Ragam Menyimak
Seperti yang diketahui bahwa tujuan
menyimak adalah untuk memperoleh informasi, menangkap isi, serta memahami makna
komunikasi yang hendak disampaikan sang pembicara melalui ujaran. Inilah yang
merupakan tujuan umum. Di samping tujuan umum itu terdapat pula berbagai tujuan
khusus, yang menyebabkan adanya aneka ragam menyimak, yaitu:
A. Menyimak
Ekstensif, yang terdiri atas; menyimak sosial, menyimak sekunder,
menyimak estetik, dan menyimak pasif.
menyimak estetik, dan menyimak pasif.
B. Menyimak
Intensif, yang terdiri atas; menyimak kritis, menyimak konsentratif,
menyimak kreatif, menyimak eksplorasif, menyimak interogatif, dan menyimak
selektif (Tarigan, 1987:35).
menyimak kreatif, menyimak eksplorasif, menyimak interogatif, dan menyimak
selektif (Tarigan, 1987:35).
A. Menyimak Ekstensif
Menyimak Ekstensif (extensive learning) adalah
sejenis kegiatan menyimak mengenai hal-hal yang lebih umum dan lebih bebas
terhadap suatu ujaran, tidak perlu dibawah bimbingan langsung dari seorang guru
(Tarigan, 1987:35-36).
Penggunaan yang paling dasar adalah untuk menangkap
atau mengingat kembali bahan yang telah dikenal atau diketahui dalam suatu
lingkungan baru dengan cara baru. Keuntungan mengingatkan bahan lama kepada
para siswa, bahwa mereka melihat hal itu secara wajar dalam lingkungan yang
asli dan alamiah, bukan hanya sekedar dalam hubungan kelas, tempat pertama kali
disajikan secara formal.
Menyimak ekstensif adalah proses menyimak yang
dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, seperti: menyimak radio, televisi,
percakapan orang di pasar, pengumuman, dan sebagainya. Menyimak seperti ini
sering pula diartikan sebagai kegiatan menyimak yang berhubungan dengan hal-hal
yang umum dan bebas terhadap suatu bahasa. Dalam prosesnya di sekolah tidak
perlu langsung di bawah bimbingan guru. Pelaksanaannya tidak terlalu dituntut
untuk memahami isi bahan simakan. Bahan simakan perlu dipahami secara sepintas,
umum, garis besarnya saja atau butir-butir yang penting saja. Jenis menyimak
ekstensif dapat dibagi empat:
Yang
termasuk kelompok menyimak ekstensif sebagai berikut :
1.
Menyimak Sosial
Menyimak Sosial (social listening) atau menyimak
konversasional (conversational listening) ataupun menyimak sopan (courtreous
listening) biasanya berlangsung dalam situasi-situasi sosial tempat orang-orang
mengobrol atau bercengkrama mengenai hal-hal yang menarik perhatian semua orang
yang hadir dan saling mendengarkan satu sama lain untuk membuat
responsi-responsi yang wajar, mengikuti hal-hal yang menarik, dan
memperlihatkan perhatian yang wajar terhadap apa-apa yang dikemukakan (Dawson
dalam Tarigan,1987:37).
Dapat dikemukakan bahwa menyimak sosial paling sedikit
mencakup dua hal,yaitu :
(i) Menyimak secara sopan santun dan penuh perhatian terhadap percakapan atau
obrolan dalam situasi-situasi sosial dengan suatu maksud,
(i) Menyimak secara sopan santun dan penuh perhatian terhadap percakapan atau
obrolan dalam situasi-situasi sosial dengan suatu maksud,
(ii) Menyimak
serta memahami peranan-peranan pembicara dalam proses
komunikasi tersebut. Orang-orang yang dapat menaati kedua hal tersebut
dikatakan sebagai anggota-anggota masyrakat yang baik
komunikasi tersebut. Orang-orang yang dapat menaati kedua hal tersebut
dikatakan sebagai anggota-anggota masyrakat yang baik
2.
Menyimak Sekunder
Tarigan (1987:38) menyatakan bahwa “menyimak
sekunder (secondary listening) adalah sejenis kegiatan menyimak secara
kebetulan (casual listening) dan secara ekstensif (extensive listening).”
Menyimak ini lebih bersifat umum tanpa ada bimbingan. Apa yang didengar oleh
penyimak bukan menjadi tujuan utama.
Contoh
:
a. Sambil
menikmati musik, sementara kita ikut berpartisipasi dalam kegiatan menulis atau
melukis.
b. Pada
acara-acara radio yang terdengar sayup-sayup, sementara kita menulis surat
kepada teman.
3.
Menyimak Estetik
Menyimak estetik (aesthetic listening) atau menyimak
apresiatif (appreciational listening) adalah fase terakhir dari kegiatan
menyimak kebetulan dan termasuk ke dalam menyimak ekstensif (Tarigan, 1987:38).
Menyimak estetik mencakup menyimak musik, puisi, menikmati cerita, teka-teki
yang dapat mengapresiasikan terhadap suatu hal tertentu. Menyimak estetik
bertujuan untuk siswa agar dapat menyimak musik, puisi, dan drama. Sehingga
dapat menikmati dan mengapresiasikan cerita-ceritanya dalam lakon-lakon yang
dibacakan atau diceritakan oleh guru atau siswa.
4.
