Monday, November 18, 2013

TEORI BEHAVIORISTIK

BAB I
LAPORAN BAB

A.    PENDAHULUAN
1.      Belajar dan pembelajaran, tahun terbit, Dr. C. Asri Budiningsih, penerbit, bab III tentang teori belajar behavioristik dan penerapannya dalam pembelajaran halaman 19 s/d 31.
2.      Rumusan masalah
A.    Bagaimana pandangan teori Behavioristik tentang belajar
B.     Bagaimana pandangan teori Thorndike tentang belajar
C.     Bagaimana pandangan teori Watson tentang belajar
D.    Bagimana pandangan teori Clark Hull tentang belajar
E.     Bagaimana pandangan teori Edwin tentang belajar
F.      Bagaimana pandangan teori Skinner tentang belajar
G.    Bagimana pandangan teori Behvioristik dalam pembelajaran
3.      Tujuan pembahasan
A.    Untuk mendeskripsikan teori Behavioristik tentang belajar
B.     Untuk mendeskripsikan teori Thorndike tentang belajar
C.     Untuk mendeskripsikan teori Watson tentang belajar
D.    Untuk mendeskripsikan teori Clark Hull tentang belajar
E.     Untuk mendeskripsikan teori Edwin tentang belajar
F.      Untuk mendeskripsikan teori Skinner tentang belajar
G.    Untuk mendeskripsikan teori Behvioristik dalam pembelajaran
H.    Deskripsi isi BAB
1.      Perubahan tingkah laku akibat adanya stimulus dan respons.
2.      Proses interaksi stimulus respons yang mana bentuk perubahan tingkah laku dibagi dalam dua wujud, konkret dan tidak konkreat.
3.      Proses interaksi antara stimulus dan respons berbentuk tingkah laku yang dapat diukur.
4.      Stimulus dalam belajar hampir diakitan dengan kebutuhan biologis.
5.      Stimulus dan respons cenderung bersifat sementara, maka perlu sesering mungkin diberikan stimulus agar respond an stimulus bersifat tetap.
6.      Stimulus yang diberikan seseorang akanberinteraksi dan interaksi antara stimulus-stimulus tersebut akan mempengaruhi bentuk respon yang diberikan demikian juga respon yang dimunculkan inipun akan memiliki konsekuensi-konsekuensi.
7.      Menekankan prilaku pada hasil belajar.


















BAB II
PEMBAHASAN

A.    RINGKASAN BAB
1.      Teori belajar behavioristik
Menurut teori behavioristik, belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat dari adanya interaksi antara stimulus dan respon. Dengan kata lain, belajar merupakan perubahan tingkah laku dengan cara yang baru sebagai hasil interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang dianggap telah belajar setelah menunjukan perubahan tingkah lakunya.

Menurut teori ini yang terpenting adalah masukan atau input yang berupa stimulus dan keluaran output yang berupa respons.

Menurut teori behavioristik apa yang terjadi diantara stimulus dan respon tidak  penting di perhatikan karena tidak bisa diamati dan dikukur. Yang dapat diamati hanyalah stimulus dan respon. Oleh sebab itu apa saja yang diberikan guru (stimulus) dan apa saja yang dihasilkan siswa ( respons) semuanya harus dapat diamati dan di ukur. Teori ini mengutamakan pengukuran, sebab pengukuran merupakan suatu hal yang penting untuk melihat terjadi tidaknya perubahan tingkah laku tersebut.

Factor yang dianggap penting oleh aliran behavioristik ini adalah factor penguatan. Penguatan adalah apa saja yang dapat memperkuat timbulnya respon. Bila penguatan ditambahkan (positive reinforcement) maka respons semakin kuat. Bila penguatan dikurangi maka (negative reinforment) maka respon juga akan menguat.


2.      Teori belajar menurut Thordike
Menurut Thordike, belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respon. Stimulus yaitu apa saja yang dapat merangsang terjadinya kegiatan belajar seperti pikiran, perasaan, atau hal-hal lain yang dapat ditangkap oleh panca indra. Sedangkan respon yaitu reaksi yang dimunculkan peserta didik ketika belajar, yaitu dapat berupa pikiran, perasaan, dan tindakan/gerakan.

