DISKUSI
A.
Latar
Belakang
Dalam pelaksanaan bimbingan
konseling ada beberapa teknik yang perlu dipahami oleh pembimbing khususnya
kita sebagai calon konselor agar nantinya dalam menangani masalah tidak
mengalami kesulitan salah satunya dengan teknik diskusi kelompok. Untuk itu
kami menyajikan materi ini sebagai tambahan ilmu ataupun sebagai bahan materi
untuk menunjang pelaksanaan bimbingan konseling.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Pengertian
diskusi ?
2.
Pengertian
diskusi kelompok ?
3.
Pengertian
diskusi kelompok menurut para ahli ?
4.
Diskusi
ditinjau dari tujuannya ?
5.
Peran
pemimpin diskusi kelompok ?
6.
Diskusi
ditinjau dari bentuknya ?
7.
Diskusi
ditinjau dari berbagai aspek ?
8.
Ciri-ciri
diskusi kelompok yang efektif ?
9.
Cara
pengelolaan diskusi kelompok ?
C.
Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini bukan
semata-mata untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah namun
diharapkan makalah ini bisa menjadi bahan untuk menunjang pelaksanaan bimbingan
konseling. Setelah penulisan makalah ini diharapkan agar setiap mahasiswa dapat
menguasai beberapa tehnik ini dengan baik.
1.
DISKUSI
Diskusi adalah
sebuah interaksi komunikasi antara dua orang atau
lebih. Biasanya komunikasi antara mereka/kelompok tersebut berupa salah satu ilmuatau pengetahuan dasar yang akhirnya akan memberikan rasa pemahaman
yang baikdan benar.
Diskusi bisa berupa apa saja yang awalnya disebut topik.
Dari topik inilah diskusi berkembang dan diperbincangkan yang pada akhirnya
akan menghasilkan suatu pemahaman dari topik tersebut.
2.
Diskusi
Kelompok
Pengertian
diskusi kelompok adalah
salah satu bentuk kegiatan yang dilaksanakan dalam bimbingan. Kegiatan diskusi
kelompok merupakan kegiatan yang dilakukan dengan melibatkan lebih dari satu
individu. Kegiatan diskusi kelompok ini dapat menjadi alternatif dalam membantu
memecahkan permasalahan seorang individu.
Diskusi kelompok adalah suatu
pertemuan dua orang atau lebih, baik di dalam forum resmi atau tidak, yang
ditujukan untuk saling bertukar pengalaman, pendapat atau argument dan
biasanya menghasilkan suatu keputusan bersama.
Moh. Surya (1975:107)
mendefinisikan diskusi kelompok merupakan suatu proses bimbingan
dimana murid-murid akan mendapatkan suatu kesempatan untuk menyumbangkan
pikiran masing-masing dalam memecahkan masalah bersama. Dalam diskusi ini
tetanam pula tanggung jawab dan harga diri.
Moh. Uzer Usman
(2005:94) menyatakan bahwa diskusi kelompok merupakan suatu proses
yang teratur yang melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang
informal dengan berbagai pengalaman atau informasi, pengambilan kesimpulan atau
pemecahan masalah.
Berdasarkan pengertian diskusi
kelompok tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa diskusi
kelompok yaitu suatu
cara atau teknik bimbingan yang melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka, dimana setiap anggota kelompok
akan mendapatkan kesempatan untuk menyumbankan pikiran masing-masing serta
berbagi pengalaman atau informasi guna pemecahan masalah atau pengambilan
keputusan. Dalam diskusi kelompok anggota kelompok menunjuk moderator
(pimpinan), menentukan tujuan, dan agenda yang harus ditaati.
4.
Diskusi
ditinjau dari tujuannya
A. The Social
Problem Meeting, merupakan metode pembelajaran dengan tujuan berbincang-bincang
menyelesaikan masalah sosial di lingkungan
B. The
Open ended Meeting, berbincang bincang mengenai masalah apa saja yang
berhubungan dengan kehidupan sehari-hari dimana kita berada
C. The
Educational Diagnosis Meeting, berbincang-bincang mengenai tugas/pelajaran
untuk saling mengoreksi pemahaman agar lebih baik.
5.
Peran
Pemimpin Diskusi Kelompok
Peranan pemimpin diskusi antara lain:
A. Menyusun
rencana diskusi baik fisik maupun non-fisik, seperti waktu, tempat, biaya,
acara, jumlah anggota, penetapan tujuan, dan alat-alat bantu yang diperlukan.
