JENIS-JENIS
KALIMAT
Jenis kalimat dapat digolongkan ke dalam beberapa kelompok:A. Berdasarkan Pengucapan
Kalimat dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
1. Kalimat Langsung
Kalimat langsung adalah kalimat yang secara cermat menirukan ucapan
orang. Kalimat langsung juga dapat diartikan kaliamt yang memberitakan
bagaimana ucapan dari orang lain (orang ketiga). Kalimat ini biasanya ditandai
dengan tanda petik dua (“….”) dan dapat berupa kalimat tanya atau kalimat
perintah.
Contoh : - Ibu berkata: “Rohan, jangan meletakkan sepatu di sembarang
tempat!”- “Saya gembira sekali”,kata ayah,”karena kamu lulus ujian”.
2. Kalimat Tak Langsung
Kalimat tak langsung adalah kalimat yang menceritakan kembali ucapan
atau perkataan orang lain. Kalimat tak langsung tidak ditandai lagi
dengan tanda petik dua dan sudah dirubah menjadi kalimat berita.
Contoh : - Ibu berkata bahwa dia senang sekali karena aku lulus ujian.- Kakak berkata bahwa buku itu harus segera dikembalikan.
B. Berdasarkan Jumlah Frasa (Struktur Gramatikal)
Kalimat dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
1. Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang memiliki satu pola (klausa) yang terdiri dari satu subjek dan satu predikat. Kalimat tunggal merupakan kalimat dasar sederhana. Kalimat-kalimat yang panjang dapat dikembalikan ke dalam kalimat-kalimat dasar yang sederhana dan dapat juga ditelusuri p0la-pola pembentukannya.
Pola-pola kalimat dasar yang dimaksud adalah:
* KB + KK (Kata Benda + Kata Kerja)
Contoh: Victoria bernyanyi
S P
* KB + KS (Kata Benda + Kata Sifat)
Contoh: Ika sangat rajin
S P
* KB + KBil (Kata Benda + Kata Bilangan)
Contoh: Masalahnya seribu satu.
S P
Kalimat tunggal dapat dibedakan menjadi 4 jenis, yaitu:
1.1. Kalimat Nominal adalah kalimat yang predikatnya berupa kata benda.
Contoh : Saya siswa kelas VI.
1.2. Kalimat Ajektival adalah kalimat yang P-nya berupa kata sifat.
Contoh :
(1) Adiknya cantik.
(2) Ibunya guru itu sangat ramah.
(3) Rumahnya megah sekali.
(4) Kakahnya sombong.
Kata-kata : cantik, sangat ramah, megah sekali, dan sombong adalah kata sifat.
Kalimat-kalimat tersebut juga sudah memenuhi syarat sebagai kalimat baku karena
minimal sudah memiliki SP.
1.3. Kalimat Verbal adalah kalimat yang predikatnya berupa kata kerja.
Contoh : Adik bernyanyi.
1.4. Kalimat Numeral adalah kalimat yang P-nya berupa kata bilangan.
Misalnya :
(1) Mobilnya dua.
(2) Yang hadir enam belas orang.
(3) Kerbaunya tujuh ekor.
(4) Temannya tiga puluh anak per kelas.
Kata-kata : dua, enam belas orang, tujuh ekor, dan tiga puluh anak per kelas adalah
kata bilangan. Karena itulah kalimat-kalimat tersebut dinamakan kalimat numeralia.
Contoh
Setiap
kalimat tunggal di atas dapat diperluas dengan menambahkan kata-kata pada
unsur-unsurnya. Dengan penambahan unsur-unsur itu, unsur utama dari kalimat
masih dapat dikenali. Suatu kalimat tunggal dapat diperluas menjadi dua puluh
atau lebih.
Perluasan kalimat tesebut terdiri atas:
1. Keterangan tempat, seperti di sini, dalam ruangan tertutup, lewat Bali,
sekeliling kota.2. Keterangan waktu, seperti: setiap hari, pada pukul 21.00, tahun depan, kemarin sore,
minggu kedua bulan ini.
3. Keterangan alat (dengan + kata benda), seperti: dengan linggis, dengan undang-undang itu,
dengan sendok, dengan wesel pos, dengan cek.
4. Keterangan modalitas, seperti: harus, barangkali, seyogyanya. sesungguhnya, sepatutnya.
5. Keternagan cara (dengan + kata sifat/kata kerja), seperti: dengan hati-hati, seenaknya saja,
selekas mungkin.
6. Keterangan aspek, seperti akan, sedang, sudah, dan telah.
7. Keterangan tujuan, seperti: agar bahagia, untuk anaknya, supaya aman, bagi mereka.
8. Keterangan sebab, seperti: karena rajin, sebab berkuasa, lantaran panik.
9. Keterangan aposisi adalah keterangan yang sifatnya menggantikan, seperti: penerima
Sepatu Emas, David Beckham.
10. Frasa yang, seperti: mahasiswa yang IP-nya 3 ke atas, pemimpin yang memperhatikan
rakyat.
Contoh perluasan kalimat tunggal adalah:
1. Victoria akan bernyanyi di Las Vegas.
2. Masalahnya seribu satu yang belum terpecahkan.
3. Ika sangat rajin menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan kepadanya.
2. Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk adalah kalimat yang mempunyai dua pola kalimat
atau lebih. Setiap kalimat majemuk mempunyai kata penghubungyang berbeda, sehingga jenis kalimat tersebut dapat diketahui
dengan cara melihat kata penghubung yang digunakannya.
