ALAT UCAP
1.
Alat Ucap Manusia
Alat ucap adalah organ pada tubuh manusia yang
berfungsi dalam pengucapan bunyi. Organ-organ yang terlibat antara lain adalah
paru-paru, laring, faring, rongga
hidung, rongga mulut, bibir, gigi, lidah, alveolum, palatum, velum, danuvula.
Dalam fonetik artikulatoris hal pertama yang
dibicarakan adalah alat ucap manusia yang menghasilkan bunyi bahasa. Sebenarnya
alat ucap itu juga memiliki fungsi utama lain yang bersifat biologis.
Bunyi-bunyi yang terjadi pada alat-alat ucap itu
biasanya diberi nama sesuai dengan alat ucap itu namun disesuaikan dengan nama
latinnya, misalnya :
A. Paru-paru (lung)
B. Batang tenggorokan (trachea)
C. Pangkal
tenggorokan (larynx) laringal
D. Pita suara (vocal cord)
E. Krikoid (cricoid)
F. Tritoid (thyroid) atau lekum
G. Aritenoid (arythenoid)
H. Dinding rongga
kerongkongan (pharynx) faringal
I. Epiglotis (epiglottis)
J. Akar lidah (root of the tongue)
K. Pangkal
lidah (dorsum) dorsal
L. Tengah
lidah (medium) medial
M. Daun
lidah (laminum) laminal
N. Ujung
lidah (apex) apical
O. Anak
tekak (uvula) uvular
P. Langit-langit
lunak (velum)
Q. Langit-langit
keras (palatum)
R. Gusi, lekung kaki gigi (alveolum)
alveolar
S. Gigi atas (upper teeth dentum)
T. Gigi bawah (lower teeth dentum)
U. Bibir atas (upper lip labium)
V. Bibir bawah (lower lip labium)
W. Mulut (mouth)
X. Rongga mulut (oral cavity)
Y. Rongga hidung (nasal cavity)
Selanjutnya sesuai dengan bunyi bahasa itu dihasilkan,
maka harus kita gabungkan istilah dari dua nama alat ucap itu. Misalnya, bunyi
apikodental yang gabungan antara ujung lidah dengan gigi atas.
2.
Klasifikasi Bunyi
A.
Vokal dan Konsonan
Pada umumnya bunyi
bahasa dibedakan atas vokal dan konsonan. Bunyi vokal dihasilkan dengan pita suara
terbuka sedikit. Bunyi konsonan terjadi setelah arus udara melewati pita suara
yang terbuka sedikit atau agak lebar. Jadi, beda terjadinya bunyi vokal dan
konsonan adalah arus udara dalam pembentukan bunyi vokal, setelah melewati pita
suara tidak mendapat hambatan apa-apa, sedangkan dalam
pembentukan bunyi konsonan arus udara itu masih mendapat hambatan atau
gangguan.
B.
Klasifikasi
Vokal
Bunyi vokal biasanya
diklasifikasikan dan diberi nama berdasarkan posisi lidah dan bentuk mulut. Posisi lidah bisa
bersifat vertikal bisa bersifat horizontal. Secara vertikal dibedakan adanya
vokal tinggi (I dan u), vokal tengah (e dan o) dan vokal rendah (a). Secara horizontal dibedakan
adanya vokal depan (i dan e), vokal pusat (?), dan vokal belakang (u dan o).
C.
Klasifikasi
Konsonan
Bunyi konsonan dibedakan
berdasarkan tiga patokan atau kriteria yaitu posisi pita suara, tempat
artikulasi, dan cara artikulasi. Sedangkan berdasarkan posisi pita suara
dibedakan adanya bunyi bersuara dan tak bersuara.
Faringalisasi : dilakukan dengan
cara menarik lidah ke arah belakang ke dinding faring
D.