B. Mengemukakan
tujuan-tujuan diskusi termasuk penyampaian topik, tata tertib, dan proses yang
harus diikuti.
C. Memelihara,
mengontrol, menilai diskusi, sehingga tetap pada jalur diskusi yang ditentukan
dan tidak menyimpang dari tujuan.
D.
Mengatasi
situasi-situasi sulit, misalnya pertentangan pendapat atau pembicaraan dikuasai
oleh seseorang.
E.
Membuat
rangkuman hasil diskusi, didalamnya tercakup semua pendapat dan keputusan yang
telah disepakati bersama, termasuk rencana diskusi berikutnya.
F.
Melaporkan
proses dan hasil diskusi kepada pihak pembimbing.
6.
Ditinjau
dari Bentuknya, diskusi kelompok dibedakan menjadi :
A.
Whole Group
Whole Group merupakan bentuk diskusi kelompok besar (pleno,
klasikal,paripurna dsb.)
B.
Buz Group
Buz Group merupakan diskusi kelompok kecil yang terdiri dari (4-5)
orang.
C.
Diskusi
Panel
Diskusi panel pada primsipnya melibatkan beberapa panelis(3-6
orang) yang mempunyai keahlian dalam
bidang masing-masing dan bersepakat mengutarakan pendapat dan pandangannya
mengenai suatu masalah objek tertentu untuk kepentingan pendengar. Panel
dipimpin oleh seorang moderator. Masalah yang didiskusikan dapat memberikan
berbagai penerangan atau perluasan pengetahuan kepada pendengar tentang masalah
yang sedang hangat dalam masyarakat.
Tidak selalau para penulis menulis satu pendapat, bahkan perbedaan pendapat penulis
lebih merangsang para pendengar. Dengan mendengarkan beberapa pendapat para
ahli, pendengar akan dibimbing kearah berfikir secara kritis dan melatih
kemampuan menganalisis masalah. Berhasil atau tidaknya panel sangat tergantung
kepada kelincahan moderator.
D.
Syndicate Group
Syndicate Group merupakan bentuk diskusi dengan cara membagi kelas menjadi
beberapa kelompok kecil yang terdiri dari (3-6) orang yang masing-masing
melakukan tugas-tugas yang berbeda.
E.
Brainstorming
Brainstorming merupan Bentuk yang dapat dipakai untuk mendiskusikan segala masalah. Yang dimaksud dengan brainsterming adalah aktifitas dari sekelompok orang yang memproduksi/menciptakan gagasan yang baru sebanyak-banyaknya dengan menggunakan cara diskusi iuran. Brainstorming ini dipakai apabila:
Brainstorming merupan Bentuk yang dapat dipakai untuk mendiskusikan segala masalah. Yang dimaksud dengan brainsterming adalah aktifitas dari sekelompok orang yang memproduksi/menciptakan gagasan yang baru sebanyak-banyaknya dengan menggunakan cara diskusi iuran. Brainstorming ini dipakai apabila:
i. Ingin
menentukan informasi macam apa yang diperlukan dan bagaimana mendapatkan informasi
tersebut.
ii. Ingin
menentukan criteria yang tepat untuk menguji tepat tidaknya sebuah gagasan.
iii.
Ingin
menetukan gagasan yang mana yang mungkin dilakukan.
iv.
Ingin
mengetahui bagaimana pelaksanaan keputusan secepat-cepatnya.
v.
Ingin
menyumbangkan ide baru tanpa dinilain,dikritik dan dianalisis.
Dengan bentuk brainstorming ini diharapkan
tercetus gagasan atau kritik sebanyak-banyaknya. Semakin banyak gagasan atau
kritik, semakin baik. Dalam hal ini peserta berlatih pula menggabungkan dan
meningkatkan gagasan-gagasan. Karena itu bentuk ini sangat berguna bagi orang
yang sudah berpengalaman untuk meningkatkan keterampilannya berdiskusi dan yang
belumberpengalaman dapat mencontoh cara berdiskusi.
Moderator dalam bentuk ini sangat
berperan. Kalau brainstorming mendadak berhenti karana kehabisan gagasan,
moderator dapat memancingnya dengan mengemukakan gagasan-gagasan yang telah
disepakati dan memberikan pertanyaan-pertanyaan. Dalam hal ini dibutuhkan
keterampilan moderator, karena brainstorming mengundang pemecahan masal dengan
banyak kemungkinan, dalam bentuk ini diperlukan pula seorang notulis untuk
merekam jalannya diskusi dan mencatat gagasan yang timbul.