Kalimat majemuk dapat dibedakan atas 3 jenis, yaitu:
2.1. Kalimat Majemuk Setara (KMS)Kalimat majemuk dapat dibedakan atas 3 jenis, yaitu:
Kalimat majemuk setara yaitu penggabungan
dua kalimat atau lebih kalimat tunggal yang kedudukannya sejajar atau
sederajat.
Berdasarkan kata penghubungnya (konjungsi)
Kalimat majemuk setara dapat dikelompokkan ke dalam beberapa bagian,
yaitu:
* KMS Penggabungan. Dua atau lebih kalimat tunggal yang dihubungkan oleh
kata dan atau serta.
Contoh : - Kami mencari bahan dan mereka meramunya.
- Ratih dan Ratna bermain bulu tangkis di halaman rumah.
* KMS Pertentangan. Dua kalimat tunggal yang dihubungkan oleh kata tetapi, sedangkan,
namun, melainkan. Kedua kalimat tersebut menunjukkan hubungan pertentangan.
Contoh: - Indonesia adalah negara berkembang, sedangkan jepang termasuk negara yang
sudah maju.
- Bukan saya memecahkan gelas itu, melainkan kakak.
* KMS Pemilihan. Dua atau lebih kalimat tunggal yang dihubungkan oleh kata atau.
Contoh : - Makalah ini harus dikumpukan besok atau minggu depan.
- Aku atau dia yang akan kamu pilih.
* KMS Penguatan. Dua atau lebih kalimat tunggal dihubungkan dengan kata bahkan.
Contoh: - Dia tidak hanya cantik, bahkan dia juga sangat baik hati.
- Pencuri itu tidak hanya dipukuli oleh masa, bahkan dia disiksa dengan sadis.
* KMS yang dibentuk dari dua atau lebih kalimat tunggal yang dihubungkan oleh kata lalu
dan kemudian, untuk menandakan suatu kejadian yang berurutan.
Contoh: - Mula-mula disebutkan nama-nama juara melukis tingkat SD, kemudian disebutkan
nama-nama juara melukis tingkat SMP.
2.2 Kalimat Majemuk Bertingkat (KMB)
Kalimat Majemuk Bertingkat adalah penggabungan dua kalimat atau lebih
kalimat tunggal yang kedudukannya berbeda. Di dalam kalimat majemuk bertingkat
terdapat unsur induk kalimat dan anak kalimat. Anak kalimat timbul akibat
perluasan pola yang terdapat pada induk kalimat.
Ada beberapa penanda hubungan /
konjungsi yang dipergunakan oleh kalimat majemuk bertingkat, yaitu:1. Waktu : Ketika, sejak
2. Sebab : Karena, Olehkarenaitu, sebab, oleh sebab itu
3. Akibat : Hingga, sehingga, maka
4. Syarat : Jika, asalkan, apabila
5. Perlawanan : Meskipun, walaupun
6. Pengandaian : Andaikata, seandainya
7. Tujuan : Agar, supaya, untukbiar
8. Perbandingan : Seperti, laksana, ibarat, seolah‐olah
9. Pembatasan : Kecuali, selain
10. Alat: dengan+ katabenda : Dengan tongkat
11. Kesertaan : Dengan+ orang
Contoh:
- Walaupun komputer itu dilengkapi dengan alat-alat modern, para hacker masih dapat
mengacaukan data-data komputer itu.
Induk kalimat : Para hacker masih dapat mengacaukan data-data komputer itu.
Anak kalimat : Walaupun komputer itu dilengkapi dengan alat-alat modern.
2.3 Kalimat Majemuk Campuran
Kalimat majemuk campuran terdiri atas kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat atau kebalikannya.
Contoh:
- Karena hari sudah malam, kami berhenti dan langsung pulang.
KMS : Kami berhenti dan langsung pulang.
KMC : Kami berhenti karena hari sudah malam.
Kami langsung pulang karena hari sudah malam.
- Kami pulang, tetapi mereka masih bekerja karena tugasnya belum selesai.
KMS : Kami pulang, tetapi mereka masih bekerja.
KMB : Mereka masih bekerja karena tugasnya belum selesai.
C. Berdasarkan Isi atau Fungsinya
Kalimat dapat dibedakan menjadi 4 jenis, yaitu:
1. Kalimat Perintah
Kalimat perintah adalah kalimat yang bertujuan memberikan perintah kepada orang lain untuk melakukan sesuatu. Kalimat perintah biasanya diakhiri dengan tanda seru (!) dalam penulisannya. Sedangkan dalam bentuk lisan, kalimat perintah ditandai dengan intonasi tinggi.
Macam-macam kalimat perintah :
* Kalimat perintah biasa, ditandai dengan partikel lah.
Contoh : Gantilah bajumu !
* Kalimat larangan, ditandai dengan penggunaan kata jangan.
Contoh Jangan membuang sampah sembarangan !
* Kalimat ajakan, ditandai dengan kata mohon, tolong, silahkan.
Contoh : Tolong temani nenekmu di rumah !