Menyimak pasif
Menyimak pasif (passive listening) adalah penyerapan
suatu ajaran tanpa upaya sadar yang biasanya menandai upaya-upaya kita pada
saat belajar dengan kurang teliti, tergesa-gesa, menghapal luar kepala,
berlatih santai, serta menguasai sesuatu bahasa. Untuk melakukan hal ini, perlu
mempergunakan teknik-teknik tertentu yang bermanfaat, antara lain:
1) Berilah
otak dan telinga kesempatan menyimak banyak-banyak.
Kita
kadang-kadang tercengang menyaksikan orang-orang pribumi yang tidak bersekolah, tetapi
mereka lancar sekali mempergunakan beberapa bahasa asing. Ini dimungkinkan
karena hidup langsung didaerah bahasa-bahasa tersebut dalam waktu yang lama dan
memberi kesempatan yang cukup bagi telinga dan otak mereka menyimak
bahasa-bahasa tersebut. Kita dapat meniru kondisi-kondisi ideal orang-orang
pribumi ini dengan memanfaatkan program-program radio,televisi,rekaman-rekaman
serta mendengarkan kuliah-kuliah yang merupakan bahan mentah yang memuaskan
yang dapat dipergunakan oleh otak untuk mengasimilasikan,memilih, serta
menyimpan data-data penting mengenai bahasa.
2) Tenang
dan santai.
Kegelisahan-kegelisahan,
sekalipun dalam belajar bahasa,
seakan-akan memutuskan upaya-upaya otak kita untuk melakukan tugasnya, oleh karena itu, dalam hal menyimak
pun diperlukan ketenangan dan kesantaian.
3) Jangan
memasang rintangan bagi bunyi.
Orang-orang
yang bermukim didekat rel kereta api yang bising cenderung untuk melindungi
diri mereka dengan “tabir bunyi”, penghalang secara mental, sehingga mereka
tidak mendengar lagi kereta api lewat. Beberapa orang cenderung memasang
penghalang atau rintangan bunyi bagi bahasa-bahasa asing dan akibatnya mereka
tidak lagi mengasimilasikan bahasa itu sedemikian rupa sehingga hal itu
seolah-olah banyak menolong mereka pada satu tingkat kesadaran. Akan tetapi,
dalam beberapa contoh, orang-orang ini dapat mempergunakan bahasa asing dengan
lancar sekali kalau mereka mabuk atau sakit jiwa. Dengan perkataan lain, pada
saat orang itu mabuk atau sakit jiwa, seolah-olah rintangan yang ada selama ini
telah dapat diobrak atau diterobos.
4) Berikanlah
waktu yang cukup bagi telinga dan otak.
Pada
akhir minggu kebanyakan orang bertanggapan mereka haruslah mulai berbicara
suatu bahasa asing. Tentu saja tanpa asing mereka dapat memakai beberapa
ekspresi,tetapi untuk memanfaatkan “passive
learning” dengan sebaik-baiknya seseorang haruslah memberi kesempatan bagi
otak untuk bekerja beberapa bulan.
5) Beri
kesempatan bagi otak dan telinga bekerja, sementara mengerjakan sesuatu yang
lain (Nida dalam Tarigan, 1987:39-40)
Suatu
cara yang baik kita ialah memasang rekaman dalam suatu bahasa, sementara kita
bercukur, makan ,membaca koran sore, ataupun pada saat bermain dengan
anak-anak. Kita akan dapat memberi perhatian yang serius sepanjang waktu. Oleh
sebab itu, berilah kesempatan menyimak bagi telinga dan otak secara santai.
Banyak orang menganggap sepele hal itu, tetapi sebenarnya sangat penting dalam
belajar bahasa, terlebih-lebih bahasa asing. Jangan dilupakan bahwa pada saat
tidur pun otak kita tetap aktif.
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Menyimak merupakan suatu proses sebagai sebuah proses , peristiwa
menyimak diawali dengan kegiatan mendengarkan bunyi bahasa secara langsung atau
tidak langsung.
Bunyi bahasa yang ditangkap oleh telinga diidentifikasi jenis dan pengelompokkannya menjadi suku kata , frase , klausa , kalima dan wacana . Jeda dan intonasi juga ikut diperhatikan oleh penyimak.
Bunyi bahasa yang ditangkap oleh telinga diidentifikasi jenis dan pengelompokkannya menjadi suku kata , frase , klausa , kalima dan wacana . Jeda dan intonasi juga ikut diperhatikan oleh penyimak.
Bunyi
bahasa yang diterima kemudian ditafsirkan maknanya dan dinilai kebenarannya
agar dapat diputuskan , diterima. Dengan kata lain menyimak merupakan suatu
proses yang mencakup kegiatan mendengarkan bunyi bahasa. ,mengidentifikasi ,
menafsirkan, menilai , dan meraksi atas makna yang terkandung di dalam wacana
lisan.
Tujuan utama menyimak antara lain untuk
mendapatkan fakta , menganalisis fakta , mengevaluasi fakta , mendapatkan
inspirasi , mendapatkan hiburan , dan memperbaiki kemampuan berbicara
DAFTAR
PUSTAKA
1. Tarigan,Prof.
Dr. Henry Guntur 1986.”Menyimak sebagai suatu keterampilan berbahasa”. Bandung: Penerbit Angkasa.
No comments:
Post a Comment