SEJARAH SASTRA
Pada
hakikatnya sejarah sastra adalah cabang ilmu yang memperlajari perkembangan sastra
dari waktu kewaktu. Dan dengan mempelajari sejarah sastra kita dapat membedakan
perbedaan sastra dari generasi kegenerasi, selaian itu juga mempelajari sejarah
sastra juga berarti menghargai karya-karya sastra dari pengarang-pengarang lama
yang sudah menciptakan sebuah bentuk karya
sastra.
TUJUAN MEMPELAJARI
SASTRA
Yang
telah saya ketahui selama belajar sejarah sastra adalah tujuan mempelajari
sejarah sastra. Yang mana terdapat pendapat Moody (1971:91) yang ditegaskan
kembali oleh Herman J waluyo (2003:170) tujuan pembelajaran sastra di bagi
menjadi empat, diantaranya:
1. Informasi
Yaitu
bertujuan untuk memahami
dasar tentang sebuah sastra mengenai apa itu sastra , unsur-unsur sastra , siapa
pengarangnya, waktu diciptakannya, dimana diciptakannya dan sebagainya.
2. Konsep
Yaitu
tujuan yang berkaitan dengan pemahaman terhadap pengertian-pengertian pokok
mengenai sesuatu hal.
Dalam hal ini, seseorang dapat mengenal trimonologi dari setiap aspek.
3. Perspektif
Yaitu
bertujuan untuk memandang
bagaimana sebuah karya sastra itu di ciptakan menurut perspektif seseorang.
4. Apresiasi
Yaitu
bertujuan yang berkaitan dengan pemahaman, penghayatan, penikmatan, dan penghargaan seseorang
terhadap karya sastra.
CABANG
ILMU SASTRA
Dalam cabang
studi sastra dibagi dalam tiga cabang, yaitu teori sastra , sejarah sastra dan kritik sastra.
Ä Teori sastra adalah caba ilmu yang mempelajari tentang
hakikat, unsur-unsur dan penilaian terhadap karya sastra.
Ä Sejarah sastra adalah cabang ilmu yang mempelajari
tentang perkembangan sastra dari awal hingga sekarang.
Ä Kritik satsra adalah cabang ilmu sastra yang menilai
tentang baik buruknya dan indah nya suatu karya sastra.
Dalam konsep sastra ketiga aspek tersebut
sangat erat kaitannya , khususnya dalam pembelajaran sastra. Dalam mempelajari
sastra kita dituntut mempelajari teori sastra terlebih dahulu, yang mencakup
hakikat, unsur sastra dan penilaina terhadap karya sastra agar kita dapat
dituntut secara rasional.
JENIS-JENIS SASTRA
Jenis-jenis
karya sastra antara lain:
1.
Puisi
Puisi
adalah tulisan atau salah satu hasil karya sastra yang berisi pesan yang berasal dari perasaan seseorang memiliki
arti yang luas yang ditulis dalam bentuk
tulisan maupun lisan. Untuk mengetahui makna yang
terkandung di dalam sebuah puisi, seseorang perlu mengartikan dan memahami
betul secara detil kata-kata yang ditulis
maupun diucapkan oleh pengarang puisi tersebut .
Puisi
di bagi dua macam:
A. Puisi
lama
Ciri-ciri puisi
lama:
Ä Merupakan
puisi rakyat yang tak dikenal nama pengarangnya
Ä Disampaikan
dari mulut kemulut
Ä Terikat
oleh aturan-aturan seperti jumlah baris tiap bait, jumlah suku kata maupun rima
Yang termasuk dalam puisi lama adalah:
Ä Mantra:
ucapan-ucapan yang di anggap memiliki kekuatan gaib
Ä Pantun:
adalah puisi yang bercirikan bersajak a-b-a-b, tiap 4 baris terdiri dari 8-12
suku kata, 2 barisan awal sampiran, 2 barisan berikutnya sebagai isi.
Ä Karmina : pantun yang berdirikan 2 bait yang bersajak a-b
Ä Seloka:
pantun berkait
Ä Gurindam:
puisi yang berdirikan tiap bait 2 baris, bersajak a-a-a-a, berisi nasehat
Ä Syair:
adalah puisi yang bersumber dari arab
Ä Talibun:
pantun genap yang tiap bait terdiri 6,8, ataupun 10 baris.
B. Puisi
baru
Puisi baru
bentuknya lebih bebas daripada puisi lama, baik dalam segi jumlah baris, suku
kata, maupun rima,.