2. Kalimat Berita
Kalimat berita adalah kalimat yang isinya memberitahukan sesuatu. Dalam
penulisannya, biasanya diakhiri dengan tanda titik (.) dan dalam pelafalannya
dilakukan dengan intonasi menurun. Kalimat ini mendorong orang untuk memberikan
tanggapan.
Macam-macam kalimat berita :* Kalimat berita kepastian
Contoh : Nenek akan datang dari Bandung besok pagi.
* Kalimat berita pengingkaran
Contoh : Saya tidak akan datang pada acara ulang tahunmu.
* Kalimat berita kesangsian
Contoh : Bapak mungkin akan tiba besok pagi.
* Kalmat berita bentuk lainnya
Contoh : Kami tidak taahu mengapa dia datang terlambat.
3. Kalimat Tanya
Kalimat tanya adalah kalimat yang bertujuan untuk memperoleh suatu
informasi atau reaksi (jawaban) yang diharapkan. Kalimat ini diakhiri dengan
tanda Tanya (?) dalam penulisannya dan dalam pelafalannya menggunakan intonasi
menurun. Kata tanya yang dipergunakan adalah bagaimana, dimana, berapa, kapan.
Contoh : - Mengapa gedung ini dibangun tidak sesuai dengan disainnya ?- Kapan Becks kembali ke Inggris ?
4. Kalimat Seruan
Kalimat seruan adalah kalimat yang digunakan untuk mengungkapakan
perasaa ‘yang kuat’ atau yang mendadak. Kalimat seruan biasanya ditandai dengan
intonsi yang tinggi dalam pelafalannya dan menggunakan tanda seru (!) atau
tanda titik (.) dalam penulisannya.
Contoh : - Aduh, pekerjaan rumah saya tidak terbawa.- Bukan main, eloknya.
D. Berdasarkan Kelengkapan Unsurnya
Kalimat dapat dibedakan ke dalam 2 jenis, yaitu:
1. Kalimat Lengkap
Kalimat lengkap adalah kalimat yang sekurang-kurangnya terdiri dari satu buah subyek dan satu buah predikat. Kalimat Majas termasuk ke dalam kalimat lengkap.
Contoh :- Mahasiswa berdiskusi di dalam kelas.
S P K
- Ibu mengenakan kaos hijau dan celana hitam.
S P O
2. Kalimat Tidak Lengkap
Kalimat tidak lengkap adalah kalimat yang tidak sempurna karena hanya
memiliki subyek saja, atau predikat saja, atau objek saja atau keterangan saja.
Kalimat tidak lengkap biasanya berupa semboyan, salam, perintah, pertanyaan,
ajakan, jawaban, seruan, larangan, sapaan dan kekaguman.
Contoh : - Selamat sore
- Silakan Masuk!
- Kapan menikah?
- Hei, Kawan…
E. Berdasarkan Susunan Subjek Predikatnya
Kalimat dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
1. Kalimat Versi
Kalimat versi adalah kalimat yang predikatnya mendahului subjeknya. Kata
atau frasa tertentu yang pertama muncul akan menjadi kunci yang akan
mempengaruhi makna untuk menimbulkankesan tertentu, dibandingkan jika kata atau
frasa ditempatkan pada urutan kedua. Kalimat ini biasanya dipakai untuk
penekanan atau ketegasan makna.
Contoh : - Ambilkan koran
di atas kursi itu!P S
- Sepakat kami untuk berkumpul di taman kota.
S P K
2. Kalimat Inversi
Kalimat inversi adalah kalimat yang susunan dari unsur-unsur kalimatnya sesuai dengan pola kalimat dasar bahasa Indonesia (S-P-O-K).
Contoh : - Penelitian ini dilakukan mereka sejak 2 bulan yang lalu.
S P O K
- Aku dan dia bertemu di cafe ini.
S P K
F. Berdasarkan Bentuk Gaya Penyajiannya (Retorikanya)
Kalimat dapat dibedakan menjadi 3 jenis yaitu:
1. Kalimat Yang Melepas
Kalimat yang melepas terbentuk jika kalimat tersebut disusun dengan
diawali oleh unsur utama (induk kalimat) dan diikuti oleh unsur tambahan (anak
kalimat). Unsur anak kalimat ini seakan-akan dilepaskan saja oleh penulisnya.
Jika unsur anak kalimat tidak diucapkan, kalimat itu sudah bermakna lengkap.
Contoh; - Saya akan dibelikan vespa oleh Ayah jika saya lulus ujian
sarjana.- Semua warga negara harus menaati segala perundang-undangan yang berlaku agar
kehidupan di negeri ini berjalan dengan tertib dan aman.
2. Kalimat yang Klimaks
Kalimat klimaks terbentuk jika kalimat tersebut disusun dengan diawali
oleh anak kalimat dan diikuti oleh induk kalimat. Kalimat belum dapat dipahami
jika hanya membaca anak kalimatnya. Sebelum kalimat itu selesai, terasa masih
ada sesuatu yang ditunggu, yaitu induk kalimat. Oleh karen itu, penyajian
kalimat ini terasa berklimaks dan terasa membentuk ketegangan.
Contoh : - Karena sulit kendaraan, ia datang terlambat ke
kantornya.- Setelah 1.138 hari disekap dalam sebuah ruangan akhirnya tiga sandera warga
negara Prancis itu dibebaskan juga.3.