F.
Simposium
Simposium sering menggunakan sidang paralel, karena ada beberapa orang
penyaji. Simposium hampir sama dengan
panel, hanya lebih bersifat formal. Pemasaran harus menyampaikan masalah
mengenai suatu masalah yang disorot dari sudut keahlian masing-masing. Peranan
moderator tidak seaktif dalam diskusi panel, tetapi sebaliknya para pendengar
atau pesertalah yang lebih aktif berpartisipasi. Masalah yang dibahas dalam
simposium mempunyai ruang lingkup yang luas, sehingga perlu ditinjau dari
berbagai sudut atau aspek ilmu untuk mendapatkan perbandingan. Pada symposium
diadakan sanggahan umum terhadap suatu prasarana dan sanggahan itu disusun
secara tertulis. Para peserta dapat mengemukakan pendapatnya secara langsung
kepada pemrasaran melalui moderator. Dalam simposium tidak diambil suatu
keputusan, tetapi hanya untuk mendapat perbandingan tentang suatu masalah.
G.
Colloqium
Colloqium strategi diskusi yang dilakukan dengan melibatkan satu atau
beberapa nara sumber (manusia sumber) yang berusaha menjawab pertanyaan dari
audience. Audience menginterview nara sumber selanjutnya diteruskan dengan
mengundang pertanyaan dari peserta (audience) lain Topik dalam diskusi ini
adalah topik baru sehingga tujuan utama dari diskusi ini adalah ingin
memperoleh informasi dari tangan pertama.
H.
Informal Debate
Informal Debate merupakan diskusi dengan cara membagi kelas menjadi 2
kelompok yang pro dan kontra yang dalam diskusi ini diikuti dengan tangkisan
dengan tata tertib yang longgar agar diperoleh kajian yang dimensi dan
kedalamannya tinggi. Selanjutnya bila penyelesaian masalah tersebut dilakukan
secara sistematis disebut diskusi informal.
Adapun langkah dalam diskusi informal adalah :
i.
Menyampaikan
problema
ii.
Pengumpulan
data
iii.
Alternatif
penyelesaian
iv.
Memlilih
cara penyelesaian yang terbaik.
I.
Fish Bowlm
Fish Bowlm merupakan diskuasi dengan beberapa orang peserta dipimpin
oleh seorang ketua mengadakan diskusi untuk mengambil keputusan.
Diskusi model ini biasanya diatur dengan tempat duduk melingkar dengan 2 atau 3
kursi kosong menghadap peserta diskusi. Kelompok pendengar duduk
mengelilingi kelompok diskusi sehingga seolah-olah peserta melihat
ikan dalam mangkok.
J.
SEMINAR
Seminar merupakan kegiatan diskusi yang banyak dilakukan dalam
pembelajaran. Seminar pada umumnya merupakan pertemuan untuk membahas masalah
tertentu dengan prasaran serta tanggapan melalui diskusi dan pengkajian untuk
mendapatkan suatu konsensus/keputusan bersama. Masalah yang dibahas pada
umumnya terbatas dan spesifik/tertentu, bersifat ilmiah dan subject approach.
Berbeda dengan symposium, masalah, yang
dibahas dalam seminar mempunyai ruang lingkup yang terbatas dan tertentu.
Tujuannya adalah untuk mendapatkan jalan keluar dari suatu masalah. Oleh sebab
itu, peserta seminar terdiri dari orang-orang yang berkecimpung dalam masalah
tersebut, sehingga dapat memberikan pandangan dan pendapat dalam pemecahan masalah
tersebut. Seminar merupakan pembahasan secara ilmiah, walaupun yang menjadi
topik pembicaraan hal-hal yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Oleh
sebab itu, seminar harus diakhiri dengan kesimpulan dan keputusan-keputusan
baik berbentuk usul, saran, resolusi, atau rekomendasi.
Secara garis besarnya, seminar dilaksanakan sebagai berikut:
i.
Dimulai
dengan mendengarkan pandangan umum tentang suatu masaalah,
ii.
Peserta
dibagi menjadi beberapa kelompok (sdang komisi),
iii.
Kelompok-kelompok
bersidang kembali untuk mensyahkan kesimpulan komisi (siding pleno),
iv.
Hasil
dirumuskan dalam bentuk usul, saran, resolusi, dan sebagianya yang dianggap
perlu.
K.
