KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan karya ilmiah yang berjudul “ Karakteristik Pertumbuhan dan Perkembangan Remaja “ .
Makalah karya ilmiah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah perkembangan peserta didik dan diharapkan mampu membantu penulis dalam
memperdalam strategi untuk menumbuhkan kreativitas. Selain itu, makalah karya
ilmiah ini diharapkan agar dapat menjadi bacaan yang bermanfaat bagi para
pembaca agar mempunyai kreativitas yang tinggi.
Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah karya ilmiah ini masih jauh
dari sempurna. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, saran dan kritik
yang membangun perbaikan makalah karya ilmiah ini sangat penulis harapkan dari
pembaca, guna untuk memperbaiki dan meningkatkan pembuatan makalah atau tugas
yang lainnya pada waktu mendatang.
DAFTAR ISI
KATA
PENGATAR .............................................................................................
DAFTAR
ISI
........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pertumbuhan
dan Perkembangan Remaja
2.2 Definisi
Remaja dan Perumusan Istilah Remaja
2.3 Rentang Usia Masa Remaja
2.4 Tugas-Tugas Perkembangan
Remaja
2.5 Hukum-Hukum Pertumbuhan Dan Perkembangan
2.6 Remaja: Karakteristik
Pertumbuhan dan Perkembangannya
BAB III PENUTUPAN
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR
PUSAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Masa remaja seringkali
dihubungkan dengan mitos dan stereotip mengenai penyimpangan dan ketidakwajaran.
Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya teori-teori perkembangan yang
membahas ketidakselarasan, gangguan emosi dan gangguan perilaku sebagai akibat
dari tekanan-tekanan yang dialami remaja karena perubahan-perubahan yang
terjadi pada dirinya maupun akibat perubahan lingkungan.
Sebagaimana diketahui,
dalam setiap fase perkembangan, termasuk pada masa remaja, individu memiliki
tugas-tugas perkembangan yang harus dipenuhi. Apabila tugas-tugas tersebut
berhasil diselesaikan dengan baik, maka akan tercapai kepuasan, kebahagian dan
penerimaan dari lingkungan. Keberhasilan individu memenuhi tugas-tugas itu juga
akan menentukan keberhasilan individu memenuhi tugas-tugas perkembangan pada
fase berikutnya.
1.2 Rumusan Masalah
A. Bagaimana perumusan istilah remaja ? apa sajakah macam tugas perkembangan
B. Apa yang dimaksud dengan remaja ?
C.
Bagaimana rentang usia remaja?
D.
Apa sajakah macam-macam tugas perkembangan ?
E.
Bagaimanakah implikasi
tugas-tugas perkembangan remaja dalam penyelenggaraan pendidikan ?
F.
Hukum-Hukum pertumbuhan
dan perkembangan remaja ?
G.
Remaja: Karakteristik
Pertumbuhan dan Perkembangannya ?
1.3 Tujuan
A.
Agar mengatahui apa yang dimaksud dengan pertumbuhan dan perkembangan
B.
Agar mengetahui apa itu remaja
C.
Dan mengetahui bagaimana rentang usia remaja
D.
Untuk mengetahui tugas-tugas remaja dalam penyelenggaraa pendidikan
E.
Untuk mengetahui dan menjelaskan implikasi tugas-tugas
perkembangan remaja dalam penyelenggaraan pendidikan
F.
Hukum-Hukum pertumbuhan
dan perkembangan remaja
G.