Proses Terjadinya Bunyi
Proses
produksi suara pada manusia dapat dibagi menjadi tiga
buah proses fisiologis, yaitu : pembentukan aliran udara dari paru-paru, perubahan
aliran udara dari paru-paru menjadi suara, baik voiced, maupun unvoiced yang dikenal dengan istilah phonation, dan artikulasi
yaitu proses modulasi/ pengaturan suara menjadi bunyi yang spesifik.
Organ tubuh
yang terlibat pada proses produksi suara adalah : paru-paru, tenggorokan (trachea),
laring (larynx), faring (pharynx), pita suara (vocal cord),
rongga mulut (oral cavity), rongga hidung (nasal cavity),
lidah (tongue), dan bibir (lips), seperti dapat dilihat pada
gambar diatas!
Organ tubuh
ini dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian utama, yaitu : vocal tract(berawal di awal
bukaan pita suara atau glottis, dan berakhir di bibir), nasal tract (dari velum sampai nostril), dan source generator (terdiri dari paru-paru, tenggorokan,
danlarynx). Ukuran vocal
tract bervariasi untuk
setiap individu, namun untuk laki-laki dewasa rata-rata panjangnya sekitar 17
cm. Luas dari vocal tract juga bervariasi antara 0 (ketika seluruhnya tertutup)
hingga sekitar 20 cm2. Ketika velum,
organ yang memiliki fungsi sebagai pintu penghubung antara vocal tract dengan nasal tract, terbuka, maka
secara akustik nasal tract akan bergandengan dengan vocal tract
untuk menghasilkan suara nasal.
Aliran udara
yang dihasilkan dorongan otot paru-paru bersifat konstan. Ketika pita suara
dalam keadaan berkontraksi, aliran udara yang lewat membuatnya bergetar. Aliran
udara tersebut dipotong-potong oleh gerakan pita suara menjadi sinyal pulsa
yang bersifat quasi-periodik.
Sinyal pulsa tersebut kemudian mengalami modulasi frekuensi ketika melewatipharynx,
rongga mulut ataupun pada rongga hidung. Sinyal suara yang dihasilkan pada
proses ini dinamakan sinyal voiced.
Namun, apabila pita suara dalam keadaan relaksasi, maka aliran udara akan
berusaha melewati celah sempit pada permulaan vocal tract sehingga alirannya
menjadi turbulen, proses ini akan menghasilkan sinyal unvoiced.
Ketika sumber
suara melalui vocal tract,
kandungan frekuensinya mengalami modulasi sehingga terjadi resonansi pada vocal tract yang disebut formants. Apabila sinyal
suara yang dihasilkan adalah sinyal voiced,
terutama vokal, maka pada selang waktu yang singkat bentuk vocal tract relative konstan (berubah secara
lambat) sehingga bentuk vocal
tractdapat diperkirakan dari bentuk spektral sinyal voiced.
Aliran udara
yang melewati pita suara dapat dibedakan menjadi phonation, bisikan, frication,
kompresi, vibrasi ataupun kombinasi diantaranya. Phonated excitation terjadi bila aliran udara dimodulasi
oleh pita suara. Whispered
excitation dihasilkan oleh
aliran udara yang bergerak cepat masuk ke dalam lorong bukaan segitiga kecil
antara arytenoids cartilage di belakang pita suara yang hampir
tertutup. Frication
excitation dihasilkan oleh
desakan di vocal tract. Compression excitation dihasilkan akibat pelepasan udara
melalui vocal tract yang tertutup dengan tekanan tinggi. Vibration excitation disebabkan oleh udara yang dipaksa
memasuki rusang selain pita suara, khususnya lidah. Suara yang dihasilkan oleh Phonated excitation disebut voiced. Suara yang dihasilkan oleh Phonatedexcitation ditambah frication disebut mixed voiced, sedangkan yang dihasilkan oleh selain
itu disebut unvoiced.
Karakteristik suara tiap individu bersifat unik karena terdapat perbedaan dalam
hal panjang maupun bentuk vocal tract.
E.
Artikulasi
i.
