Thursday, January 17, 2013

Pertumbuhan dan Perkembangan Remaja


KATA PENGANTAR

   Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan karya ilmiah yang berjudul  “ Karakteristik Pertumbuhan dan Perkembangan Remaja .
   Makalah karya ilmiah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah perkembangan peserta didik dan diharapkan mampu membantu penulis dalam memperdalam strategi untuk menumbuhkan kreativitas. Selain itu, makalah karya ilmiah ini diharapkan agar dapat menjadi bacaan yang bermanfaat bagi para pembaca agar mempunyai kreativitas yang tinggi.
   Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah karya ilmiah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, saran dan kritik yang membangun perbaikan makalah karya ilmiah ini sangat penulis harapkan dari pembaca, guna untuk memperbaiki dan meningkatkan pembuatan makalah atau tugas yang lainnya pada waktu mendatang.

DAFTAR ISI
KATA PENGATAR .............................................................................................
DAFTAR ISI ........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN                                                                            
1.1  Latar Belakang
1.2  Rumusan Masalah
1.3  Tujuan
                                                                   
BAB II PEMBAHASAN                                                                 
2.1 Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan Remaja 
2.2 Definisi  Remaja dan Perumusan Istilah Remaja
2.3 Rentang Usia Masa Remaja 
2.4 Tugas-Tugas Perkembangan Remaja    
2.5 Hukum-Hukum Pertumbuhan Dan Perkembangan 
2.6 Remaja: Karakteristik Pertumbuhan dan Perkembangannya 

BAB III PENUTUPAN
3.1 Kesimpulan 
3.2 Saran

DAFTAR PUSAKA                                                 



BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang Masalah
     Masa remaja seringkali dihubungkan dengan mitos dan stereotip mengenai penyimpangan dan ketidakwajaran. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya teori-teori perkembangan yang membahas ketidakselarasan, gangguan emosi dan gangguan perilaku sebagai akibat dari tekanan-tekanan yang dialami remaja karena perubahan-perubahan yang terjadi pada dirinya maupun akibat perubahan lingkungan.
 
     Sebagaimana diketahui, dalam setiap fase perkembangan, termasuk pada masa remaja, individu memiliki tugas-tugas perkembangan yang harus dipenuhi. Apabila tugas-tugas tersebut berhasil diselesaikan dengan baik, maka akan tercapai kepuasan, kebahagian dan penerimaan dari lingkungan. Keberhasilan individu memenuhi tugas-tugas itu juga akan menentukan keberhasilan individu memenuhi tugas-tugas perkembangan pada fase berikutnya.

1.2  Rumusan Masalah
   A.      Bagaimana perumusan istilah remaja ? apa sajakah macam tugas perkembangan
   B.      Apa yang dimaksud dengan remaja ? 
   C.    Bagaimana rentang usia remaja?
   D.    Apa sajakah macam-macam tugas perkembangan ?
   E.     Bagaimanakah implikasi tugas-tugas perkembangan remaja dalam penyelenggaraan pendidikan ?
   F.     Hukum-Hukum pertumbuhan dan perkembangan remaja ?
   G.    Remaja: Karakteristik Pertumbuhan dan Perkembangannya ?

1.3  Tujuan
   A.    Agar mengatahui apa yang dimaksud dengan pertumbuhan dan perkembangan
   B.     Agar mengetahui apa itu remaja
   C.    Dan mengetahui bagaimana rentang usia remaja
   D.    Untuk mengetahui tugas-tugas remaja dalam penyelenggaraa pendidikan
   E.     Untuk mengetahui dan menjelaskan implikasi tugas-tugas perkembangan remaja dalam penyelenggaraan pendidikan
   F.     Hukum-Hukum pertumbuhan dan perkembangan remaja
   G.    Remaja: Karakteristik Pertumbuhan dan Perkembangannya



BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan
     Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua proses yang dialami oleh remaja secara kontinue.  pertumbuhan dan perkembangan adalah proses yang saling berhubungan tak bisa dilepaskan dari kehidupan remaja.Pertumbuhan merupakan proses yang berkaitan dengan dengan perubahan kuantitatf yang mengacu pada jumlah besar serta luas yang bersifat konkret yang biasanya menyangkut ukuran dan struktur biologis. Pertumbuhan adalah proses perubahan dari segi fisik yang berlangsung normal dalam perjalanan wakt tertentu. Dalam setiap pertumbuhan bagian – bagian tubuh memiliki tempo kecepatan yang berbeda – beda. Misalnya pertumbuhan alama kelamin pria, pada masa anak-anak alat kelamin tumbuh lambat namun setelah pubertas mengalami percepatan. Sebaliknya pertumbuhan susunan saraf pusat mengalami percepatan saat masa anak-anak namun setelah masa pubertas relatig lambat bahkan terhenti.
1.      Faktor – Faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan yang kurang normal pada organisme