Ciri-ciri
puisi baru
Diketahui nama pengarangnya
Lebih bebas , tidak terikat oleh rima , baris dan bait.
Menurut
isinya, puisi baru dibedakan atas:
Ä Balada
adalah puisi berisi kisah/cerita
Ä Himne
adalah puisi pujaan untuk tuhan, tanah air, atau pahlawan
Ä Ode
adalah puisi sanjungan untuk orang yang berjasa
Ä Epigram
adalah puisi yang berisi tuntunan/ajaran hidup
Ä Romance
puisi yang berisi luapan perasaan cinta kasih
Ä Elegy
adalah puisi yang berisi ratap tangis
Ä Satire
adalah puisi berisi sindiran atau kritik
PERBEDAAN PUISI
LAMA DAN PUISI BARU
PUISI LAMA
|
PUISI BARU
|
-Anonym
adalah terlahir dalam bentuk lisan dan
tidak terdapat nama pengarangnya
|
-Tercipta ada nama
pengarangnya
|
-Terikat oleh
aturan-atruran seperti rima maupun jumlah suku kata
|
-Bebas dan tidak
terikat oleh aturan seperti jumlah baris suku kata maupun rima
|
-Pesan atau amanat yang
disampaikan lebih mengarah ke budaya, agama, dan nasehat
|
-Yang disampaikan
berisi polotik dan demokrasi
|
Terbatas
dalam hal penggunaan bahasa
|
-Luas, menggunakan
bahasa yang bebas.
|
2.
Prosa
Kata
prosa berasal dari bahasa latin “prosa” yang artinya “terus terang”. Jenis
tulisan prosa biasanya digunakan untuk mendeskripsikan suatu fakta atau ide.
Prosa biasanya dibagi empat jenis: prosa naratif, prosa deskriptif, prosa
eksposisi, dan prosa argumentatif.
Prosa
dibagi menjadi dua, yaitu roman dan novel.
F Roman
adalah cerita yang mengisahkan tokoh sejak lahir sampai meninggal.
F Novel hanya mengisahkan
sebagian kehidupan tokoh yang mengubah nasibya.
Ciri
novel yang membedakannya dengan karya sastra lainnya:
Novel
adalah karya sastra yang berjenis narasi
Novel
adalah karya sastra berbentuk prosa
Jenis-jenis
prosa:
Ä Dongeng
merupakan cerita yang banyak diwarnai peristiwa yang tidak masuk akal atau yang
tidak mungkin terjadi. Contoh: sikancil dan buaya
Ä Cerpen
adalah karangan pendek yang berbentuk prosa
Ä Novel
adalah karya imajinatif yang mengisahkan sisi utuh atas problematika kehidupan
seseorang atau beberapa orang tokoh
Ä Esai
merupakan karangan yang berisi ujaran popular dan pola penyajian yang bersifatb
santai
Ä Kritik
merupakan tanggapan atas baik buruknya suatu karya sastra
Ä Tambo merupakan cerita sejarah mengenai kejadian atau
asal-usul keturunan raja
3.
Drama
Drama
adalah suatu aksi atau perbuatan ( bahasa yunani). Sedangkan dramatik adalh
jenis karangan yang dipertunjukan dalam suatu tingkah laku, mimic, dan
perbuatan. Orang yang memerankan drama disebut actor atau lakon.
Macam-macam drama berdasarkan isi kandungan cerita:
Ä Drama
komedi adalah drama yang lucu dan menggelitik penuh keceriaan
Ä Drama
tragedi adalah drama yang ceritanya sedih penuh kemalangan
Ä Drama
tragedy komedi adalah drama yang ada sedihnya dan ada juga lucunya
Ä Opera
adalah drama yang mengandung music dan nyanyian
Ä Lelucon
adalah yang lakonnhya selalu bertingkah pola jenaka merangsang gelak tawa
penonton
Ä Operet
adalah opera yang ceritanya lebih pendek
Ä Pantonim
adalah drama yang ditampilkan dalam bentuk gerakan tubuh atau bahasa isyarat tanpa pembicaraan.
Ä Tablau
adalah drama yang mirip pantonim yang dibarengi oleg gerak gerik anggota tubuh
dan mimic wajah pelakunya
Ä Passie
adalah drama yang mengandung unsure agamanya
Ä Wayang
adalah drama yang pemainnya adalah boneka wayang
PERIODISASI SASTRA
Sastra
Indonesia terbagi dalam dua besar yaitu sastra lisan dan tulisan, dan di bagi
dalam beberapa angkatan:
1.
