mengalami modulasi frekuensi ketika melewatipharynx, rongga mulut ataupun pada rongga hidung. Sinyal suara yang dihasilkan pada proses ini dinamakan sinyal voiced. Namun, apabila pita suara dalam keadaan relaksasi, maka aliran udara akan berusaha melewati celah sempit pada permulaan vocal tract sehingga alirannya menjadi turbulen, proses ini akan menghasilkan sinyal unvoiced.
     Ketika sumber suara melalui vocal tract, kandungan frekuensinya mengalami modulasi sehingga terjadi resonansi pada vocal tract yang disebut formants. Apabila sinyal suara yang dihasilkan adalah sinyal voiced, terutama vokal, maka pada selang waktu yang singkat bentuk vocal tract relative konstan (berubah secara lambat) sehingga bentuk vocal tractdapat diperkirakan dari bentuk spektral sinyal voiced.
     Aliran udara yang melewati pita suara dapat dibedakan menjadi phonation, bisikan, frication, kompresi, vibrasi ataupun kombinasi diantaranya. Phonated excitation terjadi bila aliran udara dimodulasi oleh pita suara. Whispered excitation dihasilkan oleh aliran udara yang bergerak cepat masuk ke dalam lorong bukaan segitiga kecil antara arytenoids cartilage di belakang pita suara yang hampir tertutup. Frication excitation dihasilkan oleh desakan di vocal tract. Compression excitation dihasilkan akibat pelepasan udara melalui vocal tract yang tertutup dengan tekanan tinggi. Vibration excitation disebabkan oleh udara yang dipaksa memasuki rusang selain pita suara, khususnya lidah. Suara yang dihasilkan oleh Phonated excitation disebut voiced. Suara yang dihasilkan oleh Phonatedexcitation ditambah  frication disebut mixed voiced, sedangkan yang dihasilkan oleh selain itu disebut unvoiced. Karakteristik suara tiap individu bersifat unik karena terdapat perbedaan dalam hal panjang maupun bentuk vocal tract.




E.     Artikulasi
i.                    Proses Artikulasi
- Labialisasi : dilakukan dengan membulatkan bentuk mulut.
- Palatilisasi : dilakukan dengan menaikkan bagian depan lidah.
- Velarisasi : dilakukan dengan cara menaikkan belakang lidah ke arah langit-langit lunak.
     Alat ucap terbagi dua yaitu artikulator pasif dan artikulator aktif. Artikulator pasif adalah organ-organ yang tak bergerak sewaktu terjadi artikulasi suara seperti bibir atas, gigi atas dan alveolum.
     Artikulator aktif bergerak ke arah artikulator pasif untuk menghasilkan berbagai bunyi bahasa dengan berbagai cara. Artikulator aktif utama adalah lidah, uvula, dan rahangbawah (termasuk gigi bawah dan bibir bawah).
     Bunyi-ujaran dihasilkan oleh berbagai macam kombinasi dari alat-ucap yang terdapat dalam tubuh manusia. Ada tiga macam alat-ucap yang perlu untuk menghasilkan suatu bunyi-ujaran, yaitu:
1.      Udara : yang dialirkan keluar dari paru-paru.
2.      Artikulator : bagian dari alat-ucap yang dapat digerakkan atau digeserkan untuk menimbulkan suatu bunyi.
ii.                  Titik artikulasi
     Titik artikulasi ialah bagian dari alat-ucap yang menjadi tujuan sentuh dari artikulator dalam menimbulkan bunyi-ujaran /k/ misalnya, dapat kita lihat kerja sama antara ketiga faktor tersebut dia atas. Mula-mula udara mengalir keluar dari paru-paru, sementara itu bagian belakang lidah bergerak ke atas serta merapat ke langit-langit lembut. Akibatnya udara terhalang. Dalam hal ini belakang lidah menjadi artikulatornya, karena belakang lidah merupakan alat-ucap yang bergerak atau digerakkan, sedangkan langit-langit lembut menjadi titik artikulasinya, karena dia tidak bergerak, dia menjadi tempat tujuan atau tempat sentuh belakang lidah.
     Yang termasuk alat ucap adalah: paru-paru (tempat asal aliran udara), tenggorokan, di ujung atas tenggorokan ( laring ) terdapat pita suara. Ruang di atas pita suara hingga ke perbatasan rongga hidung disebut faring . Alat-alat ucap yang terdapat dalam rongga mulut adalah: bibir ( labium ), gigi ( dens ), lengkung kaki gigi ( alveolum ), langit-langit keras ( palatum ), langit-langit lembut ( velum ), anak tekak ( uvula) , lidah, yang terbagi lagi atas beberapa bagian yaitu: ujung lidah ( apex ), lidah bagian depan, lidah bagian belakang dan akar lidah.
     Di samping rongga-rongga laring, faring dan rongga mulut sebagaimana telah disebutkan di atas, rongga hidung juga memainkan peranan yang penting dalam menghasilkan bunyi.
     Dalam bidang fonetik artikulasi, daerah artikulasi ialah titik penyentuhan di mana berlakunya halangan dalam saluran vokal antara artikulator aktif (bergerak, biasanya sebahagian lidah) dan artikulator pasif (pegun, biasanya sebahagian lelangit mulut) untuk menghasilkan konsonan. Bersama cara artikulasi dan pembunyian, inilah yang menentukan bunyi tersendiri sesebuah konsonan.
     Contohnya, bibir bawah yang aktif boleh menyentuh bibir atas yang pasih (dwibibir, seperti [m]) atau gigi atas (bibir-gigi, seperti [f]). Lelangit keras boleh disentuh oleh bahagian depan atau belakang lidah. Jika depan lidah digunakan, maka daerahnya dipanggilgelungan; juga belakang lidah (”dorsum”) pula, maka lelangit (palatal) namanya.