3. Kalimat Yang Berimbang
Kalimat yang berimbang disusun dalam bentuk kalimat majemuk setara dan
kalimat majemuk campuran, Struktur kalimat ini memperlihatkan kesejajaran yang
sejalan dan dituangkan ke dalam bangun kalimat yang simetri.
Contoh : - Bursa saham tampaknya semakin bergairah, investor
asing dan domestik berlomba melakukan transaksi, dan IHSG naik tajam.
- Jika stabilitas nasional mantap, masyarakat dapat bekerja dengan tenang dan dapat
beribadat dengan leluasa.
G. Berdasarkan Subjeknya
Kalimat dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
1. Kalimat Aktif
Kalimat aktif adalah kalimat yang subjeknya melakukan suatu
pekerjaan/tindakan. Kalimat ini biasanya memiliki predikat berupa kata kerja
yang berawalan me- dan ber-. Predikat juga dapat berupa kata kerja aus (kata
kerja yang tidak dapat dilekati oleh awalan me–saja), misalnya
pergi, tidur, mandi, dll (kecuali makan dan minum).
Contoh : - Mereka akan berangkat besok pagi.- Kakak membantu ibu di dapur.
Kalimat aktif dibedakan menjadi 2, yaitu:
1.1 Kalimat Aktif Transitif
Kalimat aktif transitif adalah kalimat yang dapat diikuti oleh objek
penderita (O1). Predikat pada kalimat ini biasanya berawalam me- dan selalu
dapatt dirubah menjadi kalimat pasif.
Contoh: Eni
mencuci piring.S P O1
1.2 Kalimat Aktif Intransitif
Kalimat aktif intransitif adalah kalimat yang tidak dapat diikuti
oleh objek penderita (O1). Predikat pada kalimat ini biasanya berawaln ber-.
Kalimat yang berawalan me- tidak diikuti dengan O1. Kalimat ini tidak dapat
dirubah menjadi kalimat pasif.
Contoh : - Mereka berangkat minggu depan.S P K
- Amel menangis tersedu-sedu di kamar.
S P K
1.3 Kalimat Semi Transitif
Kalimat ini tidak dapat dirubah menjadi kalimat pasif karena disertai oleh pelengkap bukan objek.
Contoh : - Dian kehilangan pensil.
S P Pel.
- Soni selalu mengenderai sepeda motor ke kampus.
S P Pel K
2. Kalimat Pasif
Kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya dikenai pekerjaan/tindakan.
Kalimat ini biasanya memiliki predikat berupa kata kerja berawalan di- dan ter-
dan diikuti oleh kata depan oleh.
Kalimat pasif dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
2.1 Kalimat Pasif Biasa
Kalimat pasif ini biasanya diperoleh dari kalimat aktif transitif. Predikat pada kalimat ini berawalan di-,ter-,ke-an.
Contoh : - Piring dicuci Eni.
S P O2
2.2 Kalimat Pasif Zero
Kalimat pasif zero adalah kalimat yang objek pelakunya(O2) melekat
berdekatan dengan O2 tanpa disisipi dengan kata lain. Predikat pada kalimat ini
berakhiran -kan dan akan terjadi penghilangan awalan di-. Predikatnya juga
dapat berupa kata dasar berkelas kerja kecuali kata kerja aus. Kalimat pasif
zero ini berhubungan dengan kalimat baku.
Contoh : - Ku pukul adik.O2 P S
- Akan saya sampaikan pesanmu.
. O2 P S
Cara mengubah kalimat aktif menjadi kalimat pasif :
1. Subjek pada kalimat aktif dijadikan objek pada kalimat pasif.
2. Awalan me- diganti dengan di-.
3. Tambahkan kata oleh di belakang predikat.
Contoh : Bapak memancing ikan. (aktif)
Ikan dipancing oleh bapak. (pasif)
4. Jika subjek kalimat aktif berupa kata ganti maka awalan me- pada predikat dihapus, kemudian subjek dan predikat dirapatkan.
Contoh : Aku harus mengerjakan PR. (aktif)
PR harus kukerjakan. (pasif)
DAFTAR PUSTAKA
PARAGRAF
Sebuah paragraf (dari bahasa Yunani paragraphos, "menulis
di samping" atau "tertulis di samping") adalah suatu
jenis tulisan yang memiliki tujuan atau ide. Awal paragraf ditandai dengan masuknya ke baris baru. Terkadang baris
pertama dimasukkan; kadang-kadang dimasukkan tanpa memulai baris baru. Dalam
beberapa hal awal paragraf telah ditandai oleh pilcrow .
Sebuah paragraf biasanya terdiri dari
pikiran, gagasan, atau ide pokok yang dibantu dengan kalimat pendukung.
Paragraf non-fiksi biasanya dimulai dengan umum dan bergerak lebih spesifik
sehingga dapat memunculkan argumen atau sudut pandang. Setiap paragraf berawal
dari apa yang datang sebelumnya dan berhenti untuk dilanjutkan. Paragraf
umumnya terdiri dari tiga hingga tujuh kalimat semuanya tergabung dalam
pernyataan berparagraf tunggal. Dalam fiksi prosa, contohnya; tapi hal ini umum bila paragraf prosa terjadi
di tengah atau di akhir. Sebuah paragraf dapat sependek satu kata atau
berhalaman-halaman, dan dapat terdiri dari satu atau banyak kalimat. Ketika
dialog dikutip dalam fiksi, paragraf baru digunakan setiap kali orang yang
dikutip berganti.