A.         Faktor – faktor yang terjadi sebelum lahir. Misalnya Pada saat masa kehamilan seorang ibu dan janin mengalami kekurangan nutrisi , Kercaunan, TBC dan sebagainya
B.          Faktor ketika lahir. Salah satunya yaitu pendarahan pada otak bayi intracranial haemorage disebabkan oleh tekanan dinding rahim sewaktu ia dilahirkan dan oleh efek susunan saraf pusat, karena proses kelahiran bayi dilakukakan dengan bantuan tangver-lossing
C.         Faktor yang dialami bayi setelah lahir antara lain oleh karena pengalaman traumatik pada kepala, kepala bagian dalam terluka karena kepala bayi / Janin terpukul , atau mengalami serangan sinar matahari dan sebagainyayayasan perawatan bayi dan lain-lain
D.         Faktor Psikologis antara lain oleh karena bayi ditinggalkan bibu, ayah atau kedua orang tuanya . Sebab lain ialah anak dititipkan pada suatu lembaga seperti rumah sakit, rumah yatim piatu sehingga mereka kurang sekali mendapatkan perwatan jasmaniah dan cinta kasih sayang orang tua. Anak – anak tersebut mengalami kehampaan psikis ( innatie psikis )

Spiker (1966) mengumukakan dua macam pengerian yang harus dihubungkan dengan perkembangan yakni
A.         Ortogenetik yang berhubungan dengan perkembangan sejak terbentuknya indivdu yang baru dan seterusnya sampai dewasa
B.          Filogenetik yakni perkembangan dari asal usul manusia sampai sekarang ini. Perkembangan perubahan fungsi sepanjang masa hidupnya menyebabkan perubahan tingkah laku dan perubahan ini juga tersedia sejak permulaan adanya manusia. Jadi perkembangan Ortogenetik mengarah ke suatu tujuan khusus sejalan dengan perkembangan evolusi yang mengarah kepada kesempurnaaan manusia.

2.2. Definisi  Remaja dan Perumusan Istilah Remaja
A.    Perumusan Istilah Remaja
Istilah yang sering dipakai untuk menunjukkan masa remaja, antara lain puberteit, adolescentia, dan youth. Istilah puberty (Inggris) atau puberteit (Belanda) berasal dari Bahasa Latin, pubertas yang berarti kedewasaan (the age of manhood). Penggunaan istilah ini lebih terbatas menunjukkan mulai berkembang dan tercapainya kematangan seksual. Puberty sering diartikan sebagai terciptanya kematangan seksual ditinjau dari aspek biologis.
Istilah adolescentia berasal dari kata Latin, yakni Adulescentis yang artinya masa muda. Adolescence menunjukkan masa yang tercepat antara 12-22 tahun dan mencakup seluruh perkembangan psikis yang terjadi pada masa tersebut.
Namun dari beberapa istilah tersebut memiliki kecenderungan untuk memberikan arti yang sama. Di indonesia, baik istilah pubertas maupun adolescensia dipakai dalam arti umum yaitu remaja.

B.     Definisi Remaja
Banyak definisi yang dikemukakan tentang remaja, diantaranya :

1.      Remaja menurut hukum
Konsep tentang remaja, remaja bukanlah berasal dari bidang hukum melainkan berasal dari bidang ilmu-ilmu sosial. Dalam hubungannya dengan hukum tampaknya hanya Undang-Undang Perkawinan saja yang mengenal konsep tentang remaja walaupun tidak secara terbuka.

2.      Remaja ditinjau dari sudut perkembangan fisik
Dalam ilmu kedokteran dan ilmu-ilmu lain yang terkait,  remaja dikenal sebagai tahap perkembangan fisik dimana alat-alat kelamin manusia sudah mencapai kematangannya. 

3.      Batasan remaja menurut WHO
Remaja adalah suatu masa pertumbuhan dan perkembangan dimana :

A.         Individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual.
B.          Individu mengalami perkembangan psikologi dan pola identifikasi dari kanak-kanak menjadi dewasa.
C.          Terjadi peralihan ketergantungan sosial-ekonomi yang penuh kepada keadaan yang relatif lebih mandiri.