Proses
Artikulasi
- Labialisasi : dilakukan dengan
membulatkan bentuk mulut.
- Palatilisasi : dilakukan
dengan menaikkan bagian depan lidah.
- Velarisasi : dilakukan dengan
cara menaikkan belakang lidah ke arah langit-langit lunak.
Alat ucap
terbagi dua yaitu artikulator
pasif dan artikulator aktif. Artikulator pasif adalah organ-organ yang tak
bergerak sewaktu terjadi artikulasi suara
seperti bibir atas, gigi atas dan alveolum.
Artikulator
aktif bergerak ke arah artikulator pasif untuk menghasilkan berbagai bunyi
bahasa dengan berbagai cara. Artikulator aktif utama adalah lidah, uvula, dan rahangbawah (termasuk gigi bawah dan bibir bawah).
Bunyi-ujaran
dihasilkan oleh berbagai macam kombinasi dari alat-ucap yang terdapat dalam
tubuh manusia. Ada tiga macam alat-ucap yang perlu untuk menghasilkan suatu
bunyi-ujaran, yaitu:
1. Udara : yang dialirkan keluar dari paru-paru.
2. Artikulator : bagian dari alat-ucap yang dapat digerakkan
atau digeserkan untuk menimbulkan suatu bunyi.
ii.
Titik artikulasi
Titik
artikulasi ialah bagian dari
alat-ucap yang menjadi tujuan sentuh dari artikulator dalam menimbulkan bunyi-ujaran /k/
misalnya, dapat kita lihat kerja sama antara ketiga faktor tersebut dia atas.
Mula-mula udara mengalir keluar dari paru-paru, sementara itu bagian belakang
lidah bergerak ke atas serta merapat ke langit-langit lembut. Akibatnya udara
terhalang. Dalam hal ini belakang lidah menjadi artikulatornya, karena belakang
lidah merupakan alat-ucap yang bergerak atau digerakkan, sedangkan
langit-langit lembut menjadi titik artikulasinya, karena dia tidak bergerak,
dia menjadi tempat tujuan atau tempat sentuh belakang lidah.
Yang termasuk
alat ucap adalah: paru-paru (tempat asal aliran udara), tenggorokan, di ujung
atas tenggorokan ( laring ) terdapat pita suara. Ruang di atas pita suara
hingga ke perbatasan rongga hidung disebut faring . Alat-alat ucap yang
terdapat dalam rongga mulut adalah: bibir ( labium ), gigi ( dens ), lengkung
kaki gigi ( alveolum ), langit-langit keras ( palatum ), langit-langit lembut (
velum ), anak tekak ( uvula) , lidah, yang terbagi lagi atas beberapa bagian yaitu:
ujung lidah ( apex ), lidah bagian depan, lidah bagian belakang dan akar lidah.
Di samping
rongga-rongga laring, faring dan rongga mulut sebagaimana telah disebutkan di
atas, rongga hidung juga memainkan peranan yang penting dalam menghasilkan bunyi.
Dalam bidang fonetik
artikulasi, daerah
artikulasi ialah titik
penyentuhan di mana berlakunya halangan dalam saluran
vokal antara artikulator aktif (bergerak, biasanya sebahagian
lidah) dan artikulator pasif (pegun, biasanya sebahagian lelangit mulut) untuk
menghasilkan konsonan. Bersama cara
artikulasi dan pembunyian, inilah yang menentukan bunyi tersendiri sesebuah
konsonan.
Contohnya,
bibir bawah yang aktif boleh menyentuh bibir atas yang pasih (dwibibir, seperti [m]) atau gigi atas (bibir-gigi, seperti [f]). Lelangit keras
boleh disentuh oleh bahagian depan atau belakang lidah. Jika depan lidah digunakan,
maka daerahnya dipanggilgelungan; juga belakang lidah (”dorsum”) pula, maka lelangit (palatal)
namanya.