1.
Pengertian
Paragraf (Alenia)
Paragraf
(Alenia) merupakan kumpulan suatu kesatuan pikiran yang lebih tinggi dan lebih
luas dari pada kalimat. Alenia merupakan kumpulan kalimat, tetapi kalimat yang
bukan sekedar berkumpul, melainkan berhubungan antara yang satu dengan yang
lain dalam suatu rangkaian yang membentuk suatu kalimat, dan juga bisa disebut
dengan penuangan ide penulis melalui kalimat atau kumpulan alimat yang satu
dengan yang lain yang berkaitan dan hanya memiliki suatu topic atau tema.
Paragraf juga disebut sebagai karangan singkat.
Dalam
paragraph terkandung satu unit pikiran yang didukung oleh semua kalimat dalam
kalimat tersebut, mulai dari kalimat pengenal, kalimat utama atau kalimat
topik, dan kalimat penjelas sampai kalimat penutup. Himpunan kalimat ini saling
berkaitan dalam satu rangkaian untuk membentuk suatu gagasan
Panjang
pendeknya suatu paragraph akan ditentukan oleh banyak sedikitnya gagasan pokok
yang diungkapkan. Bila segi-seginya banyak, memang layak kalau alenianya
sedikit lebih panjang, tetapi seandainya sedikit tentu cukup dengan beberapa
kalimat saja.
2.
Kerangka
Paragraf
A. Dimulai
dengan kalimat topik yang menyatakan gagasan utama paragraf.
B. Memberikan
detail pendukung untuk mendukung gagasan utama.
C. Ditutup
dengan kalimat penutup yang menyatakan kembali gagasan utama.
3.
Macam-Macam
Paragraf
Paragraf dibagi
menurut jenis dan letak kalimat utamanya
3.1
Berdasarkan jenisnya
A. Narasi adalah paragraf yang menceritakan suatu kejadian atau peristiwa.
Ciri-cirinya: ada kejadian, ada palaku, dan ada waktu kejadian.
Contoh:
Contoh:
Anak itu berjalan cepat menuju pintu
rumahnya karena merasa khawatir seseorang akan memergoki kedatangannya. Sedikit
susah payah dia membuka pintu itu. Ia begitu terkejut ketika daun pintu terbuka
seorang lelaki berwajah buruk tiba-tiba berdiri di hadapannya. Tanpa berpikir
panjang ia langsung mengayunkan tinjunya ke arah perut lelaki misterius itu. Ia
semakin terkejut karena ternyata lelaki itu tetap bergeming. Raut muka lelaki
itu semakin menyeramkan, bagaikan seekor singa yang siap menerkam. Anak itu pun
memukulinya berulang kali hingga ia terjatuh tak sadarkan diri.
B. Deskripsi
Deskripsi adalah paragraf yang menggambarkan suatu objek sehingga pembaca seakan bisa
melihat, mendengar, atau merasa objek yang digambarkan itu. Objek yang dideskripsikan
dapat berupa orang, benda, atau tempat.Ciri-cirinya: ada objek yang
digambarkan.
Contoh:
Perempuan itu tinggi semampai. Jilbab
warna ungu yang menutupi kepalanya membuat kulit wajanya yang kuning nampak semakin
cantik. Matanya bulat bersinar disertai bulu mata yang tebal. Hidungnya mancung
sekali mirip dengan para wanita palestina.
C. Eksposisi
Eksposisi adalah paragraf yang menginformasikan suatu teori, teknik, kiat, atau
petunjuk sehingga orang yang membacanya akan bertambah wawasannya.
Ciri-cirinya: ada informasi.
Contoh:
Bahtsul masail sendiri merupakan forum
diskusi keagamaan yang sudah mendarah daging di pesantren. Di dalamnya, dibahas
persoalan-persoalan masyarakat yang membutuhkan tinjauan keagamaan secara
ilmiah, rinci, dan terukur. Perlu diketahui pula bahwa sebagian besar topik
yang muncul didasarkan atas laporan, aduan, atau keluhan masyarakat tentang
persoalan agama, sosial, budaya, hingga ekonomi. Bisa dikatakan bahwa bahtsul masail
sesungguhnya merupakan cara khas
pesantren untuk menyuarakan aspirasi masyarakat melalui perspektif agama.
D. Argumentasi
Argumentasi adalah paragraf yang
mengemukakan suatu pendapat beserta alasannya. Ciri-cirinya: ada pendapat dan
ada alasannya.
Contoh:
Keberhasilan domain itu memang tidak mudah
diukur. Sebab, domain tersebut menyangkut hal yang sangat rumit, bahkan terkait
dengan "meta penampilan" siswa yang kadang-kadang tidak kelihatan.
Membentuk karakter manusia memang membutuhkan pengorbanan, sebagaimana yang
dilakukan negara-negara maju seperti Jepang, Singapura, dan Malaysia. Mereka
bisa maju karena memiliki banyak orang pintar dan berkarakter.