4.      Remaja ditinjau dari faktor-faktor sosial psikologis
            Salah satu ciri remaja disamping tanda-tanda seksualnya adalah perkembangan psikologis dan pada identifikasi dari anak-anak menjadi dewasa puncak perkembangannya ditandai dengan adanya proses perubahan dari kondisi entropy (keadaan dimana kesadaran manusia belum tersusun rapi) ke kondisi ngentropy (keadaan dimana kesadaran manusia sudah tersusun baik).

5.      Definisi remaja untuk masyarakat indonesia
Sebagai pedoman umum untuk remaja Indonesia dapat digunakan batasan usia 11-24 dan belum menikah. Pertimbangan-pertimbangannya adalah sebagai berikut :

A.    Usia 11 tahun adalah usia dimana pada umumnya tanda-tanda seksual sekunder mulai nampak (kriteria fisik).
B.     Banyak masyarakat Indonesia, usia 11 tahun sudah dianggap akil balik, baik menurut adat maupun agama.
C.     Pada usia tersebut mulai ada tanda-tanda penyempurnaan perkembangan jiwa seperti tercapainya identitas diri (ego identity = Erikson), tercapainya fase genital dari perkembangan psikoseksual (Freud), tercapainya puncak perkembangan kognitif (Piaget) maupun moral (Kholberg) (kriteria psikologik).
D.    Batasan usia 24 tahun merupakan batas maksimal, yaitu  untuk memberi peluang bagi mereka yang sampai batas usia tersebut masih menggantungkan diri pada orang tua, belum mempunyai hak-hak penuh sebagai orang dewasa.
E.     Status perkawinan sangat menentukan, karena perkawinan masih sangat penting di masyarakat Indonesia secara menyeluruh. Seseorang yang sudah menikah berapa pun usianya, sudah dianggap diperlakukan sebagai orang dewasa penuh, baik secara hukum maupun dalam kehidupan masyarakat dan keluarga.


2.3.  Rentang Usia dan Ciri-Ciri Remaja

Pada umumnya masa remaja dapat dibagi dalam 2 periode yaitu:

A.    Periode Masa Pubertas usia 12-18 tahun
1.      Masa Pra Pubertas: peralihan dari akhir masa kanak-kanak ke masa awal pubertas.
      Cirinya:
       -       Anak tidak suka diperlakukan seperti anak kecil lagi.
       -       Anak mulai bersikap kritis.

2.      Masa Pubertas usia 14-16 tahun: masa remaja awal.
     Cirinya:
     -       Mulai cemas dan bingung tentang perubahan fisiknya.
     -       Memperhatikan penampilan.
     -       Sikapnya tidak menentu/plin-plan.
     -       Suka berkelompok dengan teman sebaya dan senasib.

3.      Masa Akhir Pubertas usia 17-18 tahun: peralihan dari masa pubertas ke masa adolesen.
    Cirinya:
     -       Pertumbuhan fisik sudah mulai matang tetapi kedewasaan psikologisnya belum tercapai  
      sepenuhnya.
    -       Proses kedewasaan jasmani pada remaja putri lebih awal dari remaja pria.

B.     Periode Remaja Adolesen usia 19-21 tahun
Periode ini merupakan masa akhir remaja. Beberapa sifat penting pada masa ini adalah:
      -       Perhatiannya tertutup pada hal-hal realistis.
      -       Mulai menyadari akan realitas.
      -       Sikapnya mulai jelas tentang hidup.
      -       Mulai nampak bakat dan minatnya.


2.4  Tugas-tugas Perkembangan Remaja

A.    Macam-macam Tugas Perkembangan
Adapun tugas-tugas perkembangan yang harus dipenuhi pada remaja, antara lain sebagai berikut:
1.                  Mencapai hubungan yang baru dan lebih matang dengan teman sebaya baik sesama jenis maupun lawan jenis.
2.                  Mencapai peran sosial maskulin dan feminin.
3.                  Menerima keadaan fisik dan dapat mempergunakannya secara efektif.
4.                  Mencapai kemandirian secara emosional dari orangtua dan orang dewasa lainnya.
5.                  Mencapai kepastian untuk mandiri secara ekonomi.
6.                  Memilih pekerjaan dan mempersiapkan diri untuk bekerja.
7.                  Mempersiapkan diri untuk memasuki perkawinan dan kehidupan keluarga.
8.                  Mengembangkan kemampuan dan konsep-konsep intelektual untuk tercapainya kompetensi sebagai warga negara.
9.                  Menginginkan dan mencapai perilaku yang dapat dipertanggungjawabkan secara sosial.
10.              Memperoleh rangkaian sistem nilai dan etika sebagai pedoman perilaku (Havighurst dalam Hurlock, 1973).