Remaja: Karakteristik
Pertumbuhan dan Perkembangannya
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan
Pertumbuhan dan
perkembangan merupakan dua proses yang dialami oleh remaja secara
kontinue. pertumbuhan dan perkembangan adalah proses yang saling
berhubungan tak bisa dilepaskan dari kehidupan remaja.Pertumbuhan merupakan
proses yang berkaitan dengan dengan perubahan kuantitatf yang mengacu pada
jumlah besar serta luas yang bersifat konkret yang biasanya menyangkut ukuran
dan struktur biologis. Pertumbuhan adalah proses perubahan dari segi fisik yang
berlangsung normal dalam perjalanan wakt tertentu. Dalam setiap pertumbuhan
bagian – bagian tubuh memiliki tempo kecepatan yang berbeda – beda. Misalnya
pertumbuhan alama kelamin pria, pada masa anak-anak alat kelamin tumbuh lambat
namun setelah pubertas mengalami percepatan. Sebaliknya pertumbuhan susunan
saraf pusat mengalami percepatan saat masa anak-anak namun setelah masa
pubertas relatig lambat bahkan terhenti.
1.
Faktor – Faktor yang
mempengaruhi Pertumbuhan yang kurang normal pada organisme
A.
Faktor – faktor yang
terjadi sebelum lahir. Misalnya Pada saat masa kehamilan seorang ibu dan janin
mengalami kekurangan nutrisi , Kercaunan, TBC dan sebagainya
B.
Faktor ketika lahir. Salah
satunya yaitu pendarahan pada otak bayi intracranial haemorage disebabkan
oleh tekanan dinding rahim sewaktu ia dilahirkan dan oleh efek susunan saraf
pusat, karena proses kelahiran bayi dilakukakan dengan bantuan tangver-lossing
C.
Faktor
yang dialami bayi setelah lahir antara lain oleh karena pengalaman traumatik
pada kepala, kepala bagian dalam terluka karena kepala bayi / Janin terpukul ,
atau mengalami serangan sinar matahari dan sebagainyayayasan perawatan bayi dan
lain-lain
D.
Faktor Psikologis antara
lain oleh karena bayi ditinggalkan bibu, ayah atau kedua orang tuanya . Sebab
lain ialah anak dititipkan pada suatu lembaga seperti rumah sakit, rumah yatim
piatu sehingga mereka kurang sekali mendapatkan perwatan jasmaniah dan cinta
kasih sayang orang tua. Anak – anak tersebut mengalami kehampaan psikis (
innatie psikis )
Spiker (1966) mengumukakan dua macam
pengerian yang harus dihubungkan dengan perkembangan yakni
A.
Ortogenetik yang berhubungan dengan
perkembangan sejak terbentuknya indivdu yang baru dan seterusnya sampai dewasa
B.
Filogenetik yakni perkembangan dari
asal usul manusia sampai sekarang ini. Perkembangan perubahan fungsi sepanjang
masa hidupnya menyebabkan perubahan tingkah laku dan perubahan ini juga
tersedia sejak permulaan adanya manusia. Jadi perkembangan Ortogenetik mengarah
ke suatu tujuan khusus sejalan dengan perkembangan evolusi yang mengarah kepada
kesempurnaaan manusia.
2.2. Definisi
Remaja dan Perumusan Istilah Remaja
A. Perumusan Istilah Remaja
Istilah yang sering
dipakai untuk menunjukkan masa remaja, antara lain puberteit, adolescentia, dan
youth. Istilah puberty (Inggris) atau puberteit (Belanda)
berasal dari Bahasa Latin, pubertas yang berarti kedewasaan (the age
of manhood). Penggunaan istilah ini lebih terbatas menunjukkan mulai
berkembang dan tercapainya kematangan seksual. Puberty sering diartikan
sebagai terciptanya kematangan seksual ditinjau dari aspek biologis.
Istilah adolescentia
berasal dari kata Latin, yakni Adulescentis yang artinya masa muda. Adolescence
menunjukkan masa yang tercepat antara 12-22 tahun dan mencakup seluruh
perkembangan psikis yang terjadi pada masa tersebut.
Namun dari beberapa
istilah tersebut memiliki kecenderungan untuk memberikan arti yang sama. Di
indonesia, baik istilah pubertas maupun adolescensia dipakai dalam arti
umum yaitu remaja.