E. Persuasi
Persuasi adalah paragraf yang mengajak, membujuk, atau mempengaruhi pembaca agar
melakukan sesuatu. Ciri-cirinya: ada bujukan atau ajakan untuk berbuat sesuatu.
Contoh:
Sebaiknya pemerintah melakukan
penghematan. Selama ini, pemerintah boros dengan cara tiap tahun membeli ribuan
mobil dinas baru serta membangun kantor-kantor baru dan guest house.
Pemerintah juga selalu menambah jumlah PNS tanpa melakukan perampingan, membeli
alat tulis kantor (ATK) secara berlebihan, dan sebagainya. Padahal, dana yang
dimiliki tidak cukup untuk itu.
4.
Berdasarkan letak kalimat
utamanya
4.1 Paragraf Deduktif
Paragraf
Deduktif adalah paragraf yang dimulai dengan mengemukakan persoalan pokok atau
kalimat topik kemudian diikuti dengan kalimat-kalimat penjelas.
Contoh:
Kemauannya sulit untuk diikuti. Dalam
rapat sebelumnya sudah diputuskan bahwa dana itu harus disimpan dulu. Para
peserta sudah menyepakati hal itu. Akan tetapi, hari ini ia memaksa
menggunakannya membuka usaha baru.
4.2 Paragraf Induktif
Paragraf Induktif adalah paragraf
yang dimulai dengan mengemukakan penjelasan-penjelasan kemudian diakhiri dengan
kalimat topik.
Paragraf induktif dapat dibagi ke dalam tiga jenis, yaitu :
A. Generalisasi
Generalisasi adalah pola pengembangan paragraf yang menggunakan beberapa fakta khusus untuk mendapatkan kesimpulan yang bersifat umum. Contoh:
A. Generalisasi
Generalisasi adalah pola pengembangan paragraf yang menggunakan beberapa fakta khusus untuk mendapatkan kesimpulan yang bersifat umum. Contoh:
Setelah karangan anak-anak kelas tiga
diperiksa, ternyata Ali, Toto, Alex, dan Burhan, mendapat nilai delapan.
Anak-anak yang lain mendapat nilai tujuh. Hanya Maman yang enam dan tidak
seorang pun mendapat nilai kurang. Oleh karena itu, boleh dikatakan anak-anak
kelas tiga cukup pandai mengarang.
Yang menjadi penjelasannya di atas adalah:
1. Pemerolehan nilai Ali, Toto,
Alex, Burhan, Maman, dan anak-anak kelas tiga yang lain merupakan peristiwa
khusus.
2. Peristiwa khusus itu
kita hubung-hubungkan dengan penalaran yang logis.
3. Kesimpulan atau pendapat
yang kita peroleh adalah bahwa anak kelas tiga cukup pandai mengarang.
4. Kesimpulan bahwa anak
kelas tiga cukup pandai mengarang, mencakup Ali, Toto, Alex, Burhan, Maman, dan
anak-anak lainnya. Dalam kesimpulan terdapat kata cukup karena Maman hanya
mendapat nilai enam. Jika Maman juga mendapat nilai tujuh atau delapan, kesimpulannya
adalah semua anak kelas tiga pandai mengarang.
B. Analogi
Analogi adalah pola penyusunan
paragraf yang berisi perbandingan dua hal yang memiliki sifat sama. Pola ini
berdasarkan anggapan bahwa jika sudah ada persamaan dalam berbagai segi maka akan
ada persamaan pula dalam bidang yang lain.
Contoh:
Contoh:
Alam semesta berjalan dengan sangat
teratur, seperti halnya mesin. Matahari, bumi, bulan, dan binatang yang
berjuta-juta jumlahnya, beredar dengan teratur, seperti teraturnya roda mesin
yang rumit berputar. Semua bergerak mengikuti irama tertentu. Mesin rumit itu
ada penciptanya, yaitu manusia. Tidakkah alam yang Mahabesar dan beredar rapi
sepanjang masa ini tidak ada penciptanya? Pencipta alam tentu adalah zat yang
sangat maha. Manusia yang menciptakan mesin, sangat sayang akan ciptaannya.
Pasti demikian pula dengan Tuhan, yang pasti akan sayang kepada
ciptaan-ciptaan-Nya itu.
Dalam paragraf di atas, penulis membandingkan mesin dengan alam semesta.
Mesin saja ada penciptanya, yakni manusia sehingga penulis berkesimpulan bahwa
alam pun pasti ada pula penciptanya. Jika manusia sangat sayang pada ciptaannya
itu, tentu demikian pula dengan Tuhan sebagai pencipta alam. Dia pasti sangat
sayang kepada ciptaan-ciptaan-Nya itu.
C. Hubungan Kausal
Hubungan kausal adalah pola penyusunan paragraf dengan menggunakan
fakta-fakta yang memiliki pola hubungan sebab-akibat. Misalnya, jika
hujan-hujanan, kita akan sakit kepala atau Rini pergi ke dokter karena ia sakit
kepala. Ada tiga pola hubungan kausalitas, yaitu sebab-akibat, akibat-sebab,
dan sebab-akibat 1 akibat 2.