B.     Implikasi Tugas-Tugas Perkembangan Remaja Dalam Penyelenggaraan  Pendidikan

Memperhatikan banyaknya faktor kehidupan yang berada di lingkungan remaja, maka pemikiran tentang penyelenggaraan pendidikan juga harus memperhatikan faktor-faktor tersebut. Sekalipun dalam penyelenggaraan pendidikan diakui bahwa tidak mungkin memenuhi tuntutan dan harapan seluruh factor yang berlaku tersebut.

1.           Pendidikan yang berlaku di Indonesia, baik pendidikan yang  diselenggarakan di luar sekolah maupun di dalam sekolah, pada umumnya diselenggrakan dalam bentuk klasikal. Penyelenggraan pendidikan klasikal ini berarti memberlakukan sama semua tindakan pendidikan kepada semua remaja yang tergabung dalam kelas. Pengakuan terhadap kemampuan setiap pribadi yang beraneka ragam itu menjadi kurang, oleh karena itu yang harus mendapatkan perhatian di dalam penyelenggraan pendidikan adalah sifat-sifat dan kebutuhan umum remaja. Seperti pengakuan akan kemampuannya, ingin untuk mendapatkan kepercayaan, kebebasan dan semacamnya

2.           Beberapa usaha yang perlu dilakukan didalam penyelenggaraan pendidikan, sehubungan dengan minat dan kemampuan remaja yang dikaitkan terhadap cita-cita kehidupan antara lain :
i.                    Bimbingan karir dalam upaya mengarahkan siswa untuk menentukan pilihan jenis pendidikan dan jenis pekerjaan sesuai dengan kemampuannya.
ii.                  Memberikan latihan-latihan praktis terhadap siswa dengan berorientasi terhadap kondisi tuntutan lingkungan.
iii.                Penyusunan kurikulum yang berkomprehensip dengan tetap mengembangkan kurikulum muatan lokal.

3.           Keberhasilan dalam memilih pasangan hidup untuk membentuk keluarga banyak ditentukan oleh pengalaman dan penyelesaian tugas-tugas perkembangan masa-masa sebelumnya. Untuk mengembangkan model keluarga yang ideal, maka perlu dilakukan :

               i.                 Bimbingan tentang cara pergaulan dengan mengajarkan etika pergaulan lewat pendidikan budi pekerti dan pendidikan keluarga.
             ii.                 Bimbingan siswa untuk memahami norma yang berlaku baik dalam keluarga, sekolah maupun didalam masyarakat. Untuk kepentingan ini diperlakukan arahan untuk kebebasan emosianal dari orang tua.
           iii.                 Pendidikan tentang nilai kehidupan untuk mengenal norma kehidupan sosial kemasyarakatan perlu dilakukan pendidikan praktis melalui organisasi pemuda, pertemuan dengan orang tua secara periodik dan pemantapan pendidikan agama baik di dalam maupun di luar sekolah.                     