B. Definisi Remaja
Banyak definisi yang dikemukakan tentang remaja, diantaranya
:
1. Remaja menurut hukum
Konsep tentang remaja,
remaja bukanlah berasal dari bidang hukum melainkan berasal dari bidang
ilmu-ilmu sosial. Dalam hubungannya dengan hukum tampaknya hanya Undang-Undang
Perkawinan saja yang mengenal konsep tentang remaja walaupun tidak secara
terbuka.
2. Remaja ditinjau dari
sudut perkembangan fisik
Dalam ilmu kedokteran dan
ilmu-ilmu lain yang terkait, remaja dikenal sebagai tahap perkembangan
fisik dimana alat-alat kelamin manusia sudah mencapai kematangannya.
3. Batasan remaja menurut
WHO
Remaja adalah suatu masa
pertumbuhan dan perkembangan dimana :
A.
Individu berkembang dari saat pertama kali
ia menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya sampai saat ia mencapai
kematangan seksual.
B.
Individu mengalami perkembangan psikologi
dan pola identifikasi dari kanak-kanak menjadi dewasa.
C.
Terjadi peralihan ketergantungan
sosial-ekonomi yang penuh kepada keadaan yang relatif lebih mandiri.
4. Remaja ditinjau dari
faktor-faktor sosial psikologis
Salah satu ciri remaja disamping tanda-tanda seksualnya
adalah perkembangan psikologis dan pada identifikasi dari anak-anak menjadi
dewasa puncak perkembangannya ditandai dengan adanya proses perubahan dari
kondisi entropy (keadaan dimana kesadaran manusia belum tersusun rapi) ke
kondisi ngentropy (keadaan dimana kesadaran manusia sudah tersusun baik).
5. Definisi remaja untuk
masyarakat indonesia
Sebagai pedoman umum
untuk remaja Indonesia dapat digunakan batasan usia 11-24 dan belum menikah.
Pertimbangan-pertimbangannya adalah sebagai berikut :
A.
Usia 11 tahun adalah
usia dimana pada umumnya tanda-tanda seksual sekunder mulai nampak (kriteria
fisik).
B.
Banyak masyarakat
Indonesia, usia 11 tahun sudah dianggap akil balik, baik menurut adat maupun
agama.
C.
Pada usia tersebut mulai
ada tanda-tanda penyempurnaan perkembangan jiwa seperti tercapainya identitas
diri (ego identity = Erikson), tercapainya fase genital dari
perkembangan psikoseksual (Freud), tercapainya puncak perkembangan kognitif
(Piaget) maupun moral (Kholberg) (kriteria psikologik).
D.
Batasan usia 24 tahun
merupakan batas maksimal, yaitu untuk memberi peluang bagi mereka yang
sampai batas usia tersebut masih menggantungkan diri pada orang tua, belum
mempunyai hak-hak penuh sebagai orang dewasa.
E.
Status perkawinan sangat
menentukan, karena perkawinan masih sangat penting di masyarakat Indonesia
secara menyeluruh. Seseorang yang sudah menikah berapa pun usianya, sudah
dianggap diperlakukan sebagai orang dewasa penuh, baik secara hukum maupun
dalam kehidupan masyarakat dan keluarga.
2.3. Rentang Usia dan Ciri-Ciri Remaja
Pada umumnya masa remaja dapat dibagi dalam 2 periode
yaitu:
A. Periode Masa Pubertas usia 12-18 tahun
1. Masa Pra Pubertas: peralihan dari akhir masa kanak-kanak
ke masa awal pubertas.
Cirinya:
-
Anak tidak suka diperlakukan seperti anak kecil lagi.
-
Anak mulai bersikap kritis.
2. Masa Pubertas usia 14-16 tahun: masa remaja awal.
Cirinya:
-
Mulai cemas dan bingung tentang perubahan fisiknya.