Menurut thorndike perubahan tingkah laku akibat dari kegiatan belajar itu dapat berwujud konkret yang dapat diamati atau tidak konkreat yang tidak dapat diamati.

3.      Teori belajar menurut Watson
Menurutnya, belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respon yang dimaksud harus berbentuk tingkah laku yang dapat diamati (observabel) dan dapat diukur.

Dengan kata lain ia mengakui bahwa perubahan-perubahan mental dalam benak siswa itu penting selama dalam proses belajar namun factor itu tidak perlu diperhitungkan. Perubahan-perubahan mental yang terjadi dalam benak siswa itu penting, namun semua itu tidak dapat menunjukkan bahwa seseorang telah belajar atau belum karena tidak dapat diamat.

4.      Teori belajar menurut Clark Hull
Teori Hull mengatakan bahwa kebutuhan biologis dan pemuasan kebutuhan biologis adalah penting dan menempati posisi sentaral dalam seluruh kegiatan manusia, sehingga stimulus dalam belajarpun hampir selalu dikaitkan dengan kebutuhan biologis, walaupun respons yang, muncul mungkin bermacam-macam bentuknya.

5.      Teori belajar menurut Edwin Guthrie
Edwin Guthrie juga menggunakan variable hubungan stimulus dan respons untuk menjelaskan terjadinya proses belajar.  Dijelaskannya, bahwa hubungan antara stimulus dan respon cenderung bersifat sementara, oleh sebab itu dalam kegiatan belajar peserta didik perlu sesering mungkin diberikan stimulus agar hubungan antara stimulus dan respon bersifat lebih tetap.

Guthrie juga percaya bahwa hukuman (punishement) memegang peranan penting dalam proses belajar. Hukuman yang diberikan pada saat yang tepat akan mampu merubah kebiasaan perilaku seseorang.

6.      Teori belajar menurut Skinner
Skinner berpendapat bahwa hubungan antara stimulus dan respons yang terjadi dalam lingkungan lalu menimbulkan perubahan tingkah laku, tidaklah sesederhana yang digambarkan para tokoh sebelumnya. Sebab, pada dasarnya stimulus-stimulus yang diberikan pada seseorang akan saling berinteraksi dan interaksi antara stimulus-stimulus tersebut akan mempengaruhi bentuk respon yang diberikan demikian juga respon yang dimunculkan inipun akan memiliki konsekuensi-konsekuensi. Konsekuensi-konsekuensi inilah yang pada gilirannya akan mempengaruhi atau menjadi pertimbangan munculnya perilaku.

Program-program pembelajaran seperti teaching machine, pembelajaran berprogram, modul, dan program-program pembelajaran lain yang berijak pada stimulus respons serta mementingkan factor-faktor penguat (reinforcement), merupakan program-program pembelajaran yang menerapkan teori belajar yang dikemukakan oleh skinner.

Teori behavioristik banyak dikritik karena sering kali tidak mampu menjelaskan situasi belaja kompleks, sebab banyak variable atau hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan dan atau belajar yang tidak dapat diubah menjadi sekedar stimulus dan respons.

Pandangan behavioristik tidak sempurna, kurang dapat menjelaskan adanya variasi tingkat tingkat emosi siswa, walaupun mereka memeiliki penguatan yang sama. Teori behavioristik juga cenderung mengerahkan siswa untuk berfikir linear, konvergen, tidak kreatif, dan tidak produktif. Pandangan teori ini bahwa belajar merupakan proses pembentukan atau shaping yaitu membawa siswa menuju atau mencapau target tertentu, sehingga menjadikannya peserta didik untuk tidak bebas berkreasi dan berimajinasi,

Skinner dan tokoh-tokoh lain pendukung behavioristik memang tidak menganjurkan digunakannya hukuman dalam kegiatan belajar. Namun apa yang mereka sebut dengan penguat negative (negative reinforcement) cenderung membatasi siswa bebas berpikir dan berimajinasi.