Angkatan
Pujangga Lama
Karya sastra
Indonesia yang dihasilkan sebelum abad ke 20 yang di dominasi oleh syair,
pantun, gurindam, dan hikayat
2.
Angkatan
Pujangga Baru
Angkatan ini
muncul karena adanya reaksi sensor yang dilakukan angkatan balai pusaka
terhadap karya sastrawan terutama terhadap karya sastra yang mengandung unsur
rasa nasionalisme dan kesadaran kebangsaan.
3.
Angkatan
Sastra Melayu Lama
Karya sastra di
Indonesia yang dihasilkan pada tahun 1870-1942, berkembang di masyarakat
Sumatra
4.
Angkatan
Balai Pusaka
Angkatan balai
pusaka merupakan karya sastra di Indonesia yang terbit sejak tahun 1920, yang
diterbitkan oleh penerbit balai pusaka
5.
Angkatan
‘45
Pada angkatan
ini banyak mengandung unsur sosial-politik-budaya dan angkatan yang lebih realistic. Pada
angkatan ini banyak karya sastra yang mengandung unsure mengenai perjuangan merebut kemerdekaan seperti halnya karya
chairil anwar.
6.
Angkatan
1950-1960
Ciri pada angkatan ini adalah karya sastra
yang didominasi dengan cerita pendek dan kumpulan puisi. Pada masa angkatan ini
muncul gerakan komunis dikalangan sastrawan yang berkembang dalam LEKRA yang
berkonsep sastra realisme-sosialis.
7.
Angkatan
1966-1970
Pada angkatan
ini banyak munculnya beragam aliran dalam dunia sastra dengan munculnya karya
sastra beraliran surealistik, arus kesadaran, arketip, dan absurd.
8.
Angkatan
1980-1990
Karya sastra
Indonesia pada waktu 1980 banyak munculnya aliran sastra yang di dominasi oleh
karya tentang percintaan.
9.
Angkatan
Reformasi
Pada angkatan ini banyak sekali sastra seperti
puisi, novel, cerpen yang mengandung unsur politik khususnya reformasi
10.
Angakatan
2000 an
Munculnya
angkatan ini karena angkatan reformasi tidak berhasil di kukuhkan
LEKRA DAN MANIFES KEBUDAYAAN
1.
LEKRA
Lembaga
Kebudayaan Rakyat ( LEKRA), berdiri pada tanggal 17 agustus 1950 di Jakarta. Lekra didirikan atas inisiatif D.N A.idit , Nyoto, M.S
Ashar , dan A.S. Dharta setelah kegagalan gerakan musso dan peristiwa madiun.
Pembentukan lekra bertujuan untuk menghimpun tenaga dan kegiatan para penulis,
seniman dan pelaku kebudayaan lainnya , serta berkeyakinan bahwa kebudayaan dan
seni tidak dapat dipisahkan dari rakyat dan untuk mengahadapi
terbelahnya garis politik kebudayaan Indonesia yang satu becorak kemerdekaan,
kemanusiaan, dan kerakyatan atau nilai-nilai Indonesia.
2.
MANIFES
KEBUDAYAAN
Lahirnya
manifest kebudayaan mempunyai latar belakang kebudayaan, yaitu latar belakang
politik, dan kebudayaan. Lahirnya manifest kebudayaan dikarenakan tidak berfungsinya
lagi konsepsi-konsepsi kebudayaan yang ada di Indonesia yang pertama masih
adanya sikap liberalisme yang mengabdikan diri lebih ke politik sehingga muncul
sektarisme dalam kebudayaan nasional dan yang kedua adalah penolakan institusi
sebagai alat perjuangan kemanusiaan. Kemudian pengarang dan seniman menyusun
manifest kebudayaan sebagai landasan idil suatu organisasi dan alat perjuangan
yang revolusioner.
CYBER SASTRA
Awalnya
perkembangan sastra cyber memunculkan polemik, baik di kalangan penikmat
sastra, pekerja sastra dan pemerhati sastra, namun sebagian mengatakan bahwa
kehadiran sastra cyber itu sendiri merupakan sesuatu yang keluar dari
normatif tentang sastra itu sendiri yang
selama ini telah diakui dan dianut. Dipihak lain mengatakan bahsa sastra cyber
hadir menjadi hal baru akibat perkembangan zaman, khususnya perkembangan
teknologi.