-
Memperhatikan penampilan.
-
Sikapnya tidak menentu/plin-plan.
- Suka
berkelompok dengan teman sebaya dan senasib.
3. Masa Akhir Pubertas usia 17-18 tahun: peralihan dari masa
pubertas ke masa adolesen.
Cirinya:
-
Pertumbuhan fisik sudah mulai matang tetapi kedewasaan psikologisnya belum
tercapai
sepenuhnya.
sepenuhnya.
-
Proses kedewasaan jasmani pada remaja putri lebih awal dari remaja pria.
B. Periode Remaja Adolesen usia 19-21 tahun
Periode ini merupakan masa akhir remaja. Beberapa sifat
penting pada masa ini adalah:
- Perhatiannya tertutup pada hal-hal
realistis.
- Mulai menyadari akan realitas.
- Sikapnya mulai jelas tentang
hidup.
- Mulai nampak bakat dan minatnya.
2.4 Tugas-tugas Perkembangan Remaja
A. Macam-macam Tugas
Perkembangan
Adapun tugas-tugas
perkembangan yang harus dipenuhi pada remaja, antara lain sebagai
berikut:
1.
Mencapai hubungan yang
baru dan lebih matang
dengan teman sebaya baik sesama jenis maupun lawan jenis.
2.
Mencapai
peran sosial maskulin dan feminin.
3.
Menerima
keadaan fisik dan dapat mempergunakannya secara efektif.
4.
Mencapai kemandirian
secara emosional dari orangtua dan orang dewasa lainnya.
5.
Mencapai kepastian untuk
mandiri secara ekonomi.
6.
Memilih
pekerjaan dan mempersiapkan diri untuk bekerja.
7.
Mempersiapkan
diri untuk memasuki perkawinan dan kehidupan keluarga.
8.
Mengembangkan
kemampuan dan konsep-konsep intelektual untuk tercapainya kompetensi sebagai
warga negara.
9.
Menginginkan
dan mencapai perilaku yang dapat dipertanggungjawabkan secara sosial.
10.
Memperoleh
rangkaian sistem nilai dan etika sebagai pedoman perilaku (Havighurst dalam
Hurlock, 1973).
B. Implikasi Tugas-Tugas Perkembangan Remaja Dalam
Penyelenggaraan Pendidikan
Memperhatikan banyaknya
faktor kehidupan yang berada di lingkungan remaja, maka pemikiran tentang
penyelenggaraan pendidikan juga harus memperhatikan faktor-faktor tersebut.
Sekalipun dalam penyelenggaraan pendidikan diakui bahwa tidak mungkin memenuhi
tuntutan dan harapan seluruh factor yang berlaku tersebut.
1. Pendidikan
yang berlaku di Indonesia, baik pendidikan yang diselenggarakan di luar
sekolah maupun di dalam sekolah, pada umumnya diselenggrakan dalam bentuk
klasikal. Penyelenggraan pendidikan klasikal ini berarti memberlakukan sama
semua tindakan pendidikan kepada semua remaja yang tergabung dalam kelas.
Pengakuan terhadap kemampuan setiap pribadi yang beraneka ragam itu menjadi
kurang, oleh karena itu yang harus mendapatkan perhatian di dalam
penyelenggraan pendidikan adalah sifat-sifat dan kebutuhan umum remaja. Seperti
pengakuan akan kemampuannya, ingin untuk mendapatkan kepercayaan, kebebasan dan
semacamnya
2. Beberapa
usaha yang perlu dilakukan didalam penyelenggaraan pendidikan, sehubungan
dengan minat dan kemampuan remaja yang dikaitkan terhadap cita-cita kehidupan
antara lain :
i.
Bimbingan karir dalam upaya
mengarahkan siswa untuk menentukan pilihan jenis pendidikan dan jenis pekerjaan
sesuai dengan kemampuannya.
ii.