Menurut Gutrie hukuman memegang peranan penting dalam belajar. Namun ada beberapa alasan mengapa skinner tidak sependapat dengan Guthrie:
1.      Pengaruh hukuman terhadap perubahan tingkah laku sebagai bersifat sementara
2.      Dampak psikologis yang buruk mungkin akan terkondisi ( menjadi bagian jiwa si terhukum) bila hukuman berlangsung lama.
3.      Hukuman mendorong si terhukuman mencari cara lain (meskipun salah dan buruk) agar ia terbebas dari hukuman.


Penguat negatif tidak sama dengan hukuman. Ketidaksamaannya terletak pada bila hukuman harus diberikan (sebagai stimulus) agar respon yang akan muncul berbeda dengan respon yang sudah ada, sedangkan penguat negative ( sebagai stimulus) harus dikurangi agar respon yang sama menjadi menjadi kuat.

7.      Aplikasi  behavioristik dalam kegiatan pembelajaran
Aplikasi teori behavioristik dalam kegiatan pembelajaran tergantung dari beberapa hal seperti; tujuan pembelajaran, sifat materi pelajaran, karakteristik siswa, media dan fasilitas pembelajaran yang tersedia. Pembelajaran yang dirancang dan dilaksanakan berpijak pada teori behavioristik memandang bahwa pengetahuan adalah obyektif, pasti, tetap, tidak berubah. Pengetahuan telah terstruktur rapi, sehingga belajar adalah perolehan pengetahuan sedangkan mengajar adalah memindahkan pengetahuan keorang yang belajar atau siswa. Siswa diharapkan akan memiliki pemahaman yang sama terhadap pengetahuan yang di ajar.

Karena behavioristik memandang bahwa sebagai sesuatu dunia nyata yang telah terstruktur rapi dan teratur, maka siswa atau orang yang belajar harus dihadapkan pada aturan-aturan yang jelas dan ditetapkan lebih dulu secara ketat.

Tujuan pembelajaran menurut teori ini adalah ditekankan penambahan pengetahuan, sedangkan belajar sebagai aktivitas “mimetic”, yang menuntut siswa untuk menangkap kembali pengetahuan yang sudah dipelajari dalam bentuk laporan, kuis atau tes. Pembelajaran dan evaluasi menekankan pada hasil belajar. Eveluasi menuntut satu jawaban benar. Jawaban yang benar menunjukkan bahwa siswa telah menyelesaikan tugas belajarnya.

BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
1.      Teori belajar behavioristik
Teori behavioristik mengatakan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat dari adanya interaksi antar stimulus dan respon.
2.      Teori belajar menurut Thorndike
Belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respon.
3.      Teori belajar menurut Watson
Belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respon, namun stimulus dimaksudkan harus berbentuk tingkah laku yang dapat diamati dan dapat di ukur.
4.      Belajar adalah hubungan antara stimulus dan respon.
5.      Teori belajar menurut Edwin Guthtrie
Belajar adalah hubungan antara stimulus dan respon, namun stimulus dan respon cenderung bersifat tetap. Maka perlu sesering mungkin diberikan stimulus agar stimulus dan respon bersifat tetap.
6.      Teori Belajar Menurut Skinner
Untuk memahami tingkah laku orang secara benar, perlu lebih dahulu memahami tingkah laku orang secara benar, perlu lebih dahulu memahami respon yang mungkin dimunculkan dan berbagai konsekuensi yang mungkin akan timbul sebagai akibat dari respon tersebut.
7.      Pandangan teori Behvioristik dalam pembelajaran
Aliran ini menekankan perilaku yang tampak sebagai hasil belajar. Teori behaviorisrik dengan model hubungan stimulus respons mendudukan orang belajar sebagai individu yang pasif. Respons atau prilaku dpat dibentuk dengan metode drill.
Lampiran: Bahan persentasi dalam bentuk powerpoint

No comments:

Klasifikasi Bunyi

  Klasifikasi Bunyi A.     Vokal dan Konsonan Pada umumnya bunyi bahasa dibedakan atas vokal dan konsonan. Bunyi vokal dihasilkan den...