§
Sebab-Akibat
Penalaran ini berawal dari peristiwa yang
merupakan sebab, kemudian sampai pada kesimpulan sebagai akibatnya. Polanya
adalah A mengakibatkan B
Contoh:
Era Reformasi tahun pertama dan tahun
kedua ternyata membuahkan hasil yang membesarkan hati. Pertanian, perdagangan,
dan industri, dapat direhabilitasi dan dikendalikan. Produksi nasional pun
meningkat. Ekspor kayu dan naiknya harga minyak bumi di pasaran dunia
menghasilkan devisa bermiliar dolar AS bagi kas negara. Dengan demikian,
kedudukan rupiah menjadi kian mantap. Ekonomi Indonesia semakin mantap sekarang
ini. Oleh karena itu, tidak mengherankan apabila mulai tahun ketiga Era
Reformasi ini, Indonesia sudah sanggup menerima pinjaman luar negeri dengan
syarat yang kurang lunak untuk membiayai pembangunan.
Hal penting yang perlu kita perhatikan dalam membuat kesimpulan pola
sebab-akibat adalah kecermatan dalam menganalisis peristiwa atau faktor penyebab.
§
Akibat-Sebab
Dalam pola ini kita memulai dengan peristiwa yang menjadi akibat.
Peristiwa itu kemudian kita analisis untuk mencari penyebabnya.
Contoh:
Kemarin Badu tidak masuk kantor. Hari ini
pun tidak. Pagi tadi istrinya pergi ke apotek membeli obat. Karena itu, pasti
Badu itu sedang sakit.
§
Sebab-Akibat-1 Akibat-2
Suatu penyebab dapat menimbulkan serangkaian akibat. Akibat pertama
berubah menjadi sebab yang menimbulkan akibat kedua. Demikian seterusnya hingga
timbul rangkaian beberapa akibat.
Contoh:
Mulai tanggal 17 Januari 2002, harga
berbagai jenis minyak bumi dalam negeri naik. Minyak tanah, premium, solar, dan
lain-lain dinaikkan harganya. Hal ini karena Pemerintah ingin mengurangi
subsidi dengan harapan supaya ekonomi Indonesia kembali berlangsung normal.
Karena harga bahan bakar naik, sudah barang tentu biaya angkutan pun akan naik
pula. Jika biaya angkutan naik, harga barang-barang pasti akan ikut naik karena
biaya tambahan untuk transportasi harus diperhitungkan. Naiknya harga
barang-barang akan dirasakan berat oleh rakyat. Oleh karena itu, kenaikan harga
barang harus diimbangi dengan usaha menaikkan pendapatan masyarakat
4.3 Paragraf Campuran
Paragraf campuran adalah paragraf yang
dimulai dengan mengemukakan persoalan pokok atau kalimat topik kemudian diikuti
kalimat-kalimat penjelas dan diakhiri dengan kalimat topik.Kalimat topik yang
ada pada akhir paragraf merupakan penegasan dari awal paragraf.
Contoh:
Contoh:
Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak
dapat dilepaskan dari komunikasi. Kegiatan apa pun yang dilakukan manusia pasti
menggunakan sarana komunikasi, baik sarana komunikasi yang sederhana maupun
yang modern. Kebudayaan dan peradaban manusia tidak akan bisa maju seperti
sekarang ini tanpa adanya sarana komunikasi.
4.4 Paragraf Deskriptif/Naratif/Menyebar
Paragraf Deskriptif/Naratif/Menyebar adalah paragraf yang tidak memiliki kalimat utama. Pikiran utamanya menyebar
pada seluruh paragraf atau tersirat pada kalimat-kalimat penjelas.
Contoh:
Di pinggir jalan banyak orang berjualan
kue dan minuman. Harganya murah-murah, Sayang banyak lalat karena tidak jauh
dari tempat itu ada tumpukan sampah busuk. Dari sampah, lalat terbang dan
hinggap di kue dan minuman. Orang yang makan tidak merasa terganggu oleh lalat
itu. Enak saja makan dan minum sambil beristirahat dan berkelakar.
KALIMAT EFEKTIF
1. PENGERTIAN
KALIMAT EFEKTIF
A.
Kalimat
efektif ialah
kalimat yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada
pikiran pendengar atau pembaca seperti gagasan yang ada pada pikiran pembicara
atau penulis. Kalimat dikatakan efektif apabila berhasil menyampaikan pesan,
gagasan, perasaan, maupun pemberitahuan sesuai dengan maksud sipembicara atau
penulis.
B.
Kalimat efektif adalah kalimat yang terdiri atas kata-kata yang
mempunyai unsur SPOK atau kalimat yang mempunyai ide atau gagasan
pembicara/penulis.
2. CIRI-CIRI KALIMAT EFEKTIF
A. Memiliki unsur penting atau
pokok, minimal unsur SP.
B. Taat terhadap tata aturan ejaan
yang berlaku.
C. Menggunakan diksiyang tepat.
D. Menggunakankesepadanan antara
struktur bahasa dan jalan pikiran yang logisdansistematis.
E. Menggunakan kesejajaran bentuk
bahasa yang dipakai.
F. Melakukan penekanan ide pokok.
G. Mengacu pada kehematan penggunaan
kata.
H. Menggunakan variasi struktur
kalimat.