Lokakarya/widya
karya
Lokakarya/widya karya kata lainnya workshop merupakan pengkajian masalah tertentu melalui
pertemuan dengan penyajian prasaran dan tanggapan serta diskusi secara teknis
mendalam. Dalam diskusi ini bila perlu diikuti dengan demonstrasi/peragaan
masalah tersebut. biasanya lokakarya ini didikuti oleh sekelompok orang yang
bergerak dalam lingkungan kerja yang sejenis atau seprofesi atau pada umumnya para ahli. Tujuannya mendapatkan konsensus/keputusuan
bersama mengenai masalah tersebut. Lokakarya diadakan jika:
i.
Ingin
mengevaluasi suatu proyek yang sudah dilaksanakan.
ii.
Ingin
mengadakan pembahasan sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat,
iii.
Untuk
bertukar pengalaman dengan tujuan lebih meningkatkan kemampuan kerja.
L.
Diskusi
Diskusi berasal dari bahasa latin yaitu discutio atau discusium yang artinya bertukar pikiran. Akan tetapi belum tentu setiap kegiatan bertukar pikiran dapat dikatakan berdiskusi. Diskusi pada dasarnya merupakan suatu bentuk tukar pikiran yang teratur dan terarah, baik dalam kelompok kecil atau besar, dengan tujuan untuk mendapatkan suatu pengertian, kesepakatan, dan keputusan bersama mengenai suatu masalah. Dengan demikian bertukar pikiran baru dapat dikatakan berdiskusi apabila:
Diskusi berasal dari bahasa latin yaitu discutio atau discusium yang artinya bertukar pikiran. Akan tetapi belum tentu setiap kegiatan bertukar pikiran dapat dikatakan berdiskusi. Diskusi pada dasarnya merupakan suatu bentuk tukar pikiran yang teratur dan terarah, baik dalam kelompok kecil atau besar, dengan tujuan untuk mendapatkan suatu pengertian, kesepakatan, dan keputusan bersama mengenai suatu masalah. Dengan demikian bertukar pikiran baru dapat dikatakan berdiskusi apabila:
i.
Ada
masalah yang dibicarakan,
ii.
Ada
seorang yang bertindak sebagai pemimpin diskusi,
iii.
Ada peserta
sebagai anggota diskusi,
iv.
Setiap
anggota mengemukakan pendapatnya dengan teratur,
v.
Kalau
ada kesimpulan atau keputusanhal itu disetujui semua anggota.
M.
Debat
Debat pada dasarnya debat merupakan pembantahan tentang suatu hal dengan saling member alas an untuk mempertahankan pendapat atau pendiriannya. Dalam berdebat yang bersangkutan sebetulnya mempunyai argument tentang suatu masalah. Tentu terdapat dua pihak yang saling berbeda pendirian. Fungsi debat disini ialah membantu proses pengambilan keputusan dengan menyajikan argumentasi yang meyakinkan.
Debat pada dasarnya debat merupakan pembantahan tentang suatu hal dengan saling member alas an untuk mempertahankan pendapat atau pendiriannya. Dalam berdebat yang bersangkutan sebetulnya mempunyai argument tentang suatu masalah. Tentu terdapat dua pihak yang saling berbeda pendirian. Fungsi debat disini ialah membantu proses pengambilan keputusan dengan menyajikan argumentasi yang meyakinkan.
7.
Bentuk
-bentuk Diskusi Kelompok di lihat dari Berbagai Aspek
A.
Di
lihat dari jumlah anggota terbagi menjadi kelompok besar dan
kelompok kecil. Kelompok besar terdiri atas 20 orang atau lebih sedangkan
kelompok kecil kurang dari 20 orang,biasanya sekitar 2-12 orang.
B.
Di
lihat dari pembentukan terbagi atas bentuk formal dan non formal. Bentuk formal
biasanya sengaja di bentuk sedangkan bentuk nonformal terbentuk secara spontan
tanpa direncanakan.
C.
Di
lihat dari tujuan terbagi atas pemecahan masalah dan terapi anggota. Pemecahan
masalah menekankan pada hasil diskusi sedangkan terapi anggota menekankan pada
proses diskusi.
D.
Di
lihat dari waktu diskusi terbagi atas marathon dan regular.maraton berlangsung
secara terus menerus,5-12 jam sedangkan regular berkisar 1-2 jam,mungkin dilaksanakan
berulang-ulang.
E.