Memberikan latihan-latihan
praktis terhadap siswa dengan berorientasi terhadap kondisi tuntutan lingkungan.
iii.
Penyusunan kurikulum yang
berkomprehensip dengan tetap mengembangkan kurikulum muatan lokal.
3. Keberhasilan
dalam memilih pasangan hidup untuk membentuk keluarga banyak ditentukan oleh
pengalaman dan penyelesaian tugas-tugas perkembangan masa-masa sebelumnya.
Untuk mengembangkan model keluarga yang ideal, maka perlu dilakukan :
i.
Bimbingan tentang cara
pergaulan dengan mengajarkan etika pergaulan lewat pendidikan budi pekerti dan
pendidikan keluarga.
ii.
Bimbingan siswa untuk
memahami norma yang berlaku baik dalam keluarga, sekolah maupun didalam
masyarakat. Untuk kepentingan ini diperlakukan arahan untuk kebebasan emosianal
dari orang tua.
iii.
Pendidikan tentang nilai
kehidupan untuk mengenal norma kehidupan sosial
kemasyarakatan perlu dilakukan pendidikan praktis melalui organisasi pemuda,
pertemuan dengan orang tua secara periodik
dan pemantapan pendidikan agama baik di dalam maupun di luar sekolah.
2.5 Hukum-Hukum Pertumbuhan
Dan Perkembangan
1. Hukum Cephalocoudal
Hukum ini berlaku pada
pertumbuhan fisik yang menyatakan bahwa pertumbuhan fisik dimulai dari kepala
ke arah kaki. Bagian-bagian pada kepala tumbuh lebih dahulu daripada bagian-bagian
lain. Hal ini sudah terlihat pada pertumbuhan pranatal, yaitu pada janin. Seorang
bayi yang baru dilahirkan mempunyai bagian-bagian dan alat-alat pada kepala
yang lebih “matang” daripada bagian-bagian tubuh lainnya. Bayi bisa menggunakan
mulut dan matanya lebih cepat daripada anggota badan lainnya. Baik pada masa
perkembangan pranatal, neonatal, rnaupun anak-anak, proporsi bagian kepala
dengan rangka batang tubuhnya mula-mula kecil dan makin lama perbandingan ini
makin besar.
2. Hukum Proximodistal
Hukum Proximodistal adalah hukum
yang berlaku pada pertumbuhan fisik, dan menurut hukum ini pertumbuhan fisik
berpusat pada sumbu dan mengarah ke tepi. Alat-alat tubuh yang terdapat di
pusat, seperti jantung, hati, dan alat-alat pencernaan lebih dahulu berfungsi
daripada anggota tubuh yang ada di tepi. Hal ini tentu saja karena alat-alat
tubuh yang terdapat pada daerah pusat itu lebih vital daripada misalnya anggota
gerak seperti tangan dan kaki. Anak masih bisa melangsungkan kehidupannya bila
terjadi kelainan-kelainan pada anggota gerak, akan tetapi bila terjadi kelainan
sedikit saja pada jantung atau ginjal bisa berakibat fatal.
3. Perkembangan Terjadi
dari Umum ke Khusus
Pada setiap aspek terjadi proses
perkembangan yang dimulai dari hal-hal yang umum, kemudian secara sedikit demi
sedikit meningkat ke hal-hal yang khusus. Terjadi proses diferensiasi seperti
dikemukakan oleh Werner. Anak lebih dahulu mampu menggerakkan lengan atas,
lengan bawah, tepuk tangan terlebih dahulu daripada menggerakkan jari-jari
tangannya.
4. Perkembangan
Berlangsung dalam Tahapan-Tahapan Perkembangan
Dalam perkembangan terjadi
penahapan yang terbagi-bagi ke dalam masa-masa perkembangan. Pada setiap masa
perkembangan terdapat ciri-ciri perkembangan yang berbeda antara ciri-ciri yang
ada pada suatu masa perkembangan dengan ciri-ciri yang ada pada masa
perkembangan yang lain.