Cyber sastra ini muncul
akibat dari kemajuan teknologi. Teknologi yang semakin maju tentu saja
memudahkan orang dari segi apapun. Termasuk juga sastra. Dengan adanya cyber
sastra sangat memudahkan
bagi sastrawan untuk mempublikasikan
karyanya. Yang mana dulu saat seorang ingin mempublikasikan karyanya harus dari
buku majalah atau Koran sekarang semua itu bisa dilakukan dengan media
internet.
Kemudahan
yang sangat membantu seseorang atau pemula yang ingin menciptakan sebuah karya
sastra dan akan beranggapan bahwa sastra itu mudah, padahal hal itu tidak
semudah dibayangkan dan untuk membuat sebuah karya sastra haruslah memenuhi
kaidah yang harus dipenuhi bagi setiap karya sastra maupun sastrawannya.
SASTRA RAKYAT
Sastra rakyat
lahir dari proses kegelisahan sastrawan atas kondisi masyarakat dan terjadinya
ketegangan atas kebudayaan. Sering kali sastra juga ditempatkan sebagai potret
sosial dimana halnya bukan hanya mengkaji mengenai semangatnya perkembangan zaman
melainkan untuk mengungkapkan kondisi budaya masyarakat itu sendiri.
Pada masa ini sastra bisa dikatakan modern jika bentuk
gaya bahasa yang dipakai menggunakan bahasa asing yang dijadikan sebagai
patokan.
Sastra rakyat dibagi menjadi 2 , yaitu :
1.
Sastra Lisan
Pada masa
melayu kuno sastra lisan merupakan corak kekhasan tersendiri bagi setiap suku.
Sastra lisan bukan hanya sebagai corak kekahasan suatu budaya melainkan
dijadikan sebagai estetik/identitas kulturak suatu suku/tradisi yang
bersangkutan. Oleh karena , sebagai salah satu budaya sastra lisan dianggap
sebagai pintu untuk memahami salah satu atau mungkin keseluruhan unsur
kebudayaan yang bersangkutan.
2.
Sastra Tulisan
Sastra tulisan
(written literature) adalah sastra yang menggunakan media tulisan atau literal.
Pada abad ke-20 yaitu pada periode pujangga lama , sastra tulisan dianggap
sebagai ciri sastra modern karena bahasa tulisan sebagai refleksi peradaban
masyarakat yang lebih maju.
Hal ini mulai
berkembang ketika muncul anggapan bahwa sastra tulisan mempunyai nilai yang
lebih tinggi dibandingkan sastra lisan dalam konteks pembangunan kepribadian
bangsa yang lebih maju. Ditambah lagi oleh arus modernisasi yang masuk dan
membawa corak kebudayaan baru, maka posisi sastra lisan dalam masyarakat mulain
pudar bahkan hampir dilupakan.
PUISI
BUNGA EMAS
Bunga emas ...
Berkilau engkau memancarkan sinar tak terhingga
Meredupkan kami
Seakan kami tak memiliki sinar
Bunga emas ...
Semakin hari
Semakin bergantinya
waktu
Berganti pula tahun
Sinarmu semakin
sulit dibendung
Bagaimana dengan kami
Sibunga layu ... yang semakin layu
Yang berharap menjadi pelita
Ternyata menjadi benalu
Mungkin ia ...
Bunga emas menjadi
penerang
Mungkin takdir ...
Bunga layu hanya
meminta sinar bunga emas
Namun inilah kami
...
Yang telah layu
karena keadaan
Bunga
emas ...
Bukankah kau terpilih menjadi pelita
Tolong ... terangilah kami
Bantu kami ... dengan sinarmu
PANTUN
Mengejar
layangan kerumah jaya
Sebelum
diambil si abang dimu
Memanglah
susah jadi orang kaya
Kalau
tidak memiliki ilmu
Kulihat bintang digelapnya malam
Tersenyum gembira bersama bidadari
Kalau ingin hidup tentram
Berdoa dan berzikir setiap hari
Kayu
diambil dibuat bangku
Bangku
dibuat oleh sanusi
Jayalah
selalu bangsaku
Bersih
dan bebas dari korupsi
TALIBUN
Bunga
melati tumbuh indah ditaman
Indahannya
dilihat ketika merekah
Tumbuh
pula ditanah basah
Kalau
ingin jadi orang budiman
Banyak-banyaklah
bersedekah
Agar
hidup menjadi berkah
No comments:
Post a Comment