Daerah artikulasi (pasif dan aktif):
1. Ekso-labial
2. Endo-labial
3. Gigi (Dental)
4. Gusi (Alveolar)
5. Belakang gusi (Postalveolar)
6. Pra-lelangit (Pre-palatal)
7. Lelangit (Palatal)
8. Velar
9. Uvular
10. Farinks
11. Glotis
12. Epiglotis
13. Akar (Radikal)
14. Postero-dorsal
15. Antero-dorsal
16. Laminal
17. Hujung lidah (Apikal)
18. Sub-apikal
Terdapat lima
artikulator aktif yang asas, iaitu: bibir (”labial“), depan lidah yang lentur (”koronal“), bahagian tengah/belakang lidah (”dorsal“), akar lidah bersama epiglotis(”radikal“), dan larinks (”glotis“). Artikulator-artikulator ini boleh bertindak
sendirian, atau dua daripadanya boleh bertindak serentak.
Artikulasi
pasif pula tidak jelas sempadan daerahnya, iaitu berlakunya pertindanan antara
daerah lidah-bibir dan antargigi, antargigi dan gigi, gigi dan gusi, gusi dan
lelangit, lelangit dan velar, dan velar dan uvular, yang boleh disentuh oleh
mana-mana konsonan.
Selain itu,
apabila bagian depan lidah digunakan, itupun sama ada permukaan atas ataudaun lidah (”laminal“), ataupun hujung lidah (”apikal“), atau permukaan bawahnya (”sub-apikal“), yang melakukan sentuhannya; ketiga-tiganya bertindak
menjadi satu tanpa aturan yang jelas.
iii.
Jenis-Jenis Artikulasi
Pada bahasan sebelumnya telah dipelajari
alat-alat ucap dengan baik. berbagai bunyi yang kta dengar dari alat bunyi
merupakan hasil macam-macam penyekatan atau rintangan terhadap udara yang
ditiupkan ke dalamnya. Paru-paru dapat menghembuskan udara ke tempat alat ucap yang
ada di atasnya melalui tenggorokan dan kerongkongan dapat mengalami macam-macam
penyekatan dan rintangan. Rongga yang dilalui aliran udara itu dapat
berubah-ubah bentuknya disebabkan oleh jenis-jenis gerakan artikulator.
Artikulator adalah bagian alat ucap yang
dapat bergerak dan menyentuh daerah artikulasi. Daerah artikulasi atau titik
artikulasi selalu berada pada posisi tetap, tidak dapat bergerak. Sebagai
akibat dari gerakan artikulator-artikulator yang menyentuh titik artikulasi
terjadilah jenis-jenis artikulasi.
Jenis-jenis
artikulasi yang dimaksud adalah sebagai berikut.
1.
Hentian (stop), terjadi karena aliran udara terhenti
sepenuhnya pada suatu tempat oleh alat ucap yang menutup rapat, sehingga
terbentuklah bunyi-bunyi seperti p, b, t, d, k, g.
2.
Spiran, terjadi bila rongga tempat udara lewat
menyempit sehingga terbentuklah bunyi-bunyi berdesis seperti s,sy,z.
3.
Getar atau trill, terjadi bila salah satu alat ucap
bergetar sehingga terbentuk bunyi r.
4.
Vokal, terjadi bila udara yang keluar dari paru-paru
boleh dikatakan tidak mendapat rintangan, sedangkan rongga mulut berubah-ubah
bentuknya karena gerakan lidah dan bibir, sehingga terbentuklahh bunyi-bunyi
seperti a, i, u, e, o.
5.
Frikatif, pada dasarnya jenis artikulasi ini termasuk
ke dalam spiran. Bunyi f, v, dan sebagainya menjadi bunyi yang dihasilkan jenis
bunyi ini.
1 comment:
Terima kasih banyak Bro Julianto untuk blog yang sangat membantu. Keterangannya singka namun sangat jelas. Gampang dimengerti bagi kami yang ingin belajar Fonologi Dasar.
God bless....
Post a Comment