Ada aspek-aspek tertentu yang
tidak berkembang dan tidak meningkat lagi, yang hal ini disebut fiksasi. Aspek
intelek pada anak-anak tertentu yang memang secara konstitusional terbatas,
pada suatu saat akan relatif berhenti, tidak bisa atau sulit berkembang dan
dikembangkan.
Contoh penahapan dalam
perkembangan manusia itu antara lain meliputi: masa pra-lahir, masa jabang bayi
(0 – 2 minggu), masa bayi (2 minggu – 1 tahun), masa anak pra-sekolah (1 – 5
tahun), masa sekolah (6 – 12 tahun), masa remaja (13 – 21 tahun), masa dewasa
(21 – 65 tahun), dan masa tua (65 tahun ke atas).
5. Hukum Tempo dan Ritme
Perkembangan
Tahapan perkembangan berlangsung
secara berurutan, terus-menerus dan dalam tempo perkembangan yang relatif tetap
serta bisa berlaku umum. Justru perbedaan-perbedaan waktu, yaitu
cepat-lambatnya sesuatu penahapan perkembangan terjadi, atau sesuatu masa
perkembangan dijalani, menampilkan adanya perbedaan-perbedaan individu.
Dalam praktek sering terlihat
dua hal sebagai petunjuk keterlambatan pada keseluruhan perkembangan mental,
yakni:
a.
Jika perkembangan kemampuan fisiknya untuk berjalan jauh tertinggal dari
patokan umum, tanpa ada sebab khusus pada fungsionalitas fisiknya yang
terganggu.
b) Jika perkembangan kemampuan berbicara sangat terlambat dibandingkan
dengan anak-anak lain pada masa perkembangan yang sama. Seorang anak yang pada
umur empat tahun misalnya masih mengalami kesulitan dalam berbicara,
mengemukakansesuatu dan terbatas perbendaharaan kata, mudah diramalkan anak itu
akan mengalami kelambatan pada seluruh aspek perkembangannya.
2.6 Remaja: Karakteristik Pertumbuhan dan Perkembangannya
Remaja itu sulit didefinisikan secara
mutlak. Oleh karena itu, dicoba untuk memahami remaja menurut berbagai sudut
pandangan, antara lain menurut hukum, perkembangan fisik, WHO, sosial
psikologi, dan pengertian remaja menurut pandangan masyarakat Indonesia.
1. Remaja Menurut Hukum
Dalam hubungan dengan hukum, tampaknya
hanya undang-undang perkawinan saja yang mengenal konsep “remaja” walaupun
tidak secara terbuka. Usia minimal untuk suatu perkawinan menurut undang-undang
disebutkan 16 tahun untuk wanita dan 19 tahun untuk pria (Pasal 7 Undang-Undang
No.1/1974 tentang Perkawinan).
2. Remaja Ditinjau dari Sudut Perkembangan
Fisik
Dalam ilmu kedokteran dan ilmu-ilmu lain
yang terkait, remaja dikenal sebagai suatu tahap perkembangan fisik dimana
alat-alat kelamin manusia mencapai kematangannya. Masa pematangan fisik ini
berjalan kurang lebih 2 tahun dan biasanya dihitung mulai menstruasi (haid)
pertama pada anak wanita atau sejak anak pria mengalami mimpi basah
(mengeluarkan air mani pada waktu tidur) yang pertama kali. Khusus berkaitan
dengan kematangan seksual merangsang remaja untuk memperoleh kepuasan seksual.
Hal ini dapat menimbulkan gejala onani atau masturbasi. Kartini Kartono (1990:
217) memandang gejala onani ini sebagai tindakan remaja yang negatif, karena
gejala ini merupakan usaha untuk mendapatkan kepuasan seksual yang semu
(penodaan diri).