Di
lihat dari masalah yang dibahas ada bentuk sederhana dan bentuk kompleks.bentuk
sederhana relative mudah dipecahkan sedangkan masalah yang kompleks sulit
dipecahkan.
F.
Di
lihat dari aktivitas kelompok ada terpusat pada pemimpin dan
demokratis.jika diskusi kelompok terpusat pada pemimpin anggota kurang aktif
melainkan pemimpin yang sangat dominan sedangkan demokratis antara anggota dan
pemimpin sama-sama aktif.
8.
Ciri -
ciri Diskusi Kelompok yang Efektif
Keberhasilan diskusi kelompok dapat dilihat dari segi hasil dan proses
diskusi :
A.
Dari
segi hasilnya,diskusi yang efektif ialah :
i.
Masalah
yang di diskusikan dapat terpecahkan.
ii.
Ada
keputusan yang dapat direalisasikan.
iii.
Waktu
diskusi tidak diperpanjang.
iv.
Semua
peserta diskusi menerima dan menghormati keputusan diskusi, meskipun di luar
tempat dan waktu diskusi.
B.
Dari
segi prosesnya,diskusi yang efektif ialah:
i.
Semua
peserta mengambil bagian secara aktif,
ii.
Pertentangan
pendapat dan ketegangan dapat diatasi,sebelum diskusi selesai.
iii.
Diskusi
memberikan rasa puas diantara anggotanya.
iv.
Keterampilan
para siswa makin bertambah.
9.
Pengelolaan
Diskusi Kelompok
A.
Persiapan
Selain mempersiapkan topic, tujuan, waktu, dan tempat diskusi, ada 2 hal
yang perlu diperhatikan yaitu besarnya anggota kelompok, dan pengaturan tempat
duduk.
i.
Kelompok
belajar sebaiknya antara 3-6 siswa,lebih dari 6 siswa biasanya sulit mencari
tempat diskusi,kurang serius,dan kurang efektif.diskusi untuk memecahkan
masalah social-pribadi dapat diikuti oleh 10-15 orang.dalam diskusi seperti ini
sedikit anggota mendorong suasana hangat,dan jika terlalu banyak anggota akan
mengurangi kesempatan bicara bagi anggota lain.
ii.
Tempat
duduk peserta diskusi hendaknya diatur setengah lingkaran atau lingkaran
penuh,sehingga tidak satupun peserta menghadap punggung anggota lain.
B.
Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan diskusi kelompok,sering terjadi situas kritis,situasi
yang diinginkan dan alternatif pemecahannya.sebelum melatih siswa mengatasi
situasi kritis,pembimbing perlu lebih dulu menguasai tehnik pemecahan dengan
cara berlatih atau mengamati diskusi kelompok.
C.
Tindak
lanjut
Banyak sekali keputusan atau hasil diskusi yang hanya berakhir di laci
meja tanpa tindak lanjut,tanpa realisasi.kebiasaan ini pantas dihindari.maka
dari itu pembimbing peerlu melatih dan membiasakan siswa untuk mengambil
keputusan yang sederhana tetapi dapat direalisasikan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Diskusi kelompok merupakan suatu dialog yang
sering dilakukan dalam sebuah kelompok yang dapat bertukar pengalaman,
informasi dan pendapat serta dapat menghasilkan keputusan dari hasil diskusi
itu sendiri. Diskusi kelompok adalah salah satu bentuk kegiatan kelompok, sebab
kegiatan kelompok sangat beraneka ragam seperti rekreasi bersama dan bekerja bersama.
Dengan adanya diskusi kelompok ini bisa
menjadi tempat untuk berbagi antara anggota kelompok,pemecahan suatu masalah
tertentu sehingga para anggota bisa berkembang secara optimal.bentuk-bentuk
diskusi kelompok ada bermacam-macam tergantung dari aspek mana kita melihatnya.
Diskusi kelompok bukan hanya bermanfaat bagi para anggota namun tentunya
tambahan ilmu bagi pembimbing.
B. Saran
Kiranya dalam pelaksanaan diskusi kelompok
nanti semua anggota bisa beperan aktif, tentunya semua itu tidak luput dari pengawasan
dan keaktifan dari pembimbing artinya bisa terjalin kerja sama bukan hanya
antara anggota namun antara anggota dengan pembimbing.untuk lebih mengaktifan
diskusi kelompok nanti sebaiknya diselingi dengan berbagai permainan yang bisa
menghangatkan suasana agar diskusi kelompok itu tidak terlalu membosankan.
No comments:
Post a Comment