3. PENGGUAAN KALIMAT EFEKTIF
A. Digunakan pada tulisan ilmiah
seperti makalah, skripsi, tesis,
disertasi, laporan penelitian, dan sebagainya
B. Kalimat efektif berbeda dengan
kalimat yang dipakai oleh para sastrawan atau wartawan.
4. SYARAT-SYARAT KALIMAT EFEKTIF
A. KELOGISAN
i.
Kalimat
pasif dan aktif harus jelas
ii.
Subjek
dan keterangan harus jelas
iii.
Pengantar
kalimat dan predikat harus jelas
iv.
Induk
kalimat dan anak kalimat harus jelas
v.
Subjek
tidak ganda
vi.
Predikat
tidak didahului kata yang
B. Kepararelan
Predikat kalimat majemuk setara rapatan
harus pararel. Artinya, jika kata kerja, harus kata kerja semuanya; jika kata
benda harus kata benda semuanya.
Contoh:
1.
Harga
minyak disesuaikan atau kenaikanitu secara wajar.
i.
Harga
minyak disesuaikan atau dinaikan secara wajar.
C. Ketegasan
i.
Unsur-unsur
yang ditonjolkan diletakkan diawal kalimat.
Contoh:
- Presiden menegaskan agar kita selalu hidup disiplin.
- Presiden menegaskan agar kita selalu hidup disiplin.
ii.
Membuat
urutan yang logis.
Misalnya 1, 2, dan 3 ; kecil,
sedang, dan besar; anak-anak, remaja dan orang tua,
dsb.
dsb.
Contoh:
-
Penggemarnya tidak hanya anak-anak, tetapi juga remaja,orang
tua bahkan kakek-kakek.
D. Kehematan
Kehematan adalah penggunaan kata- kata secara hemat, tetapi tidak mengurangi
makna atau mengubah informasi.
i.
Menghilangkan
pengulangan subjek yang sama pada anak kalimat.
ii.
Menghindarkan
pemakaian super ordinat pada hiponimi kata.
iii.
Menghindarkan
kesinoniman kata dalam kalimat.
E. Ketepatan
Ketepatan ialah pemakaian diksi atau
pilihan kata harus tepat.
i.
Pemakaian
kata harus tepat
ii.
Kata
berpasangan harus sesuai
iii.
Menghindari
peniadaan preposisi.
F. Kecermatan
Cermatialah kalimat yang dihasilkan tidak
menimbulkan tafsir ganda dan harus tepat diksinya. Prinsip kecermatan berarti
cermat dan tepat menggunakan diksi. Agar tercapai kecermatan dan ketepatan diksi,
harus memperhatikan pernyataan-pernyataan berikut ini.
i.
Hindari
penanggalan awalan
ii.
Hindari
peluluhan bunyi/ c /
iii.
Hindari
bunyi/ s /, / p /, / t /, dan/ k / yang tidak luluh
iv.
Hindari
pemakaian kata ambigu
G. Kepaduan
Kepaduan ialah informasi yang disampaikan itu
tidak terpecah-pecah.
i.
Kallimat
tidak bertele-tele dan harus sistematis.
ii.
Kalimat
yang padu menggunakan pola aspek-agen-verbal atau aspek-verbal-pasien.
iii.
Diantara
predikat kata kerja dan objek penderita tidak disisipkan kata daripada/tentang.
H. Kesejajaran
Kesejajaran adalah penggunaan
bentuk-bentuk yang sama pada kata- kata
yang
paralel. Agar kalimat terlihat rapi dan bermakna sama, Kesejajaran dalam kalimat
diperlukan.
paralel. Agar kalimat terlihat rapi dan bermakna sama, Kesejajaran dalam kalimat
diperlukan.
Contoh: Maskapai tidak bertanggung jawab terhadap
kehilangan dokumen,
kerusakan barang, busuknya makanan, dan jika hewan yang diletakkan
didalam bagasi tiba-tiba mati.
kerusakan barang, busuknya makanan, dan jika hewan yang diletakkan
didalam bagasi tiba-tiba mati.
ü Maskapai tidak bertanggung jawab
terhadap kehilangan dokumen, kerusakan barang, kebusukan makanan, dan kematian hewan.
Pada kalimat tersebut kata busuknya dan mati tidak paralel dengan kata kehilangan dan kerusakkan, maka dua kata tersebut disejajarkan
menjadi kebusukkan
dan kematiaan
I. Keharmonisan
Keharmonisan kalimat artinya setiap kalimat yang kita buat harus harmonis antara pola berpikir dan struktur bahasa
Keharmonisan kalimat artinya setiap kalimat yang kita buat harus harmonis antara pola berpikir dan struktur bahasa
.
i.
Subjek
Subjek(S) ialah bagian kalimat yang
menunjukkan pelaku, tokoh, sosok, benda, sesuatu hal.
ii.
Predikat
Predikat(P) adalah bagian kalimat yang
memberitahu melakukan apa atau dalam keadaan bagaimana subjek. Predikat dapat
juga berupa sifat, situasi, status, ciri, atau jati diri subjek.
iii.
Objek
dan Pelengkap
Objek dan
Pelengkap adalah bagian kalimat yang melengkapi predikat.
iv.
Keterangan
Keterangan(Ket) ialah bagian kaliamat yang
menerangkan berbagai hal mengenai bagian yang lainnya.
No comments:
Post a Comment