3. Batasan Remaja Menurut WHO
Remaja adalah suatu masa
pertumbuhan dan perkembangan dimana:
1.
Individu berkembang dari saat
pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya sampai saat
ia mencapai kematangan seksual.
2.
Individu mengalami perkembangan
psikologi dan pola identifikasi dari kanak-kanak menjadi dewasa.
3.
Terjadi peralihan dari
ketergantungan sosial-ekonomi yang penuh kepada keadaan yang relatif lebih mandiri
(Muangman, yang dikutip oleh Sarlito, 1991: 9)
4. Remaja Ditinjau dari Faktor Sosial
Psikologis
Salah satu ciri remaja di
samping tanda-tanda seksualnya adalah: “Perkembangan psikologis dan pada
identifikasi dari kanak-kanak menjadi dewasa”. Puncak perkembangan jiwa itu
ditandai dengan adanya proses perubahan dari kondisi “entropy” ke kondisi
“negen-tropy” (Sarlito, 1991: 11).
Entropy adalah keadaan dimana kesadaran manusia masih belum
tersusun rapi. Walaupun isinya sudah banyak (pengetahuan, perasaan, dan
sebagainya), namun isi-isi tersebut belum saling terkait dengan baik, sehingga
belum bisa berfungsi secara maksimal. Isi kesadaran masih saling bertentangan,
saling tidak berhubungan sehingga mengurangi kerjanya dan menimbulkan pengalaman
yang kurang menyenangkan buat orang yang bersangkutan.
Negentropy adalah keadaan dimana isi kesadaran tersusun dengan
baik, pengetahuan yang satu terkait dengan perasaan atau sikap. Orang dalam
keadaan negentropy ini merasa dirinya sebagai kesatuan yang utuh dan bisa
bertindak dengan tujuan yang jelas, ia tidak perlu dibimbing lagi untuk bisa
mempunyai tanggung jawab dan semangat kerja yang tinggi.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Masa remaja adalah suatu masa perubahan.
Pada masa remaja terjadi perubahan yang cepat baik secara fisik, maupun psikologis
dan tanda-tanda seksualnya. Remaja juga memiliki banyak definisi dan remaja
juga memiliki tugas-tugas perkembangan di antaranya Mencapai hubungan yang baru dan lebih matang dengan teman sebaya baik sesama jenis maupun lawan
jenis. Mencapai peran sosial maskulin dan
feminin.Menerima keadaan fisik
dan dapat mempergunakannya secara efektif
dan masih banyak lagi. Selain itu juga remaja memiliki rentang usia.
3.2 Saran
Dari pembahasan ini semoga
kita dapat mengambil pembelajaran bahwa pembentukan atau pertumbuhan remaja
juga di pengaruhi banyak factor. Jadi mulai sekarang kita harus memperhatikan
perkembangan remaja karena anak remaja memiliki jiwa yang labil dan rasa ingin
tahu yang besar. Ini semua butuh perhatian agar nantinya para remaja itu tidak berprilaku
negative yang nantinya dapat merugikan kita semua.
DAFTAR
PUSAKA
4. Alexabder, T. 1980. Development
Psychology. New York: Litton Educational Publishing, Inc.
5. Mappiare, A. Psikologi Remaja. Surabaya:
Usaha Nasional.
6. Rifai, M. S. S. 1987. Psikologi
Perkembangan Remaja. Jakarta: PT Bina Aksara
8.
Sunarto,H, dan Agung,Hartono. 2008. Perkembangan Peserta Didik.
Jakarta : Rineka Cipta.
9. Hurlock B Elizabeth.1978.Perkembangan Anak Jilid 1. Jakarta : Erlangga
10. Semiawam R.Cony. 1998.Perkembangan dan Belajar Peserta Didik.UNY
11. Sobur Alex.2009.Psikologi Umum. Bandung : Pustaka Setia
No comments:
Post a Comment