2.5  Hukum-Hukum Pertumbuhan Dan Perkembangan

1.   Hukum Cephalocoudal
     Hukum ini berlaku pada pertumbuhan fisik yang menyatakan bahwa pertumbuhan fisik dimulai dari kepala ke arah kaki. Bagian-­bagian pada kepala tumbuh lebih dahulu daripada bagian-bagian lain. Hal ini sudah terlihat pada pertumbuhan pranatal, yaitu pada janin. Se­orang bayi yang baru dilahirkan mempunyai bagian-bagian dan alat-alat pada kepala yang lebih “matang” daripada bagian-bagian tubuh lainnya. Bayi bisa menggunakan mulut dan matanya lebih cepat daripada anggota badan lainnya. Baik pada masa perkembangan pranatal, neonatal, rnaupun anak-anak, proporsi bagian kepala dengan rangka batang tubuhnya mula-mula kecil dan makin lama perbandingan ini makin besar.
2.   Hukum Proximodistal
     Hukum Proximodistal adalah hukum yang berlaku pada pertumbuhan fisik, dan menurut hukum ini pertumbuhan fisik berpusat pada sumbu dan mengarah ke tepi. Alat-alat tubuh yang terdapat di pusat, seperti jantung, hati, dan alat-alat pencernaan lebih dahulu berfungsi daripada anggota tubuh yang ada di tepi. Hal ini tentu saja karena alat-alat tubuh yang terdapat pada daerah pusat itu lebih vital daripada misalnya anggota gerak seperti tangan dan kaki. Anak masih bisa me­langsungkan kehidupannya bila terjadi kelainan-kelainan pada anggota gerak, akan tetapi bila terjadi kelainan sedikit saja pada jantung atau ginjal bisa berakibat fatal.
3.   Perkembangan Terjadi dari Umum ke Khusus
     Pada setiap aspek terjadi proses perkembangan yang dimulai dari hal-hal yang umum, kemudian secara sedikit demi sedikit meningkat ke hal-hal yang khusus. Terjadi proses diferensiasi seperti dikemukakan oleh Werner. Anak lebih dahulu mampu menggerakkan lengan atas, lengan bawah, tepuk tangan terlebih dahulu daripada menggerakkan jari-jari tangannya.
4.   Perkembangan Berlangsung dalam Tahapan-Tahapan Perkembangan
     Dalam perkembangan terjadi penahapan yang terbagi-bagi ke dalam masa-masa perkembangan. Pada setiap masa perkembangan terdapat ciri-ciri perkembangan yang berbeda antara ciri-ciri yang ada pada suatu masa perkembangan dengan ciri-ciri yang ada pada masa perkembangan yang lain.
     Ada aspek-aspek tertentu yang tidak berkembang dan tidak meningkat lagi, yang hal ini disebut fiksasi. Aspek intelek pada anak-anak tertentu yang memang secara konstitusional terbatas, pada suatu saat akan relatif berhenti, tidak bisa atau sulit berkembang dan dikembangkan.
     Contoh penahapan dalam perkembangan manusia itu antara lain meliputi: masa pra-lahir, masa jabang bayi (0 – 2 minggu), masa bayi (2 minggu – 1 tahun), masa anak pra-sekolah (1 – 5 tahun), masa sekolah (6 – 12 tahun), masa remaja (13 – 21 tahun), masa dewasa (21 – 65 tahun), dan masa tua (65 tahun ke atas).
5.   Hukum Tempo dan Ritme Perkembangan
     Tahapan perkembangan berlangsung secara berurutan, terus-menerus dan dalam tempo perkembangan yang relatif tetap serta bisa berlaku umum. Justru perbedaan-perbedaan waktu, yaitu cepat-lambatnya sesuatu penahapan perkembangan terjadi, atau sesuatu masa perkembangan dijalani, menampilkan adanya perbedaan-perbedaan individu.
     Dalam praktek sering terlihat dua hal sebagai petunjuk keterlambatan pada keseluruhan perkembangan mental, yakni:
a.       Jika perkembangan kemampuan fisiknya untuk berjalan jauh tertinggal dari patokan umum, tanpa ada sebab khusus pada fungsionalitas fisiknya yang terganggu.

b) Jika perkembangan kemampuan berbicara sangat terlambat dibandingkan dengan anak-anak lain pada masa perkembangan yang sama. Seorang anak yang pada umur empat tahun misalnya masih mengalami kesulitan dalam berbicara, mengemukakansesuatu dan terbatas perbendaharaan kata, mudah diramalkan anak itu akan mengalami kelambatan pada seluruh aspek perkembangannya.

2.6 Remaja: Karakteristik Pertumbuhan dan Perkembangannya
     Remaja itu sulit didefinisikan secara mutlak. Oleh karena itu, dicoba untuk memahami remaja menurut berbagai sudut pandangan, antara lain menurut hukum, perkembangan fisik, WHO, sosial psikologi, dan pengertian remaja menurut pandangan masyarakat Indonesia.
1.   Remaja Menurut Hukum
     Dalam hubungan dengan hukum, tampaknya hanya undang-undang perkawinan saja yang mengenal konsep “remaja” walaupun tidak secara terbuka. Usia minimal untuk suatu perkawinan menurut undang-undang disebutkan 16 tahun untuk wanita dan 19 tahun untuk pria (Pasal 7 Undang-Undang No.1/1974 tentang Perkawinan).
2.   Remaja Ditinjau dari Sudut Perkembangan Fisik
     Dalam ilmu kedokteran dan ilmu-ilmu lain yang terkait, remaja dikenal sebagai suatu tahap perkembangan fisik dimana alat-alat kelamin manusia mencapai kematangannya. Masa pematangan fisik ini berjalan kurang lebih 2 tahun dan biasanya dihitung mulai menstruasi (haid) pertama pada anak wanita atau sejak anak pria mengalami mimpi basah (mengeluarkan air mani pada waktu tidur) yang pertama kali. Khusus berkaitan dengan kematangan seksual merangsang remaja untuk memperoleh kepuasan seksual. Hal ini dapat menimbulkan gejala onani atau masturbasi. Kartini Kartono (1990: 217) memandang gejala onani ini sebagai tindakan remaja yang negatif, karena gejala ini merupakan usaha untuk mendapatkan kepuasan seksual yang semu (penodaan diri).
3.   Batasan Remaja Menurut WHO
     Remaja adalah suatu masa pertumbuhan dan perkembangan dimana:

1.     Individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual  sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual.
2.     Individu mengalami perkembangan psikologi dan pola identifikasi dari kanak-kanak menjadi dewasa.
3.     Terjadi peralihan dari ketergantungan sosial-ekonomi yang penuh kepada keadaan yang relatif lebih mandiri (Muangman, yang dikutip oleh Sarlito, 1991: 9)

4.   Remaja Ditinjau dari Faktor Sosial Psikologis
     Salah satu ciri remaja di samping tanda-tanda seksualnya adalah: “Perkembangan psikologis dan pada identifikasi dari kanak-kanak menjadi dewasa”. Puncak perkembangan jiwa itu ditandai dengan adanya proses perubahan dari kondisi “entropy” ke kondisi “negen-tropy” (Sarlito, 1991: 11).

     Entropy adalah keadaan dimana kesadaran manusia masih belum tersusun rapi. Walaupun isinya sudah banyak (pengetahuan, perasaan, dan sebagainya), namun isi-isi tersebut belum saling terkait dengan baik, sehingga belum bisa berfungsi secara maksimal. Isi kesadaran masih saling bertentangan, saling tidak berhubungan sehingga mengurangi kerjanya dan menimbulkan pengalaman yang kurang menyenangkan buat orang yang bersangkutan.
     Negentropy adalah keadaan dimana isi kesadaran tersusun dengan baik, pengetahuan yang satu terkait dengan perasaan atau sikap. Orang dalam keadaan negentropy ini merasa dirinya sebagai kesatuan yang utuh dan bisa bertindak dengan tujuan yang jelas, ia tidak perlu dibimbing lagi untuk bisa mempunyai tanggung jawab dan semangat kerja yang tinggi.


BAB III

PENUTUP

3.1  Kesimpulan

            Masa remaja adalah suatu masa perubahan. Pada masa remaja terjadi perubahan yang cepat baik secara fisik, maupun psikologis dan tanda-tanda seksualnya. Remaja juga memiliki banyak definisi dan remaja juga memiliki tugas-tugas perkembangan di antaranya Mencapai hubungan yang baru dan lebih matang dengan teman sebaya baik sesama jenis maupun lawan jenis. Mencapai peran sosial maskulin dan feminin.Menerima keadaan fisik dan dapat mempergunakannya secara efektif dan masih banyak lagi. Selain itu juga remaja memiliki rentang usia.

3.2  Saran

            Dari pembahasan ini semoga kita dapat mengambil pembelajaran bahwa pembentukan atau pertumbuhan remaja juga di pengaruhi banyak factor. Jadi mulai sekarang kita harus memperhatikan perkembangan remaja karena anak remaja memiliki jiwa yang labil dan rasa ingin tahu yang besar. Ini semua butuh perhatian agar nantinya para remaja itu tidak berprilaku negative yang nantinya dapat merugikan kita semua.



DAFTAR PUSAKA

4. Alexabder, T. 1980. Development Psychology. New York: Litton Educational Publishing, Inc.
5. Mappiare, A. Psikologi Remaja. Surabaya: Usaha Nasional.
6. Rifai, M. S. S. 1987. Psikologi Perkembangan Remaja. Jakarta: PT Bina Aksara
8. Sunarto,H, dan Agung,Hartono. 2008. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta : Rineka Cipta.
9. Hurlock B Elizabeth.1978.Perkembangan Anak Jilid 1. Jakarta : Erlangga
10.    Semiawam R.Cony. 1998.Perkembangan dan Belajar Peserta Didik.UNY
11.    Sobur Alex.2009.Psikologi Umum. Bandung : Pustaka Setia

No comments:

Klasifikasi Bunyi

  Klasifikasi Bunyi A.     Vokal dan Konsonan Pada umumnya bunyi bahasa dibedakan atas vokal dan konsonan. Bunyi vokal dihasilkan den...