Daerah artikulasi (pasif dan aktif):
1. Ekso-labial
2. Endo-labial
3. Gigi (Dental)
 4. Gusi (Alveolar)
5. Belakang gusi (Postalveolar)
 6. Pra-lelangit (Pre-palatal)
7. Lelangit (Palatal)
8. Velar
9. Uvular
10. Farinks
11. Glotis
12. Epiglotis
13. Akar (Radikal)
14. Postero-dorsal
15. Antero-dorsal
16. Laminal
17. Hujung lidah (Apikal)
18. Sub-apikal
     Terdapat lima artikulator aktif yang asas, iaitu: bibir (”labial“), depan lidah yang lentur (”koronal“), bahagian tengah/belakang lidah (”dorsal“), akar lidah bersama epiglotis(”radikal“), dan larinks (”glotis“). Artikulator-artikulator ini boleh bertindak sendirian, atau dua daripadanya boleh bertindak serentak.
     Artikulasi pasif pula tidak jelas sempadan daerahnya, iaitu berlakunya pertindanan antara daerah lidah-bibir dan antargigi, antargigi dan gigi, gigi dan gusi, gusi dan lelangit, lelangit dan velar, dan velar dan uvular, yang boleh disentuh oleh mana-mana konsonan.
     Selain itu, apabila bagian depan lidah digunakan, itupun sama ada permukaan atas ataudaun lidah (”laminal“), ataupun hujung lidah (”apikal“), atau permukaan bawahnya (”sub-apikal“), yang melakukan sentuhannya; ketiga-tiganya bertindak menjadi satu tanpa aturan yang jelas.

iii.                Jenis-Jenis Artikulasi
     Pada bahasan sebelumnya telah dipelajari alat-alat ucap dengan baik. berbagai bunyi yang kta dengar dari alat bunyi merupakan hasil macam-macam penyekatan atau rintangan terhadap udara yang ditiupkan ke dalamnya. Paru-paru dapat menghembuskan udara ke tempat alat ucap yang ada di atasnya melalui tenggorokan dan kerongkongan dapat mengalami macam-macam penyekatan dan rintangan. Rongga yang dilalui aliran udara itu dapat berubah-ubah bentuknya disebabkan oleh jenis-jenis gerakan artikulator.

     Artikulator adalah bagian alat ucap yang dapat bergerak dan menyentuh daerah artikulasi. Daerah artikulasi atau titik artikulasi selalu berada pada posisi tetap, tidak dapat bergerak. Sebagai akibat dari gerakan artikulator-artikulator yang menyentuh titik artikulasi terjadilah jenis-jenis artikulasi.

Jenis-jenis artikulasi yang dimaksud adalah sebagai berikut.
1.      Hentian (stop), terjadi karena aliran udara terhenti sepenuhnya pada suatu tempat oleh alat ucap yang menutup rapat, sehingga terbentuklah bunyi-bunyi seperti p, b, t, d, k, g.

2.      Spiran, terjadi bila rongga tempat udara lewat menyempit sehingga terbentuklah bunyi-bunyi berdesis seperti s,sy,z.

3.      Getar atau trill, terjadi bila salah satu alat ucap bergetar sehingga terbentuk bunyi r.

4.      Vokal, terjadi bila udara yang keluar dari paru-paru boleh dikatakan tidak mendapat rintangan, sedangkan rongga mulut berubah-ubah bentuknya karena gerakan lidah dan bibir, sehingga terbentuklahh bunyi-bunyi seperti a, i, u, e, o.

5.      Frikatif, pada dasarnya jenis artikulasi ini termasuk ke dalam spiran. Bunyi f, v, dan sebagainya menjadi bunyi yang dihasilkan jenis bunyi ini.





1 comment:

Unknown said...

Terima kasih banyak Bro Julianto untuk blog yang sangat membantu. Keterangannya singka namun sangat jelas. Gampang dimengerti bagi kami yang ingin belajar Fonologi Dasar.

God bless....

Klasifikasi Bunyi

  Klasifikasi Bunyi A.     Vokal dan Konsonan Pada umumnya bunyi bahasa dibedakan atas vokal dan konsonan. Bunyi vokal dihasilkan den...